Chapter 1
"Kwang Soo ” suara gadis SMA teriak melebihi toa .
Hari ini adalah Classmeeting. Dimana hari kenaikan kelas sebentar lagi berlangsung. pertandingan basket antar kelas di laksanakan saat ini untuk mempererat ke bersamaan.
Cukup lama sudah gadis belia ini mendekati lelaki itu. Lee Kwang So, lelaki yang berkulit putih dengan tinggi 180cm dengan paras menawannya seperti kulit wanita ini adalah idola nya.
Ini sudah yang ke 7 tahun ia mengidolakannya. Sekarang gadis ini kelas 1 SMA di SMA Universey..
Nama gadis ini Choi in ha. Gadis dengan wajah chubby memiliki tanda lahir di batang hidung sebelah kanan, tepat didekat ujung mata in ha. rambutnya yang menjuntai lurus serta memiliki tubuh ideal orang Korea pada umumnya.
In ha adalah gadis biasa dari keluarga biasa tetapi memiliki keinginan yang luar biasa. Hidup biasa dan sederhana adalah dirinya. Dia hanya mengikuti apa yang membuat hatinya senang. seperti masuk sekolah favorit yang di impikan setiap orang karena cowok bernama Kwang so.
***************
Kala itu cuaca sangat lah mendukung hati Choi In ha yang harus menerima kenyataan bahwa iya kehilangan ibunya yang amat dia cintai.
In Ha duduk di kelas 5 SD saat kejadian itu terjadi. Untuk memendam rasa sedih keluarga In Ha, ayahnya memutuskan untuk pindah ke kota dan menetap disana.
Meskipun keadaan tak seperti di kampung In Ha kala itu, kenangan ibunya tetap membekas di hatinya yang membuatnya menjadi tertutup.
“perkenalkan dirimu nak” sahut ibu guru di sekolah In Ha yang baru.
“halo nama saya Choi In Ha” sahut In Ha singkat.
“hai In Ha” jawab teman teman.
“bisa perkenalan lebih jelas In Ha? Kamu tinggal dimana atau kenapa pindah sekolah?” sahut bu guru
Saat itu karin lebih memilih diam dan tidak bersuara. Mulutnya terasa kelu untuk berbicara di lingkungan yang baru,sampai seketika ibu guru menyuruhnya untuk duduk.
In Ha tinggal di villa putih sepeninggalan kakeknya dahulu. Villa itu dihimpit 2 rumah besar nan indah dan mewah.
Di depan sebuah villa milik kakek, terletak sebuah rumah minimalis dengan tempat duduk kayu didalamnya menjadi tempat favorit In Ha bermain.
Dari jendela kecil rumah minimalis itu ia melihat anak laki-laki dengan Kardigan putih keluar dari mobil bersama keluarganya. Sepertinya anak laki-laki itu sepantaran dengan In Ha.
Dan saat anak itu turun, In Ha melihat sekilas ada yang memperhatikannya. Saat ia melihat kembali tak terlihat seorang pun disana. Anak laki laki itu adalah Kwang so kecil. In Ha sembunyi dibawah kain gorden putih rumah minimalis itu.
“hello, any body home?” tampak seorang anak laki-laki berbeda dengan lelaki yang di lihatnya tadi.
In Ha terkejut melihat ada orang lain datang ke rumah minimalisnya itu.
“kamu siapa?”Tanya In Ha gugup.
“aku Kang Ha Neul. Aku tinggal di sebelah villa ini. Aku suka bermain di sini bersama temanku Kwang So. Kamu siapa?”
Kim Ha Neul, anak kecil yang juga tinggal di dekat villa.
**************
In Ha menceritakan bahwa dia baru saja pindah di villa ini bersama ayahnya dan juga menceritakan keadaan keluarganya yang baru berduka kehilangan ibu nya.
“Lee Kwang so itu siapa?” Tanya In Ha.
“ohh… Kwang so itu sahabat aku yang tinggal di sebelah villa kamu juga (sambil menunjuk kearah rumah yang barusan Karin lihat)” jawab Ha neul.
In Ha yang sedih terhibur karena teman barunya bernama Ha Neul, sahabat Kwang Soo saat itu. Ha Neul lebih tua setahun dari In Ha. Mereka bermain bersama dan membuat persahabatan yang baru.
“mah, kasihan deh teman baru Ha Neul. Dia tak punya mamah. Kasihan ya” kata Ha Neul kepada ibunya.
“iya? Yang baru pindah di sebelah ya? Kasihan sekali. Ajak dong main ke rumah kita” sahut mama Ha Neul saat itu.
Ha Neul dan In Ha menjadi sering bermain sejak ibunya menganggap In Ha seperti anaknya sendiri. Karena kejadian itu In Ha sering menyebut Ha Neul sebagai kakak.
Ha Neul dan In Ha ternyata sekolah di sekolah yang sama tetapi beda tingkatan.
“kak Ha Neul, semenjak saat itu aku tak pernah melihat Kwang So lagi.” kata Choi In Ha sedih
“iya juga sih. Gimana kalau kita main ke rumah nya?” sahut Ha Neul
In Ha dan Ha Neul berdua memutuskan untuk mengunjungi rumah Kwang So dan saat itu satpam di rumah Kwang So tak memperbolehkan temannya masuk. Sampai seketika datang lah ayah Kwang So yang baru pulang kerja.
“kalian mau apa?” Tanya ayah Kwang So ramah
“kami mau ketemu Lee Kwang So om” sahut kak Ha Neul
“ Kwang So nya lagi sakit. Gak bisa main.” Jawab ayah Kwang So.
“kalau kami jenguk boleh gak om. Mau liat kondisi dia sekarang om.”sahut Choi In Ha.
Lalu ayah Lee Kwang So membiarkan kami masuk untuk menjenguk Kwang So yang sedang sakit. Setelah kami melihat ternyata Kwang So sakit cacar, sehingga di seluruh tubuhnya terlihat bintik bintik.
Mereka berdua kaget Kwang So terkena cacar dan saat mau pulang tidak tega melihat Kwang So tengah sendiri merasa badannya tak fit seperti biasanya.
“Ha Neul, kamu kok disini? itu siapa?(sambil melihat kearah In Ha)” Tanya Lee Kwang So.
“ini Choi In Ha, dia tinggal di villa putih sebelah kita. Kami kesini mau jenguk kamu.” Jawab Ha Neul menjelaskan.
“hai Kwang So (sambil melambaikan tangan)” sapa In Ha dengan senyum.
Lee Kwang So kecil saat itu hanya tersenyum setelah In Ha menyapa. Senyumnya amatlah manis membuat In Ha ingin jenguk dia terus terusan dengan berbagai alasan membujuk kak Ha Neul agar bisa bertemu Kwang So.
“aah ayo kak. Ayo kita jenguk biar cepat sembuh.” Sahut In Ha merengek.
Kak Ha Neul yang saat itu selalu kehabisan cara untuk menolak permintaan. Dikarenakan sering mengunjungi Kwang So terus terusan, alhasil mereka berdua tertular cacar. Emang dasar penyakit.kalau menular ya bakal nular.
“halo kak, kakak masih sakit.obat yang dikasih ayah In Ha pahit” sahut Choi In Ha menelpon kak Ha Neul dari telepon rumah
“hahahaha” kak Ha Neul yang saat itu hanya tertawa tak habis pikir mereka berdua bisa sakit bersamaan.
Cerita Choi In Ha saat SD berlangsung ke SMP.
Kak Ha Neul dan Kwang So berada di sekolah favorit, sedangkan In Ha harus bisa masuk kesana dengan alasan apapun juga. Alhasil In Ha membuat sebuah bingkisan makanan dan datang ke rumah kepala sekolah sendirian.
Kepolosan In Ha kala itu membuahkan hasil. Sebenarnya sogokan seperti itu tidaklah baik, tapi namanya juga anak anak. Mereka yang dewasa pun maklum dan malah bangga anak sekecil ini bisa memiliki keinginan tanpa di dorong siapapun.
In Ha awal masuk sekolah dan harus melalui masa perkenalan sekolah buat para siswa baru. Kwang So dan Ha Neul membantu mempersiapkan perlengkapan apa yang harus di bawa In Ha seperti kalungan jengkol,nametag,kepang 10 warna pita berbeda.
Kwang So dan Ha Neul selalu membantu In Ha dengan senang hati, dikarenakan ia tak ada mama. Ayah In Ha sering pulang larut malam, sehingga tak ada yang mengurus In Ha seperti mereka berdua. Saat mengepang rambut, In Ha datang ke rumah Ha Neul
“terima kasih ya tante” sahut In Ha
“kok tante? Mama” sahut mama Ha Neul
“iya .makasih mama” sahut In Ha
Mama Ha Neul membuatkan sarapan buat anak angkat serta Ha Neul sehabis mengepang rambut In Ha.
Semua tugas di sekolah berjalan lancar sampai seketika Choi In Ha merasa sakit perut dan gak bisa menahannya. In Ha yang saat itu duduk di kelasnya meminta agar Kim book jo(teman sebangku karin) memanggil kak Ha Neul di kelas 2B.
“In Ha sakit kak” sahut Book Jo terbata bata.
Kwang So yang saat itu juga mendengar ikut pergi bersama Ha Neul untuk ke kelas In Ha.
“sakitnya dimana?”Tanya kak Ha Neul panik.
“iya. Bisa jalan gak kira kira? Atau kita bantu jalan.”sahut Kwang So
“sakit kak.”sahut karin merintih.
Mereka berdua membantu In Ha untuk berdiri.
“sebentar. kok rok kamu berdarah?” Kwang So menoleh ke arah rok belakang In Ha.
Untuk seorang anak SMP yang baru merasakan menstruasi adalah hal yang amat ekstrim. mereka berdua juga belum paham masalah wanita kala itu tambah merasa panik luar biasa.
Mereka berdua takut terjadi sesuatu dengan karin setelah melihat darah di rok In Ha. Setelah mama Ha Neul membantu karin untuk membersihkan menstruasinya, mama Ha Neul menjelaskan kepada mereka apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan mereka yang panik mulai mengerti.
“hebat anak mama juga Kwang So. Bertanggung jawab. Nolong In Ha” sahut mama Ha Neul.
“harus dong tan. Karin kan sahabat kami”sahut Lee Kwang So
Choi In Ha yang saat itu ingin ke dapur mendengar kalimat Kwang So bahwa mereka hanya sebatas sahabat, kembali lagi ke kamarnya.
Masa masa SMP adalah masa masa dimana cinta Choi In Ha masih sebatas sahabat dan begitu banyak kekonyolan karin yang sering membuat kang Ha Neul dan Lee Kwang So kala itu tertawa melihat tingkah yang alami dari dirinya.