BODOH!!! batin Riyan.
Riyan melangkah keluar villa,engabailan semua orang yang menatapnya. tapi tari mengejar dan menarik tangan Riyan sebelum Riyan keluar. Riyan kaget, baru sekarang Riyan merasakan adiknya sangat emosi.
" bang! kalo Lo berani temuin dia lagi, gue pastiin kak Risa gak bakalan jadi istri Lo". ucap tari sinis. Riyan kaget dan terdiam dengan kata kata tari.
" sini Lo bang!" tari menarik paksa tangan Riyan menuju parkiran villa.
" Lo gila apa bego sih bang?!" maki tari begitu mereka tiba diparkiran.
" gue gak gila, gue waras!!" bentak Riyan pada tari.
" ELO MAU NIKAH BEGO!!" tari mulai berteriak.
" gue tau!" bentak Riyan lagi.
" kalo Lo gak bisa move on dari kak Ayana, mendingan Lo bilang dari sekarang sama semua keluarga, batalin pernikahan Lo sama kak Risa, dari pada Lo nyakitin kak Risa" ucap tari tegas
" Lo sadar gak sih Lo udah nyakitin kak Risa dengan perubahan sikap Lo?!" ucap tari lagi.
Riyan hanya bisa diam mendengarkan kata kata tari.
" Lo inget kan bang, kak Ayana udah ninggalin Lo gitu aja tanpa kejelasan, trus sekarang tiba tiba dia nongol disaat pernikahan Lo sama kak Risa udah didepan mata!!" ucap tari yang mulai menangis.
" Lo tau kak Risa berubah karena Lo bang!"
" demi Lo! karena kak Risa mau jadi istri yang terbaik buat Lo, bego!!" tari mengangis, Riyan masih terdiam.
" silahkan Lo temuin dia, gue sendiri yang bakal bilang kesemua keluarga, dan gue pastiin kak Risa gak bakal jadi istri Lo" bentak tari keras lalu langsung meninggalkan Riyan diparkiran. tapi Riyan dengan cepat menarik tari ke pelukannya.
" maafin Abang de" ucap Riyan
" Lo Abang gue paling bego" sahut tari disela tangisannya
" Abang tau Abang salah, makasih ya Lo udah ngingetin juga nyadarin Abang" ucap Riyan lembut
" tari cuma mau Abang inget sama kak Risa, lupain kak Ayana, dia cuma masa lalu bang,
hiks hiks hiks" ucap tari masih menangis.
" iya dek"
" ya udah nangis nya, kita balik ke dalem yuk" ajak Riyan. tari menghapus air matanya. mereka kembali melangkah menuju villa.
dalam hati, Riyan bertekad untuk menghapus masa lalu dan fokus dengan masa depan yang sudah didepan mata.
' bismillah, Lo bisa lupain dia yan' batin Riyan.
***
setelah sholat isya berjamaah, jam makan malam pun sudah tiba. mereka masih duduk santai mengobrol diruang keluarga. rencananya mereka akan pulang ke Jakarta dengan penerbangan malam.
" makan malam dulu semuanyaaa!" teriak tari membuat semua orang terkekeh. dan semua orang menghampiri meja makan.
diam diam Larisa memperhatikan satu persatu orang yang ada disana. baginya ini adalah moment terindah dan terlangka dalam hidupnya. Larisa bersyukur bisa mengenal keluarga Riyan, setelah selesai makan malam, mereka kembali bersantai ditaman belakang villa, menikmati udara malam yang damai di villa.
" bunda, kita pulang jam berapa?" tanya tari
" jam delapan sayang" ucap bunda lembut.
" oke" sahut tari
" kak Risa" panggil tari
" kenapa dek?"
" duduk sana yuk" ajak tari
" boleh, yuk"
Larisa dan tari melangkah menuju ayunan, duduk berdua sambil menatap langit.
" kak" panggil tari
" kenapa dek?"
" kalo Kaka ada masalah jangan ragu buat jadiin tari temen curhat Kaka ya" ucap tari tulus.
" iya dek, makasih ya" sahut Risa tersenyum.
setelah berbincang dengan sedikit candaan, mereka kembali berkumpul bersama keluarga.
" bunda, Riyan kan bawa mobil, jadi Riyan gak bareng ya" ucap Riyan
" Risa juga bawa mobil, jadi gimana?" ucap Risa tiba tiba.
" kamu gak boleh bawa mobil, baru aja sembuh perjalanan Bandung Jakarta kan lumayan nak" tegur papa lembut.
" trus mobil Risa gimana pa?"
" biar nanti papa suruh orang bawa ke Jakarta mobil kamu ya"
" Riyan juga gak boleh bawa mobil, barengan aja" ucap papa.
" Riyan kan sehat pa" jawab Riyan terkekeh
" papa kamu bener nak, gak ada yang bawa mobil, kita semua barengan aja pake pesawat" ucap ayah.
" ya udah Riyan ngikut aja baiknya"
" bagus" ucap ayah sambil tertawa.
pukul 8 malam mereka sudah tiba dibandara, Riyan langsung membeli 6 tiket menuju Jakarta. pak Zain hanya mengantar sampai bandara.
" papa jangan lupa Dateng ke nikahan Risa ya" ucap Risa sambil memeluk papanya.
" pasti dong nak, papa kan wali kamu"
" papa kenapa gak ikut kejakarta bareng aja sekarang?"
" gak nak, besok pagi papa ada meeting tapi papa janji papa akan Dateng"
" Risa bakalan kangen banget sama papa" ucap Risa berkaca kaca.
" papa juga bakal kangen banget sama putri kesayangan papa" ucap papa sedih.
" Risa berangkat ya pa, papa jaga kesehatan, jangan terlalu cape" pesan Risa, dan mencium punggung tangan papa nya.
" iya nak, Risa juga jaga kesehatan ya" ucap papa lalu mencium dahi Risa.
Risa melambaikan tangan ke arah papa sebelum berangkat.
Riyan masih duduk santai dikursi penumpang sambil menunggu take off. tiba tiba seseorang menyapanya.
" loh captain Riyan" sapa alam.
" eh alam" Riyan menjabat tangan alam.
" flight dengan siapa kamu hari in" tanya Riyan.
" captain Randi capt!"
" dimana Randi?"
" sudah di kokpit"
" penerbangan masih berapa menit lagi lam?"
" 15 menit lagi capt, tapi diperkirakan mengalami delay, di undur 30 menit lagi" jelas alam.
" ya sudah, saya ketemu Randi dulu"
Risa memperhatikan Riyan, matanya menyipit melihat Riyan berjalan bersama co pilot menuju kokpit.
' kok mas Riyan boleh masuk sih' batin Risa.
sampai di kokpit Riyan menyapa Randi.
" hey capt" Riyan menepuk bahu Randi.
" woah, captain Riyan" Randi memeluk Riyan.
" long time no see capt" ucap Randi terkekeh.
" anda terlalu sibuk capt" sahut Riyan tertawa.
" perlu bicara formal kah?" tanya Randi terkekeh
" serah Lo, gue diluar jam terbang sekarang, tapi Lo jam terbang sekarang" jawab Riyan tertawa
" ngapain Lo disini Yan?" tanya Randi
" ya mau balik Jakarta lah"
" emang abis dari mana Lo?"
" salah satu rumah sakit di Bandung"
" siapa yang sakit anjir?" Randi terkejut
" calon istri gue" sahut Riyan cuek.
" Lo mau nikah??!!"
" insyaallah bro, doain aja ya" ucap Riyan terkekeh
" sukses bro" ucap Randi menepuk bahu Riyan.
" balik sono Lo, mau take off ni, ntar lanjut ngobrol pas landing, okey!"
" okeh" ucap Riyan lalu keluar dari kokpit menuju kursinya kembali.
" abis ngapain Lo bang?" tanya tari begitu Riyan sampai dikursinya.
" anak kecil gak usah kepo" sahut Riyan meledek, tari menatap abangnya sinis.
" bang!" panggil tari
" hhhmmm"
" temen Lo ganteng bang" ucap tari santai
" anjir, adek gue udah mulai!" ucap Riyan terkejut
" serius bang"
" gue bilangin ayah bunda Lo" ancam Riyan
" silahkan" jawab tari cuek.
akhirnya pesawat mulai take off. saat Riyan sedang mendengarkan cerita tari, tiba tiba seseorang menghampirinya.
" ya ampun captain Riyan lagi!" ucap Devina
Larisa kaget saat seorang pramugari menghampiri Riyan, dan parahnya menyapa Riyan seolah saling mengenal.
" jadwal anda padat sekali" ucap Riyan terkekeh.
" tapi saya menikmati capt" sahut Devina tersenyum.
" masa?" ucap Riyan terkekeh. Riyan menyuruh Devina sedikit mendekat karena ingin membisikkan sesuatu.
" biasanya juga ngeluh Lo" bisik Riyan sambil tertawa, Devina hanya tersenyum tipis.
Larisa semakin kesal melihat Riyan bercanda akrab dengan pramugari.
" saya jadi penasaran capt Riyan bolak balik Bandung Jakarta ngapain sih?" tanya Devina.
" jemput calon istri Dev!" sahut Riyan
" you kidding me capt" ucap Devina terkejut.
" apa muka saya kelihatan lagi bercanda?" ucap Riyan serius.
" anjir!" ucap Devina pelan karena terkejut.
" where your future wife?" tanya Devina.
" she is my future wife" Riyan menunjuk Larisa, Devina mengedarkan pandangan lalu sudut bibirnya mulai terangkat membuat sebuah lengkungan senyuman manis.
" she is beautiful girl capt" ucap Devina.
" yes sure" sahut Riyan terkekeh.
" oke capt, see you again on landing and enjoy your flight" ucap Devina tersenyum manis pada Riyan. Larisa kaget saat pramugari tersebut tersenyum manis ke arah Riyan, dan parahnya disertai perhatian kecil, Larisa mulai kesal lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.
" bang" panggil tari pelan
" hhmm" sahut Riyan.
" kak Risa cemburu tuh" bisik tari
" HAH?!"
" liat tatapan matanya bang" bisik tari terkekeh, Riyan menoleh ke arah Larisa, dan benar apa yang dikatakan tari, Larisa terlihat sangat kesal.
" cantik" ucap Riyan spontan
" apa bang apa, barusan Lo bilang apa?!, kuping gue gak budek kan?!" cerocos tari.
" apaan sih, udah sono tidur" omel Riyan kesal menahan malu. tari tertawa terbahak sambil menutup mulut nya.