Dua Puluh Dua

1533 Kata

Setelah dua jam lebih di udara, pesawat yang ditumpangi Angga mendarat di bandara Soekarno–Hatta. Ia celingukan mencari keberadaan Elara di antara sekumpulan manusia di area penjemputan. Sedangkan dua orang staf yang ikut dengannya sudah lebih dahulu pamit. "Mas Angga nggak ada yang jemput? Bareng aku aja, yuk," celetuk Gwen menawarkan. "Aku dijemput manajer." "Terima kasih, Gwen. Saya sudah ada yang menjemput," tolak Angga sopan. "Nah, itu dia, istri saya." Angga melambaikan tangannya melihat kehadiran Elara di kejauhan. Perempuan itu balas melambaikan tangan dengan raut berseri-seri. Angga sampai meragukan penglihatannya sendiri. Tumben sekali? Bergegas ia menyusul Elara. Sementara Gwen tetap mengiringi di sampingnya, menempel seperti perangko, bahkan sejak turun dari pesawat tadi. A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN