Berkata Jujur

1043 Kata

Bagas terlihat duduk merenung di kantin rumah sakit, pandangannya menatap lurus ke depan. Bahkan es teh manis yang ia pesan pun sudah tak terasa dingin lagi, tetapi pria itu tetap tak ingin beranjak dari saja. Ucapan Dito terus saja terngiang-ngiang di kepalanya, membuat hatinya semakin resah. Apa yang harus ia lakukan? Pikiran itu terus saja menghantuinya. "Gas!"  Seruan seorang pria membuat lamunan Bagas membuyar seketika, tubuhnya tersentak kecil. Ia pun membalikkan tubuhnya dan menatap pria yang ternyata papanya itu. "Papa, aish. Kenapa bikin kaget aja?" omel Bagas kesal.  "Kamu dari tadi dicariin sama Dea, samperin istrimu sana," pinta papa Bagas.  Bagas yang mendengarnya pun memijat keningnya lamat-lamat, ia masih merasa belum siap bertemu dengan istrinya. Entah mengapa rasa be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN