bc

Ijinkanku menunggumu

book_age18+
0
IKUTI
1K
BACA
drama
city
childhood crush
like
intro-logo
Uraian

"Seandainya waktu itu aku terima saja cinta dari Nico, tentu nasibku bisa lebih baik dari saat ini." ujar Nina dalam hatinya. Tapi apa daya, dia hanyalah seorang anak yang penurut, tidak ingin menyakiti hati Ibunya walau terkadang menyiksa nya.Sudah cukup pengorbanannya selama ini. Sekali ini, sekali saja ia berdoa pada Tuhannya supaya bisa bertemu dengannya. Orang yang mencintai nya sejak mereka kecil dan selalu menjaganya dari jauh. Ya, Nina tau kalau selama ini Nico selalu menjaganya walau dari jauh. Sesuai janji yang dia katakan saat perpisahan itu tiba. " Aku akan selalu menunggumu, dan aku akan selalu menjagamu walau dari jauh" Nico berkata dengan hati sedih dan terbata bata."Tapi bang, ini gak adil untukmu. memang kamu akan menungguku sampai kapan? aku gak mau waktumu terbuang sia sia bertahun tahun demi aku" Nina berkata sambil berlinang airmata."Aku gak mungkin mengecewakan ibuku bang. Abang tau kan aku sayang banget sama ibu.." lanjutnya.Sore itu setelah kata perpisahan terucap, mereka bergandengan tangan berjalan menyusuri jalan diiringi sunset. Hanya diam dengan pikiran masing masing. Kini sudah 5 tahun berlalu. masihkah dia menunggu? atau mungkin sudah ada pengganti dirinya? Salahkah jika dia masih berharap. Atau hanya sebuah bentuk pelarian saja? Tidakkah dia egois?? pergulatan itu terjadi dalam pikirannya

chap-preview
Pratinjau gratis
Ceritaku
Sore itu setelah jam kantor selesai, seperti biasa Nina akan duduk dulu di kantor satpam yang berada di depan kantornya. Berbincang dan bercanda sejenak dengan rekan sekantor lainnya sambil mengisi absen pulang, sambil melihat siapa tau ada yang mau menawarkan diri untuk mengantar pulang. Lumayan penghematan kan, lagian beberapa rekannya juga searah rumahnya. Senangnya jadi anak bawang di kantor ya gini. Juga masih single. Jadi aman saja jika ikut temen sales pulang. Paling gosip usil saja yang seliweran di kantor. Cerita perkenalan yuk, Namaku Nina Carolina. Aku hidup berempat dengan ibu dan adikku di kota kecil J. #Flashback on. Alm. ayahku seorang tentara yang meninggal saat aku masih SMP dan adikku masih kecil. Tapi beruntungnya kami sudah tinggal dirumah sendiri yang dibangun oleh ayahku. Setelah beliau wafat, kami bisa survive hidup dari gaji pensiunan ayah dan dari hasil jualan ibuku di kantin asrama tempat dulu alm. ayahku bertugas. Kebetulan saat itu baru dibangun kantin, jadi komandan alm. ayahku meminta ibuku saja yang berjualan disana. Walaupun jadinya ibuku sedikit ribet harus bangun pagi pagi sekali untuk mempersiapkan barang dagangan dan perlengkapan lain untuk dibawa, sehingga disana tinggal memasak. Tapi tidak apa karena cuma berjualan sampai jam 3,karena pegawai jam 3 sudah selesai apel sore. setidaknya mengisi waktu luang, menambah uang dapur kata Ibu. Tidak begitu capek juga karena ibu mengajak adek tetangga untuk menemaninya berjualan disana. Jadi saat sebelum pergi berjualan, beliau akan menitipkan adikku dulu yang bungsu ke tetangga depan rumah, yang dengan senang hati menerima karena juga ada keponakannya yang masih bayi disana. Siang ketika aku pulang, adekku sekalian ikut aku pulang kerumah. Kadang menunggu ibuku baru dia pulang. Setiap hari seperti itu, walau jujur aku kadang kasian dengan adekku. Jadi kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari Ibuku. Tapi bersyukur tetangga depan rumahku dan sekitar kami semua baik baik. Masa kecil aku jalani di asrama tempat ayahku bertugas. Jadi mengenal semua anak di setiap komplek asramanya, ada yang sebaya ada juga yang lebih tua dan kecil. Kami cukup akrab bermain setiap sore atau saat libur sekolah, wajar namanya tinggal di komplek asrama. Seperti drama rusun lainnya. Tetep juga ada yang hobi ngerumpi bahkan jutek atau iri hati antar sesama penduduk komplek. Sampai anak nya pun kadang dilarang main dengan si A atau si B jika kedua ibunya berselisih paham. hahaha drama banget yah. Tapi yang namanya dunia anak kan tidak mengenal tentang itu. Yang mereka tau yah bermain saja. Aku tinggal di asrama hingga kelas 4 SD. waktu kenaikan kelas 5 kami sudah pindah ke rumah sendiri. Kalau awalnya aku dan adikku bisa berjalan kaki dari asrama ke sekolah yang berjarak 10-15 menit, terkadang naik angkot. Sejak pindah kerumah baru, jarak dari rumah ke sekolah jadi agak jauh. Dan konsekuensinya kami jadi lebih awal berangkat ke sekolah. Karena harus 2 kali berganti angkot. Tapi kami baik baik saja dan aman selama pergi dan pulang sekolah walau menggunakan angkutan umum. Ku akui jaman dulu dan sekarang beda jauh sekali. Singkat cerita. salah satu teman main semasa kecil di asrama itu ada yang kakaknya sudah SMP dan mau SMA. Namanya Rica. Dia Batak Cina. Ibunya keturunan cina, Bapaknya batak. kami cukup akrab dan pernah sekali menginap dirumahnya. Tapi sejak kami pindah, kami tidak pernah berhubungan lagi. karena jaman dulu baru ada telepon kabel. paling aku mendengar kabar dari ibuku. Jika ada warga asrama yang pindah. Entah pindah tugas ke kota lain, kewajiban seorang abdi negara yang harus siap ditempatkan dimana saja, kapan saja. Atau pindah menempati rumah baru. Tapi pertemanan Ibu Persit /Ibu POM tetap terjalin. karena setiap bulan sewaktu ayahku masih hidup. Mereka rutin mengadakan pertemuan di kantor dan kegiatan lainnya. Saat melihat Ibu dan Ayahku dengan Pakaian dinas mereka, ada rasa bangga dalam hatiku. Sempat terlintas jika saja aku bisa memakai pakaian itu. Yah, itu bisa saja terjadi jika aku nantinya mendapat jodoh seorang Tentara juga. Warna pakaian Hijau tosca dengan Jas warna Hijau daun. belum lagi emblem nya dan heels, membuat tampilan ibu Persit ( Persatuan Istri Tentara) jadi lebih anggun dan elegan. Belum lagi melihat ayahku dengan pakaian Dinasnya lengkap berwarna Hijau Tua. sepatu PDF , apalagi saat upacara 17 an . aku begitu bangga melihat nya. seperti yang sering kita lihat di Tv saat upacara pengibaran bendera di istana Negara. seperti itulah ayahku berpakaian lengkap, dilengkapi senjata laras panjang. Pesona seorang tentara memang menggoda. Terlihat gagah dengan badan atletis tegap dan pakaiannya serta topi atau baret. Ah, seketika aku jadi kangen dengan Alm. Ayahku, sedang apakah beliau disana? apakah kehidupan disana juga sama dengan kehidupan kita di dunia nyata? hahaha jadi ngehalu. Karena cuma setahun ibuku berjualan di kantin asrama. Dan terakhir aku menerima kabar kalau Rica dan keluarganya pindah tugas ke medan. Kami pun ikut pindah ke Kota lain kota P karena nenek dari pihak ibuku sakit dan membutuhkan perawatan khusus. Jadi atas rembukan kakak kakak ibuku, kami diputuskan pindah juga menetap disana. supaya ibuku juga fokus mengurus nai nai. Begitu panggilan kami ke nenekku. karena Ibuku masih berketurunan cina. Aku sih ikut saja, walau agak sedih karena harus berpisah dengan teman SMP ku yang sudah mulai akrab. Tapi aku sadar bahwa nai nai lebih membutuhkan perhatian extra. Juga selama ini nai nai baik pada kami. Walau aku pernah mendengar cerita. kalau dulu Ibuku sempat tidak direstui oleh kedua orangtuanya saat berhubungan dengan Ayahku. Yah, dikarenakan perbedaan suku bangsa, juga melihat ayahku yang hanya seorang tentara. Tapi ibuku nekat memilih ayahku. Singkat cerita akhirnya mereka direstui menikah dengan menggunakan adat Cina. Itu kulihat dari album foto pernikahan mereka. Jadi sisa masa SMP dan SMA ku berada di kota P. Selama aku disana, aku menjalin pertemanan yang cukup banyak. Saat SMA aku masuk ke sebuah sekolah swasta, karena kuota negri tidak dapat. Tapi aku senang bisa mendapat teman baru dan circle baru. Rumah yang kami punya, dikontrakan ibuku selama kami tinggal di kota P. Untuk kebutuhan sehari hari kami, paman dan bibiku sepakat memberikan toko kelontong warisan untuk dikelola oleh ibuku. Banyak memory baik ataupun sedih sudah aku simpan baik baik didalam hatiku selama di kota P. Tamat SMA, Ibuku memutuskan kembali ke kota J, dikarenakan Nai-nai sudah meninggal, juga masa kontrakan rumah sudah selesai. Walau awalnya ditentang habis habisan oleh paman pamanku. Tapi memang pada dasarnya Ibuku orangnya keras hati. Akhirnya terpaksa mereka mengijinkan dengan berat hati. Dan lagi kedua adikku kembali pindah sekolah. Beruntung Wira bisa dapat di sekolah SMA negeri. Tak terbayang jika dapat sekolah swasta, dengan bekal uang hanya cukup untuk beberapa bulan saja. Hanya si bungsu Sinyo yang tetap di swasta, dikarenakan dia ada yang menanggungnya. Teman dari Ayahku yang mau menganggapnya jadi anak. Karena tante Nia cuma punya 1 anak. Yah jujur aku katakan, adik bungsuku, Sinyo memang beruntung. Tamat sekolah aku beruntung bisa langsung bekerja di salah satu perusahaan kenalan dari Ayahku dulu. Beliau tak sengaja bertemu dengan Ibuku dan menawarkan aku bekerja disana. Jadi aku cuma menganggur beberapa bulan saja setelah tamat SMA. Dan sekarang sudah 2 tahun aku bekerja. saat itulah kisah percintaan ku pun dimulai. Aku mulai bekerja di usia 18 tahun, 2 tahun adalah masa perubahan dari remaja ke dewasa. walau di SMA dulu aku memang sempat berpacaran. Tidak lama cuma beberapa bulan saja. Dikarenakan aku yang memang kurang nyaman dengan cemburuannya Renvi ditambah ibu dan tanteku yang suka memasang wajah tidak suka saat dia main kerumah. Menyebalkan gak sih, saat pacar kerumah malah dipelototi. padahal aku dah nurut, kalau pacaran dirumah aja.. Aku tipe intorvert. Jadi pulang sekolah ya langsung pulang kerumah. sesekali saja ada keinginan main kerumah temen atau pulang telat karena main dulu sebentar kerumah teman. Jadi bisa dibilang sedikit Cupu dan sedikit punya teman. Waktuku habis dirumah dengan membaca buku, aneka novel yang aku pinjam di perpustakaan atau dipinjamkan oleh sepupu atau mendengarkan radio, sambil membantu ibuku menjaga toko.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook