Riyan membukakan pintu mobil untuk Risa, mempersilahkan Risa naik ke mobil.
" makasih mas" ucap Risa tersenyum manis. Riyan hanya mengangguk, sebenarnya hati Riyan selalu berdebar ketika Risa tersenyum manis padanya.
selama perjalanan pulang Risa hanya diam melamun menatap jalan dengan tatapan kosong. sedangkan Riyan fokus menyetir sampai akhirnya mereka sampai dirumah Larisa.
" Larisa?!" panggil Riyan lembut
Larisa masih melamun tak sadar mobil sudah berhenti didepan rumahnya.
" Larisa, sudah sampai!" ucap Riyan mengulang.
" eh! iya mas, maaf! ya udah Risa masuk dulu ya mas, makasih udah anterin Risa pulang" ucap Risa sambil melepaskan sealbelt.
" salam buat mama"
" iya mas, ya udah Risa masuk dulu ya mas"
" jangan lupa langsung istirahat Risa" pesan Riyan.
wajah Risa merah merona mendengar Riyan yang lembut.
" iya mas makasih" sahut Risa.
" mas pulang ya, assalamualaikum" ucap Riyan menutup jendela mobil
" waalaikumsalam" jawab Risa.
tok tok tok
Larisa mengetuk pintu rumahnya
" assalamualaikum mama" panggil Risa
" waalaikumsalam nak, sebentar" sahut mama dari dalam rumah.
" loh kok sendirian, Riyan mana?" tanya mama
" mar Riyan langsung pulang ma, trus titip salam buat mama" sahut Risa
" oo gitu, ya udah kamu langsung istirahat aja ya" ucap mama mengusap pucuk kepala Risa.
" iya ma, Risa kekamar dulu ya"
dikamar Risa langsung membersihkan diri berganti baju dan merebahkan diri diranjang.
saat matanya mulai terpejam Larisa teringat sesuatu, Larisa mengambil ponselnya diatas nakas, mencari nama riyandri di aplikasi merah kotak.
larisaputri_;
Assalamualaikum mas Riyan, ini Risa, maaf mengganggu waktunya Risa cuma mau ingatkan besok waktu ke villa Ayunda mas jangan lupa bawa baju ganti soalnya kayanya kita nginep disana dan jangan lupa izin sama ayah bunda.
riyandripram_;
waalaiakumsalam, terima kasih sudah mengingatkan Larisa
larisaputri_;
sama sama mas
riyandripram_;
sampai bertemu besok Risa
' astaugfirullahalazim, Larisa mengusap dadanya yang berdebar'
tanpa pikir panjang Larisa merebahkan dirinya diranjang dan kembali tidur.
Allahuakbar Allahuakbar..
suara azan subuh berkumandang. Larisa segera bangun dan melaksanakan kewajibannya. setelah melaksanakan sholat subuh Risa mempersiapkan yang dia butuhkan untuk pergi ke villa, untuk menjawab pertanyaan Riyan, yang pasti Larisa akan bertemu dengan papanya, itulah persiapan paling berat baginya.
" assalamualaikum, pagi ma" sapa Larisa
" waalaikumsalam anak mama, loh kok kamu udah rapi nak, tumben! kamu mau kemana?"
" emm, ma Risa ada janji sama mas Riyan hari ini" ucap Risa malu malu.
" iya, tapi kalian mau kemana"
" Risa mau ke villa ayunda ma, bolehkan?!" tanya Risa ragu
" kamu yakin nak, mau kesana" tanya mama khawatir.
" sebenarnya Risa belum yakin ma, tapi semalam mas Riyan tanya soal papa, jadi Risa gak punya pilihan, Risa harus kesana ma" ucap Risa berkaca kaca
" mas Riyan tanya tentang papa dan restu papa ma" Larisa mulai meneteskan air mata.
