Bab 3 Podium

698 Kata
Chapter 3 *Penulis pov* Pria dengan fitur wajah yang tegas dan rambutnya sudah mulai berubah warna menjadi keabu-abuan, namun sisa-sisa ketampanannya masih melekat di wajahnya, dia adalah Suwito, seorang legenda bulutangkis yang sekarang bekerja sebagai pelatih utama tunggal putri tim nasional. Dia terlihat sangat menghawatirkan Martha. "Kamu masih sanggup berdiri untuk naik ke podium? Ini podium pertama S1000 kamu loh. Tapi, kalau kamu masih tidak sanggup berdiri, tidak apa apa kok, medalu dan prize money nya kan tetap dikasih. " Begitulah suara lirihnya menyadarkan Jacob yang sekarang berada di tubuh Martha. Setelah mendengarkan perkataan pelatih, Jacob berpikir, bahwa dia harus menghadiri prosesi kemenangan itu dan naik ke podium, dia berpikir bahwa kasihan Martha jika dia melewatkan podium maka Martha tidak akan mempunyai foto kenang-kenangan untuk kemenangan yang sulit di dapatkannya itu. "Aku sehat coach, setelah istirahat sebentar tiba-tiba kaki ku sembuh, nih udah bisa lompat-lompat. Tade memang sempat nagis sedikit karena shock saja. Sekarang sudah normal. Yuk mas volunter mari kita berangkat ke podium." Jacob yang sekarang ada di tubuh Martha, membuktikan kesehatannya dengan lompat lompat ke segala arah dan langsung mengikuti arahan volunter menuju hall utama. Sesampai di hall, Jacob pun gemetar kagum dengan kemegahan hall Indonesia Arena, dengan penonton yang penuh, ini pertama kalinya dia merasakan suasana seperti ini dengan kesadaran penuh. "Widihh, rame banget nih, kok bisa ya atlet-atlet itu pada gak grogi main disini, kapasitasnya kan sekitar 16 ribu penonton, wew diamati 16 ribu orang nih, aku aja cuma di amati satu orang pas wawancara kerja aja gugupnya minta ampun." Ucap Jacob lirih. "Hah, gimana Tha..? Kamu ikut wawancara kerja juga? Ku kira hidup atlet platnas itu udah dijamin negara." Celetuk pria volunter yang mengantar tadi, dia merasa terkejut serta aneh mendengar ucapan Jacob itu. Jacob, merutuki dirinya karena tidak sengaja mengucapkan hal-hal yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang Martha Kartowijoyo, dan sekarang ia memutuskan untuk serius memerankan peran sebagai Martha, kareta jika terus begini, dia khawatir lama kelamaan dia akan berakhir di rumah sakit jiwa. "Ah, kamu salah dengar pasti, aku belum pernah wawancara kerja kok, itu tadi maksudnya wawancara di mixed zone habis pertandingan." Balas Martha dengan gugupnya dan berharap pria itu percaya. "Ah begitu, rupanya aku salah dengar kah. Haduh mungkin karna aku keseringan ikut wawancara kerja jadi halu begini." "Wah, iya mas, semangat cari kerjanya, lumayan ini dah dapat pengalamannkerja jadi volunter Indonesia Open kan." "Yaampun makasih banget lho Martha, udah nyemangatin, andai tadi kurekam ya, bisa buat dipamerin di IG." "Ah, bisa aja mas, apa mau aku rekamin video ucapan semangat juga?." "Wah Martha, terima kasih. Tapi sepertinya mbak Martha sudah telat itu Kwang Min udah baris disana." Martha tergopoh-gopoh lari menghampiri area dekat podium untuk menunggu namanya dipanggil. Melihat Kwang Min dari dekat ,Martha heran kenapa perasaannya biasa saja. Padahal dia sebelum menjadi Martha, dia merupakan fans fanatik Kwang Min sanpai sampai dia selalu spam di kolom komentar i********: Kwang Min, bahkan jika ada komentar yang mencela Kwang Min dia dengan senang hati akan berdebat untuk membela idolanya tersebut. Kwang Min menyambut Martha dengan mata penuh kekhawatiran dengan bahasa inggris yang masih belum tertata rapi. Kwang Min mengungkapkan kekhawatirannya, "Martha, are you okey, how is your head, I know its very hurt when you spin your racket and its accidently hit your eyes, i am afraid you will get a serious injury." (Martha, apa kamu baik-baik saja, bagaimana dengan kepalamu, aku tahu itu sangat menyakitkan ketika kamu memutar raketmu dan tidak sengaja raket itu membentur matamu, aku khawatir kalau kamu akan mendapat cidera). Martha pun memberanikan diri untuk menjawabnya, ini adalah pertama kalinya ia berbicara bahasa inggris dengan orang asing. " I am oke and very healthy, look i can jumping, but my head is still very dizzy and I think, I lost some memories." (Aku bak baik saja dan sangat sehat, lihat, saya dapat melompat, tetapi kepala saya masih sangat pusing, dan kupikir aku kehilangan beberapa ingatan.) "Ah glad to hear that you are okey. Btw my brother still always thinking about you every day." (Ah senang mendengarnya bahwa kamu baik baik saja. Ngomong - ngomong kakakku sering mikirin kamu loh tiap hari). "HAH!! Why?? Your brother?? Is it Kwang Ill?" (Hah! Kenapa? Kakakmu? Dia Kwang Ill?)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN