Laynata kini sedang berada di bar bersama teman-temannya dengan botol minuman bertebaran di depannya. Ia sudah cukup banyak minum hari ini.
"Lay udah, lo bisa mati kalau minum kebanyakan," kata Shan sambil menghalangi Laynata yang sedang membuka botol ketiganya, tetapi ia terlihat tidak peduli dan mengabaikannya.
"Kita semua bawa mobil ntar nggak ada yang bisa anter lo pulang, jangan sampe nggak sadar kalau mau mabok," tegur Luthfian.
Luthfian mengambil botol yang ada di tangan Laynata dan menjauhkan botol itu dari jangkauan tangannya. Tapi Laynata memilih acuh dan mengambil gelas Kaili yang ada di sampingnya dan meminum minuman beralkohol yang ada di gelas itu sampai tandas.
"Gue rasa dia galau," kata Krisna kepada yang lain. Yang lain hanya memperhatikan sosok Laynata yang terlihat cukup kacau.
"Shan, ada stok cewek?" tanya Laynata tanpa menghiraukan pandangan aneh dari teman-temannya.
"Yah, lo minta ngedadak banget sih. Gue lagi nggak calling siapa-siapa," timpal Shan.
"Perasaan kemaren lo udah tobat, sekarang kumat lagi?" tanya Yeol bingung.
"Belom nemu juga cewek yang bikin lo jatuh cinta? Apa lagi patah hati nih?" Shan mulai penasaran. Sementara Laynata hanya menjawab dengan decakan malas.
"Sampai kapan lo mau terus jadi Arjuna?" tanya Luthfian yang membuat semua yang ada di sana mendengus geli.
"Maksud lo lagunya dewa 19? Arjuna mencari cinta?" tanya Yeol yang diiyakan oleh Luthfian, hal itu mengundang tawa mereka semua kecuali Laynata.
"Nggak minat apa lo ada hubungan serius sama satu orang? At least kalau lo lagi butuh kayak sekarang nggak harus susah cari ke sana ke mari. Lebih aman juga. Kalau hamil udah ketauan itu anak lo. Lah ini bisa aja anak lo di mana-mana." Krisna mengungkapkan pendapatnya.
"Enak juga Lay, lo punya seseorang yang merhatiin lo, yang ngerawat lo kalau lo sakit, yang ngucapin selamat ulang tahun, selamat anniv, dan selamat selamat lainnya di hidup lo," tambah Yeol.
"Lo juga jadi punya temen berbagi, dalam hal apa pun, kayak masalah, beban, ketakutan, makanan, minuman, hasrat, kehangatan," sahut Kaili.
Dan di pikiran Laynata kini hanya terlintas satu-satunya orang yang mengganggu hari-harinya akhir-akhir ini.
"Udah-udah, kalau Kaili yang ngomong ujung-ujungnya nggak beres," desis Luthfian sambil menggelengkan kepala. "Tapi emang dia nggak sepenuhnya salah juga sih Lay. Kita nggak selamanya bisa bebas ngumpul lagi apalagi kalau udah nikah nanti. Lah lo mau melajang seumur hidup dan gonta ganti partner sepanjang siklus kehidupan lo?" Pertanyaan Luthfian ditutup dengan sahutan persetujuan yang lain.
"Emang lo nggak mau punya anak? Ntar lo tua nggak ada yang ngurus loh kalau lo nggak punya anak," timpal Krisna.
"Masa lalu dilupain aja Lay, jangan bikin lo trauma ngejalin hubungan kayak gini. Nggak semua cewek sama." Shan menasihati.
"Ya, bener tuh kata Shan. Orangtua lo pisah juga kan karena kesalahan mereka berdua, bukan cuma karena nyokap lo doang. Gimanapun mereka orangtua lo dan masih ngasih lo supply sampai lo bisa berdiri sendiri kan? Mereka nggak ninggalin tanggung jawabnya. Nggak semua rumah tangga berjalan lancar, tapi gak semua juga berjalan gak lancar. Liat bokap nyokap Shan, mereka masih utuh sampai sekarang," tutur Luthfian panjang lebar.
"Bener tuh Lay, kita emang kebanyakan anak broken home, tapi itu nggak ngebuat kita trauma untuk menjalin sebuah komitmen," tukas Krisna.
"Mantan lo mah lupain aja, cewek yang cuma ngincer duit kayak gitu mah nggak ada bagus-bagusnya," tambah Yeol.
"Bener tuh, mantan lo nggak ada bagus-bagusnya selain body-nya," sahut Kaili.
Laynata hanya terdiam mendengar ucapan teman-temannya. Perpisahan kedua orangtuanya membuat trauma tersendiri baginya untuk membangun sebuah komitmen. Ibunya mengkhianati Ayahnya dan meninggalkannya demi laki-laki lain. Apalagi mantan kekasihnya yang sepenuhnya ia percayai dengan menceritakan seluruh keluh kesahnya dan ketakutannya akan sebuah komitmen mengkhianatinya hanya demi mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari segi finansial dibandingkan dirinya.
Laynata mengusak rambutnya dengan kasar dan mendengus frustasi. "Gue bingung sama cewek, perasaan gue udah ngelakuin yang terbaik dari diri gue. Tapi dia malah lebih milih sama orang lain?"
"Noh kan bener apa kata gue, galau dia!" Krisna mendengus geli. Sementara teman-temannya yang lain masih menyimak.
"Ngelakuin yang terbaik versi lo sama dia beda mungkin, emang lo udah ngapain aja?" tanya Shan.
"Gue udah nggak marah-marah. Gue ngelakuin sarapan, makan siang, makan malem romantis, gue udah nggak banyak protes sana sini. Nurutin keinginan dia juga. Terus dia malah milih orang lain!"
"Finally! you found someone!" ucap Yeol dengan penuh kelegaan dan rasa syukur.
"Dan lo melakukan semua itu without words?" tebak Krisna. Mengetahui bagaimana perangai sahabatnya yang satu ini membuatnya bisa menebak apa sebetulnya yang terjadi.
"Maksud lo?" tanya Laynata bingung.
"Ya lo nggak ada omongan kalau lo mencoba romantis sama dia? Nggak ngomong lo tertarik sama dia? Nggak ngomong kalau lo melakukan itu cuma untuk dia?" jelas Kaili untuk membantu Krisna.
"Emang harus? Harusnya dia ngerti dong," sungut Laynata.
"Gini nih orang yang udah lama nggak pacaran, kaku kayak kanebo kering." Luthfian tidak habis pikir.
"Cewek perlu penjelasan, percuma lo ngelakuin semua tindakan manis tapi nggak ada kata-kata, yang ada cewek itu bertanya-tanya apa maksud lo, bodoh!" tegur Krisna.
"Tapi dia lagi deket sama orang lain juga, gue bingung."
"Let me guess, your assistant?" tebak Shan sambil menjentikan jarinya. Laynata tidak menjawab yang dianggap teman-temannya sebagai jawaban ya.
"Ya cuma dua hal yang bisa lo lakuin sekarang," ucap Kaili mengambil kesimpulan.
"Apa?"
"Kalau lo yakin sama dia, lo terabas terus dan perjuangin dia. Kalau lo nggak yakin, mundur dari sekarang dan move on. Semua keputusan ada di tangan lo," jawab Kaili.
Dan kini kegalauan Laynata bertambah.