Bukan hanya sebatas makan malam, keduanya terjebak diharuskan menginap malam itu dan baru esok pagi bisa pulang. Angga tak sampai hati menolak permintaan kedua mertuanya. Sebelum malam terlalu larut, Angga dan Elara melipir ke pertokoan terdekat membeli pakaian ganti. Angga juga sempat menggendong Raka setelah makan malam selesai. Balita mungil itu manis dan lucu. Angga menyukainya. Namun tidak demikian dengan Elara. Istrinya memasang raut jengah serta menolak kala Angga menyodorkan Raka untuk digendong. Sejumput rasa kecewa menelusup di hati Angga. Apa jangan-jangan Elara tidak menyukai anak kecil? Atau jangan-jangan Elara menganut childfree? Ia mulai kalut. Jujur saja, Angga ingin punya anak. Satu orang pun cukup. Namun, tembok pembatas yang dibangun Elara masih jauh dari kata runtu