" mama tau nak, Riyan lelaki yang tepat buat kamu nak, dia dewasa, dan dia juga benar tanpa restu papa, Riyan tidak bisa menikahi putri nya. mama merasa tidak salah milih Riyan jadi suami kamu" jelas mama lembut sambil memeluk Risa yang sudah menangis.
" mama mengizinkan kamu kesana nak, kuatkan hatimu, jangan lupa hari hati dan selalu berdoa" pesan mama.
" Risa yakin ma, sekarang Risa harus bisa mengikhlaskan masa lalu, biar gimana pun papa tetaplah papanya Risa" ucap Larisa senyum.
" mama bangga sama kamu nak" mama membelai rambut panjang Larisa.
setelah sarapan Larisa pamit pada mama nya.
" Risa berangkat dulu ya ma, doain Risa"
" insyaallah nak, mama selalu berdoa yang terbaik buat kamu" jawab mama.
" kamu berangkat sama siapa nak?" tanya mama
" Risa bawa mobil sendiri ma" sahut Risa
" ya udah ati ati dijalan jangan ngebut ya" pesan mama.
" siap ma" ucap Risa memberi hormat, mama dan Risa tertawa bersama.
mama mengantar Larisa sampai pintu
" ya udah Risa berangkat ya ma, assalamualaikum" Risa mencium punggung tangan mamanya.
" waalaikumsalam"
Dengan mengucap bismillah Larisa meyakinkan diri sendiri dengan keputusannya untuk menemui sang papa, sepanjang perjalanan, Larisa bimbang dan resah, kembali merasa ragu dihati, tapi dia teringat ucapan Riyan soal restu papanya, itu yang membuat Larisa yakin kembali. tak terasa sudah hampir 3 jam akhirnya Larisa sampai dibandung, Larisa langsung menuju villa Ayunda.
setelah memarkirkan mobil Larisa segera turun dari mobil. sebelum menuju pintu villa Larisa berdoa,
" ya Allah hamba dan ridhoi hamba"
saat akan melangkah menuju pintu, Larisa merasa langkahnya berat, berapa dia merindukan tempat ini, segera Larisa mengusap d**a, menghapus segala ingatan masa lalu, dengan mengucap bismillah Larisa yakin untuk memulai segalanya dan berusaha mengikhlas kan masa lalu.
" assalamualaikum" ucap Risa
" waalaikumsalam, maaf cari siapa?" tanya seseorang saat membukakan pintu. Larisa hanya tersenyum menatap seorang laki laki paruh baya didepannya.
" mang Yadi gak kenal saya?" tanya Risa dengan nada ledekan.
" tunggu sebentar!" ucap mang Yadi berusaha mengingat.
" neng Risa?!" jawab mang Yadi terkejut
" iya mang ini saya, Larisa" ucap Larisa tersenyum.
" masyaallah neng Risa, sudah besar cantik sekali si Eneng teh" ucap mang Yadi.
" ah mang Yadi bisa aja, gimana kabarnya mang?"
" Alhamdulillah sehat neng, neng sendiri sama mama juga aa gimana kabarnya?" mang Yadi balik bertanya.
" ya seperti yang mang Yadi lihat, Risa sehat, juga mama dan bang Revan" ucap Larisa.
" Ayuk mangga masuk atuh neng, mau ngobrol didepan pintu terus" ucap mang Yadi terkekeh.
" ibu Andini kemana mang" Larisa menanyakan istri mang Yadi.
" ibu teh didapur, mangga neng duduk dulu, mamang mau panggil ibu sekalian ambil minum buat neng Risa"
" makasih ya mang" ucap Risa.
Larisa duduk diruang tamu, hatinya mulai perih mengingat kenangan demi kenangan yang pernah dilaluinya disini, semua tatanan letak tidak ada yang berubah, masih sama seperti dulu, Larisa diam melamun, sampai seseorang menyadarkan lamunannya.
" neng Risa" Bu Andini menepuk bahu Larisa
" eh ibu, ibu gimana sehat?"
" Alhamdulillah neng, ibu teh sehat" sahut ibu Andini.
" ibu teh pangling neng Risa teh geulis pisan atuh" ucap Bu Andini.
" masa sih Bu, bisa aja sih ibu" sahut Risa tersenyum.
mang Yadi dan ibu Andini adalah suami istri yang dipercayakan menjaga dan merawat villa ini sejak dulu, mereka juga adalah orang kepercayaan keluarga Larisa, karenanya Larisa sangat mengenal mereka.
" neng Risa kenapa baru kesini lagi atuh?" tanya Bu Andini dengan raut wajah yang berubah sedih.
" ibu kan tau keadaan keluarga Risa gimana, sekarang Risa datang kesini mau minta restu papa, karena saya mau nikah" ucap Larisa.
" masyaallah, neng Risa mau nikah?" tanya Bu Andini kaget.
" iya dong, hehe..! doain ya Bu" sahut Larisa.
" terus kemana calon suaminya neng, kenapa kesini sendirian?" tanya Bu Andini lagi
" nanti calon suami Risa nyusul Bu" ucap Larisa tersenyum malu.
" ya udah atuh ibu kebelakang dulu, mau masak buat calon suaminya neng Risa" ucap Bu Andini.
" ah ibu mah bikin Risa malu" sahut Larisa tersipu malu.
" sok, neng Risa istirahat aja dulu" ucap Bu Andini terkekeh
" iya Bu makasih".
Larisa keluar villa menuju perkebunan teh, menghirup udara sejuk perkebunan, suasana damai membuat Larisa merindukan kenangan bersama keluarganya dulu, terutama papanya. Larisa duduk di ayunan menikamatli kedamaian dan udara sejuk untuk menghilangkan segala rasa gelisah hatinya. tanpa sadar Riyan sudah sampai di villa Ayunda.
" assalamualaikum" sapa Riyan menghampiri mang Yadi.
" waalaikumsalam, maaf siapa ya?" tanya mang Yadi
" saya Riyan pak, saya calon suaminya Larisa" ucap Riyan sopan.
" astaugfirullah, neng Risa teh mau nikah?!" tanya mang Yadi terkejut.
" iya pak, mungkin Larisa lupa belum menceritakan soal pernikahannya"
" iya a, neng Risa belum bilang apa apa ke mamang"
" maaf pak sekarang Risa nya dimana?" tanya Riyan.
" tadi teh neng Risa keluar, sepertinya ke perkebunan" jawab mang Yadi sambil menunjukkan arah yang tak jauh dari villa.
" kalau begitu saya menyusul Larisa dulu pa" ucap Riyan.
" tidak usah panggil pak atuh a, panggil mamang aja atuh" ucap mang Yadi terkekeh
" eh iya mang" jawab Riyan.
Riyan melangkah menuju perkebunan teh yang di arahkan mang Yadi, terlihat sosok perempuan yang sedang melamun duduk sendiri di ayunan. Riyan tersenyum melihat Larisa, entah sejak kapan hatinya selalu berdebar saat menatap Larisa.
" ehem!"
" assalamualaikum" sapa Riyan, mengagetkan Larisa.
" eh mas Riyan udah sampe, maaf..waalaikumsalam" jawab Larisa tersenyum manis. karena Larisa terlihat sedang melamun.
" kebiasaan ngelamun" sindir Riyan, Larisa hanya tersenyum
" mas Riyan baru sampe, kenapa gak langsung masuk ke villa mas?" tanya Risa.
" mas juga mau menikmati udara sejuk disini" sahut Riyan
" Ayuk kita ke villa, mas Riyan pasti cape" ajak Risa sambil berjalan pelan.
kali ini Larisa menikmati Bandung dengan hati yang begitu bahagia, entah kenapa sejak kehadiran Riyan dalam hidup , Larisa begitu yakin untuk kehidupan yang lebih baik. seperti ucapan mama, Riyan begitu dewasa, Risa yakin Riyan bisa membimbing dan menuntunnya menjadi istri yang Sholehah.