5. Sebuah Misi

1350 Kata
Pagi ini … Mia terbangun dengan kepala yang terasa sangat sakit. Dia tidak menyangka jika akan mengalami hal ini. Mia harus melayani dua pria untuk minum semalam, dan beruntung dia tidak pingsan di depan ke dua pria itu. beruntung Mia semalam mendapatkan kabar jika ada transaksi yang sedang berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Mia mencoba kembali mencari informasi tambahan dengan emminta bantuan teman bartendernya. Mia mengatakan jika ingin membeli barang itu, dan akan membayar berapapun jika bisa mendapatkannya secara langsung pada penjualnya. Beruntung Mia bisa mendapatkan akses dengan mudah, dan mala mini dia sudah membuat janji untuk bertemu mereka. Mia berjalan dengan sedikit sempoyongan ke arah kamar mandi. Dia memuntahkan semua yang ada di perutnya, sisa minuman dan makanan itu keluar dari mulutnya. Hingga tubuhnya terasa lemas, dan harus meminum obat anti pengar. Beruntung Mia masih memiliki obat itu di dalam kamarnya, dan langsung saja meminumnya agar segera hilang efek dari minuman semalam. Setelah membaik, Mia berjalan keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Di sana sudah tertata rapi makanan untuk Mia. Meski hanya seorang diri di dalam Mansion megah itu, Mia mendapatkan makanan yang sangat banyak seperti biasa. “Jika ada Elle datang, katakan aku tidak ada. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya,” ujar Mia pada seorang kepala pelayan di sana. “Baik, Nona.” “Nona, ada surat untuk anda.” “Berikan padaku.” Mia menerima surat itu, dan isinya adalah undangan transaksi. Undangan itu berisi makan malam mewah di salah satu hotel besar di kota itu. Mia tersenyum miring membaca isi undangan yang melibatkan banyak sekali orang kaya di Amerika. “Kai, aku tidak akan pulang malam ini, siapkan mobil terbaikku untuk beraksi,” ujar Mia pada seorang penjaga di sana. “Baik, Nona.” Pria bernama Kai adalah seorang penjaga. Sejak Mia kecil, Kai selalu ada di sampingnya dan menemani Mia kemanapun pergi. Tetapi, saat Mia sudah dewasa, Kai harus menjalankan tugasnya bersama ke dua orang tua Mia. Dan sangat jarang bertemu. Kini, Kai bertugas untuk menjaga Mansion itu selama tidak ada orang yang menempati rumah besar itu. Mia telah menyelesaikan kegiatan makannya, dia kini beranjak dari sana dan bersiap di kamar. Sebuah pakaian mewah sedang ia pilih dari lemari pakaiannnya. Beberapa pakaian yang terlihat bagus menjadi pilihan Mia. Dan ada satu yang ia pilih karena bisa digunakan untuk menyembunyikan senjata di tubuhnya. Mia tersenyum saat ada seseorang yang dia tunggu mengirim pesan padanya. Sebuah perintah penangkapan jika memang benar kegiatan haram itu dilakukan mereka di sana. Mia juga menyiapkan alat pelacaknya agar tim penjemput bisa menemukan keberadaannya saat di sana. Baretta, glock, pisau kecil, kunai, dan beberapa alat lainnya di simpan dengan baik oleh Mia. “Selesai, aku akan bersenang-senang lagi malam ini,” ujar Mia. Siang ini, Mia berlari-lari di sekitar Mansion. Karena cuaca mendung, dia tidak terkena sinar matahari secara langsung. Dengan gaya yang biasa dikenakan, Mia juga menutup telinganya dengan menggunakan earphone. Sampai akhirnya di putaran ke tiga, seorang pria menepuk bahu Mia dan menyapanya. Pria itu tidak dikenal oleh Mia, dank arena terlihat asing, Mia menyerangnya dengan menodongkan senjata yang ada di balik pakaiannya. “Siapa kau?” tanya Mia dengan tegas. “Maaf, aku hanya ingin bertanya jalanan di sini. Aku terserat,” jelas pria itu. “Apa? Jangan bercanda denganku.” “Tidak – tidak! Aku tidak sedang bercanda. Aku baru saja tiba di sini, dan aku tidak tahu harus kemana?” “Apa yang kau cari?” tanya Mia. “Apa kau tahu Mansion milik keluarga Tanner? Aku baru saja mendapatkan tugas untuk menjadi seorang pengawal di sana.” Mendengar penjelasan pria itu membuat Mia terdiam. “Siapa yang menyuruhmu?” tanya Mia. “Seseorang, aku datang dari Florida. “Nama?” “Ellena.” “Untuk apa dia mengirim kau kemari?” “Ehm … dia mengatakan, aku bisa membantu temannya yang bernama Mia.” “Penampilanmu sangat tidak meyakinkan untukku, sebaiknya kau pergi, kembali pada Ellena dan katakana jika aku tidak membutuhkan pengganti!” jelas Mia dengan kesal. “Apa? Apa kau yang bernama Mia?” tanya pria itu sekali lagi. “Anggap saja kita tidak pernah bertemu, sekarang pergilah!” usir Mia. “Nona … Ellena mengatakan jika aku tidak boleh pergi sampai benar-benar diterima.” “Kau sungguh ingin peluru ini menembus kepalamu?” ujar Mia semakin kesal. “Tidak, tetapi aku ingin mengambil pekerjaan ini.” “Dasar keras kepala.” Mia mengarahkan senjatanya dan melukai tangan pria itu dengan satu kali tembakan. DOR “Argh!” keluh pria itu. “Kau cacat, aku tidak akan membawamu ke dalam misi.” Mia kembali berlari menjauhi pria itu. Hingga akhirnya dia sampai di depan gerbang Mansion dan masuk. Mia berpesan pada penjaga di sana untuk tidak menerima siapapun orang yang ingin bertemu dengan dirinya. Setelah itu, Mia masuk ke dalam dan bersiap untuk datang dalam acara yang sudah dia tunggu. Mia membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, melumuri tubuhnya dengan busa sabun, dan kembali membersihkannya dengan air yang keluar dari shower. Setelah itu, Mia masuk ke dalam lemari pakaiannya. Mengambil gaun yang akan dikenakannya malam ini, juga tidak lupa Mia merias wajahnya sedemikian rupa agar menarik perhatian para pria di sana. Ponsel milik Mia berdering, ada nama Ellena di sana. Mia tidak menghiraukan panggilan telepon itu, dan memilih kembali bersiap. Selesai dengan riasan wajahnya, Kai mengetuk pintu untuk mengatakan pada Mia jika mobil yang akan digunakan telah siap. “Nona, mobil anda sudah siap  digunakan.” “Terima kasih, Kai.” Mia terlihat begitu mempesona, membuat Kai merona saat melihatnya dengan pakaian seksi dan begitu menggoda kaum pria. “Nona, berhati-hatilah.” “Terima kasih, Kai.” Mia berjalan ke luar dari kamar dan menuju ke halaman depan Mansion. Mia masuk ke dalam mobil, dan menghidupkannya. Mobil itu sangat canggih, karena hanya membutuhkan sidik jari pemiliknya untuk bisa menghidupkan mesin. Bahkan mobil itu bisa mendeteksi ,jika bukan Mia atau orang yang menjadi kepercayaan wanita itu untuk menyentuh bahkan menggunakannya. Akhirnya mobil itu melaju dengan cepat, melewati gerbang Mansion. Selama perjalanan, Mia sadar ada yang mengikutinya sejak keluar dari gerbang. Mia tidak bodoh dengan membiarkan mobil di belakangnya tetap mengekor. Di sebuah jalan kecil, Mia memasukkan mobilnya ke sana dan menekan tombol yang ada di dashboard untuk mengganti penampilan mobil itu. Mobil itu keluar dengan penampilan baru. Mia bisa melihat jika mobil yang mengikutinya nampak bingung. Akhirnya Mia bisa menuju ke hotel yang sudah menjadi tempat transaksi barang haram itu. Sampai di lobby hotel, Mia menunjukkan undangannya. Dan seorang valet mengatakan jika Mia bisa masuk ke dalam basement untuk bisa langsung menuju ke ruangan yang di tuju. Mia kembali mengemudikan mobil itu dan masuk ke dalam basement. Dia menghentikan laju mobilnya saat melihat ada banyak sekali mobil yang ada di sana.  Mia meletakkan mobil itu pada parkiran dengan namanya di sana. “Menarik, transaksi n*****a saat ini sudah sangat canggih rupanya.” Mia cukup takjub dengan tanda pengenal yang memiliki pemindai kode pada undangan. Mia masuk ke dalam sana, dan disuguhkan dengan pemandangan yang cukup mengejutkan lagi, dan lagi. Mia melihat ada banyak sekali pria kaya di sana, bahkan ada beberapa artis ternama yang mengikuti acara ini. Mia bukanlah wanita satu-satunya di sana, dia melihat ada beberapa wanita yang mengenakan gaun seksi seperti dirinya. “Selamat malam, Nona Mia. Silakan ikut bersamaku untuk melakukan registrasi lebih lanjut,” ujar seorang pria dengan kepala yang tidak memiliki rambut. Mia melangkah mengikuti pria itu dan sampai di sebuah ruangan dengan meja panjang dan duduk di sana seorang wanita dengan membawa satu ikat uang. “Kau harus meletakkan deposit di sini. Berapa yang ingin kau berikan?” tanya wanita itu. “Berapa deposit minimalnya?” tanya Mia. “Seribu dollar.” “Baiklah, aku akan meletakkan lima ribu dollar.” “Awal yang bagus, deposit akan terpotong sesuai dengan barang yang kau inginkan. Dan kami akan langsung memberikannya saat acara selesai.” “Baiklah, terima kasih.” Mia kembali ke dalam ruangan awal, dia mengambil segelas minuman dan menenggaknya. Mia mengambil kursi yang ada di sudut ruangan , dan memilih untuk duduk di sana. Sampai akhirnya acara di mulai dan Mia mengikutinya dengan tenang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN