Bab 4 Dicurigai

743 Kata
elum sempat Kwang Min menjawab, namanya telah terpanggil untuk menaiki podium. Kwang Min pun tidak melanjutkan pembicaraan tadi. "AND THE WINER IS ... MARTHA KARTOWIDJOYO..FROM INDONESIA.." ... Martha pun tidak bergerak menaiki podium, melainkan masih mematung di tempatnya, dia belum terbiasa dengan panggilan barunya, hingga Kwang Min menariknya ke podium. Martha tertarik dengan tiba -tiba dan mendarat ke podium 1 dengan terhuyung, memancing gelak tawa dari semua penonton yang memenuhi hall. Martha menjadi merasa bersalah karena membuat citra Martha asli menjadi lebih buruk. Setelah prosesi podium selesai, maka kegiatan selanjutnya adalah menemui para wartawan di mixed zone. Martha sudah sangat khawatir akan sesi ini, dia yang sebelumnya selalu sangat gugup bila berbicara dengan orang asing, sekarang sudah harus dan wajib menemui sekumpulan wartawan ditambah pasti pertanyaan akan tetang match yang baru saja berakhir, sedangkan yang menjalani match adalah jiwa Martha yang asli. "Martha, bagaimana match hari ini ?" Mendengar pertanyaan ini, keringat dingin langsung bercucuran, telapak tangan dan telapak kaki menjadi sedingin es, bagaimana menjawabnya, sedangkan dia tidak mengalaminya sendiri, tetpi untung saja masih ada sisa sisa ingatan saat melihat match tersebut di layar hp sewaktu mesih berada di tubuh jacob. Berdasarkan pengamatannya sebagai orang awam, pada game pertama, smash silang Martha yang sangat mematikan mampu mendulang banyak poin sehingga sepanjang game pertama selalu memimpin, namun ketika memasuki game ke 2, sempat tertinggal sekitar 10 poin, dan setelah itu sudah tidak minat menonton lagi , tapi ternyata hasilnya menang, mungkinkah karena pengaruh angin, sehingga ketika berpindah lapangan langsung keteteran, dan bisa mengejar karena pada ahirnya sudah terbiasa dan dapat mengatasi angin? "Ggame hhhari ini laaancarrr." Pada ahirnya Martha tidak dapat mengeluarkan pendapatnya, karena terlalu gugup, dia hanya bisa melontarkan satu kalimat tersebut. Begitu pun dengan pertanyaan - pertanyaan selanjutnya, hanya mampu terjawab dengan satu atau dua patah kata. Martha tidak mempedulikan hasil wawancara tersebut, saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara untuk kembali ke tubuh aslinya. Martha ingat betul bahwa terahir kali dia berada di tubuh lamanya adalah ketika dia ingin mengambil telepon gengam saat di kamar mandi. Mungkinkah telepon genggam itu penyebab dia bertukar tubuh? Ataukah ini sebenarnya dunia paralel? Masih adakah tubuh Jacob saat ini? Lalu siapakah yang mengisi tubuh Jacob saat ini bila dia memang ada di dunia ini? Begitu banyak pertanyaan yang terbesit di kepala, dan satu-satunya cara untuk mengobati rasa penasaran itu hanyalah dengan memeriksanya sendiri. Martha ingin sekali mengunjungi rumahnya saat masihbmenjadi Jacob, semua demi kembali menjadi Jacob, dia tidak ingin merusak karir Martha asli, karna dia sadar, dia tidak mempunyai pengalaman bermain badminton sebelumnya. Melihat coach Suwito melintas dari kejauhan, ini merupakan kesempatan yang tepat bagi Martha untuk mengemukakan keinginannya, maka Martha memberanikan diri untuk memanggilnya. "Coach Suwito !! Tttunggu sssebentar." "Saya?" Coach Suwito sangat heran, karna Martha tidak seperti biasanya memanggilnya dengan panggilan tersebut, inikah yang dibicarakan oleh dokter Sela tadi, ada yang aneh dengan Martha, dan perlu pemeriksaan menyeluruh, terutama mengenai kejiwaannya. "Iya coach, ada yang ingin Martha bicarakan, sebentar saja." "Martha, gak biasanya sih manggilnya begitu, kan jadi aneh, lha wong biasannya juga panggilnya 'mas wiwit' gitu." Kata coach suwito dengan nada ramahnya. "Nah itu dia coach, masalahnya adalah setelah tadi sadar dari pingsan itu, jadi banyak memori yang hilang, kan jadi bingung segalannya, dan nampaknya main badminton pun sepertinya gak bisa." Martha mencoba menjelaskan semuanya. "Mana ada yang begitu, kalaupun kamu lupa ingatan pasti otot-otot kamu masih kuat dan mengingat kebiasaan kamu, oh iya dokter Sela udah ngasih kamu rujukan buat ke rumah sakit kan, coba kamu cek deh di rumah sakit, temui psikolog atau ke poli jiwa, siapa tau ingatanmu kembali setelah berkonsultasi sama mereka." "Nggak coach, ini tidak ada kaitannya dengan dunia medis, saya harus segera ke Semarang, hanya dengan ke Semarang, ingatanku pasti akan kembali dsn aku bisa bermain badminton lagi coach." Martha mengatakannya dengan mantap dan berharap coach mengiinkannya. "Apa maksudnya, ngapain ke Semarang segala, jangan - jangan mau berobat ke paranormal ya, katanya hilang ingatan bisa bisanya masih ingat mau pergi kemana segala, gak, gak bisa gitu, inget besok Rabu kamu udah ada jadwal tanding di Thailand master, berarti besok pagi udah langsung berangkat.Kamu jangan kemana mana dulu. Nanti malem kita ke rumah sakit aja, mumpung jadwal dokternya ada." Martha bingung, entah bagaimana caranya dia harus meyakinkan coach untuk mengijinkannya pergi ke Semarang, kota tempat tinggalnya saat menjadi Jacob. "Dokter tidak akan tau penyakitku apa, coach. Karna cuma Semarang solusinya." "Kamu makin aneh tha. WARNIIII SINI CEPET!! Kamu jagain si Martha, jangan sampe dia kabur!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN