CEO's blind wife

Disebuah Restoran mewah tengah diadakan jamuan istimewa untuk menyambut seseorang yang baru saja datang dari luar negri. Di sudut ruangan sedang berdiri dua pria tampan mengenakan setelan jas yang terlihat mahal lengkap dengan sepatu pantopel hitam yang mengkilap. membuat siapa saja yang melihatnya akan terhipnotis dengan ketampanan mereka. " Kenapa mukamu Mik? masih memikirkan Retha?huh" pria yang memakai jas abu memulai percakapan " Ya" Mika menjawab singkat sambil meminum segelas alkohol. " Santai aja Mik, dia pasti balik lagi ke indo " berusaha menghibur sang sahabat. " Ya, semoga saja" dengan raut wajah yang tak dapat diartikan. " Ayolah, seorang Mikail Atmja seorang CEO tampan dan kaya raya digilai banyak gadis. kenpa kau harus murung hanya karna seseorang yang sudah mengkhianatimu Mik? " Abbe menyindir Mika " Kau takan pernah tau bagaimana rasanya sakit karna dikhianati oleh orang yang kau cintai Be! " tegas Mika " Oke, tapi kalau aku jadi kamu aku ga akan pernah menyiayiakan waktuku untuk meratapi gadis pengkhianat Mik!" jawab Abbe ketus. Saat mereka sedang serius berdebat Sayup-sayup terdengar suara merdu seorang gadis dengan diiringi irama harpa. membuat Mika diam seribu bahasa. dengan langkah tergesa Mika mencari sumber suara tersebut. Di sudut ruangan lain sedang duduk gadis memakai dress putih tulang dengan rambut tergerai indah, sedang bernyanyi dan memainkan harpa. tanpa dia sadari ada pria yang sedang mendekatinya. sampai pria itu menepuk pundaknya dan kembalikan badan dia. Alena kaget sehingga berhenti bernyanyi. sementara Mika hanya diam mematung melihat gadis di depannya. " Maaf tuan anda siapa? dan ada apa anda kemanri?" tanya Alena sopan " Kau mirip Margaretha" hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Mika " Hah, Margaretha siapa tuan? nama saya Galena bukan Margaretha!" menjawab dengan kebingungan " Oh maaf saya salah orang nona" ucap Mika tersadar dari kesalahannya " Maaf nona silahkan anda lanjutkan" Mika tersenyum sambil menunjuk harpa " Baiklah " Alena duduk kembali melanjutkan pertunjukannya. Sementara Mika yang masih terlihat bingung berjalan menjauh meninggalkan Alena. Mika kira itu adalah suara Retha. karna suara Alena mirip sekali dengan suara Retha saat bernyanyi. " Hey, Mik kau kenapa main kabur aja sih?" Abbe membuyarkan lamunan Mika " Kau dengar gadis itu bernyanyi?" Mika menjawab sambil menunjuk Alena " Ya, lalu?" Abbe mengerutkan kening tak mengerti " Suara gadis itu mirip suara dia saat sedang bernyanyi" mendaratkan bokongnya diatas kursi " Lalu kau kira itu Retha Mik?" bertanya sambil melihat ekspresi muka sahabatnya itu " ya seperti itulah" dengan cuek " Lalu apa mereka terlihat sama?" bertanya penasaran Mika mengingat lagi muka Alena saat tadi dia mendekatinya.wajah mereka berbeda hanya suara dan tampak belakang tubuh Alena yang mirip Retha. " Hanya dari belakang mereka terlihat sama, juga suara mereka mirip" Mika sambil minum " Kalau begitu mereka berbedakan Mik? " menepuk pundak Mika Abee tahu Mika sangat mencintai Retha tapi dia tidak mau sahabatnya ini terus dibutakan oleh rasa cintanya yang tak terbalas. dia berpikir akan menjodohkan Mika dengan gadis lain saja. namun masih bingung mencari siapa yang pantas untuk Mika. Sementara di tempat lain seorang gadis tengah tersenyum bahagia sambil memegang uang hasil kerja kerasnya. Alena senang karna bisa mendapatkan uang dari hasil keringatnya sendiri tanpa nama besar orang tuanya. ya Alena adalah anak tunggal dari seorang pengusaha kaya yang cukup terkenal. tapi dia gadis mandiri yang tak ingin di cap anak manja. Salah satu usahanya adalah dia bekerja sebagai penyanyi cafeestoran. Hari sudah mulai gelap sudah waktunya Alena pulang ke rumah. dengan mengendarai motor Alena segera meninggalkan restoran. dia sudah merasa lelah ingin segera istirahat di kamarnya. *** Di kediaman keluarga Atmaja tengah diadakan jamuan makan malam. " Wid, kemana anak kau tak ikut kemari?" pak Rudy membuka percakapan " Dia sedang kerja Rud" jawab pak Widodo " Wah bagus dong kalau begitu Wid. anakmu itu mandiri ya" pak Rudy tersenyum bangga " Ya begitulah dia Rud, semenjak ibunya meninggal dia jadi lebih keras kepala. melakukan semua semau dia seakan dia tak punya ayah" dengan raut wajah murung " Mungkin itu cara dia melupakan kesedihan dia setelah di tinggal mba Dewi mas" bu Ratih menenangkan " Iya mungkin karna itu dia jadi mandiri Wid" juga memberi dukungan " Iya dia selalu tersenyum setelah dia menangisi ibunya beberapa tahun lalu" menatap kosong seakan sedang mengingat " pah bagaimana kalau kita jodohkan Mika dengan Alena saja" bu Ratih memberi ide " Wah bagus juga tuh mah" pak Rudy mendukung dengan gembira " Gimana Wid kamu setuju kan?" menatap pak Widodo dengan harap " Aku tak bisa memutuskan sekarang, harus tanya Alena dulu Rud" pak Widodo tak berani mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan putri semata wayangnya itu. " Baiklah kau pikirkanlah dulu.jika sudah menemukan jawaban kabari kami ya, kami senang kalau nanti anakmu jadi menantu keluarga atmaja " jelas pak rudy dengan semangat. *** Sementara Alena sudah sampai rumah di buat bingung karna rumah terlihat sepi. dia tidak menukan sang ayah yang biasanya sedang duduk di ruang tengah sambil menonton tv. Alena masuk melewati ruang tengah menuju dapur melihat bi Ida sedang memasak segera mendekatinya. " Bik, papah kemana? kok sepi banget sih! " tanya Alena pada bik Ida " Aduh non bibi kaget kirain siapa! " seru bik Ida yang kaget dengan kehadiran Alena " Ikh bibi kebanyakan ngelamun sih! mikirin apa sih bik? " jawab Alena dengan nada manja " Mikirin non Alena kapan nikah! hehehe" celetuk bi Ida meledek Alena " Ikh bibi apaan sih! papah mana bik? " sambil cemberut " Oh bapa lagi makan malam di rumah sahabatnya non" sambil beranjak ke kulkas untuk mengambil telur " Bibik mau masak apa? sini biar aku bantuin bik" tangannya sudah siap mengambil pisau " Udah ga usah non Alena mending mandi aja dulu terus nanti makan, non pasti capekan selesai makan non langsung tidur deh! " menahan tangan Alena untuk membantunya "Ya sudah deh bibi paling ngeri aku deh, love you bik " sambil memeluk dan mencium bik Ida Bik Farida yang lebih sering di panggil bik Ida itu adalah asisten rumah tangga di kediaman keluarga Widodo lebih tepatnya dulu adalah pengasuh Alena waktu bayi, jadi wajar kalau Alena bersikap manja padanya terlebih setelah ditinggal oleh ibunya bik Ida seperti sosok pengganti ibunya bagi Alena. " Bik aku mau mandi dulu yach" meninggalkan dapur " Iya non mandi yang bersih dandan yang cantik biar cepet dapet jodoh" canda bik Ida Mendengar kata-kata bik Ida entah kenapa tiba-tiba Alena teringat kejadian tadi sewaktu di restoran ketika dia bernyanyi. bayangan pria yang menepuk pundaknya tergambar jelas dalam otaknya, wangi parfum yang khas, dan raut wajah penuh kerinduan juga tergambar jelas pada pria itu. tanpa sadar Alena tersenyum mengingatnya. " Kenapa jadi kepikiran dia terus sih! padahal kenal aja enggak! " mengacak rambut frustasi.