Bab 22

1245 Kata

Sampai akhirnya Geya kembali memikirkan tawaran wanita tua dan kakek tua itu. Sungguh, Geya hanya ingin hidup. “Apa gue ngikutin cara mereka aja ya? Buat kerja sama dengan setan." Geya menatap kosong ke depan, memandangi dinding. Matanya menerawang kosong, kehampaan. Diah mendengus tak suka. "Kerja sama? Ini lebih dari kerja sama lo bakalan bersekutu dengan setan." Diah menyentak. Geya menghela napas kasar. "Tapi gimana lagi, gue nggak mau mati." Geya menggeleng dengan cepat. Mati? Itu hal yang paling Geya hindari, Geya ingin pulang dengan selamat dari sini. Aarav memutar bola matanya, Aarav menatap Geya tajam tak bersahabat. "Oh, berarti lo kira setelah itu lo bakalan hidup senang, yang ada lo bakalan kepikiran buat akhiri kehidupan lo sendiri." jelas Aarav bijak. Diah langsung mengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN