Part 46

2072 Kata

Dewi memesan nasi rames dengan lauk telur dadar, sedangkan aku hanya memesan segelas jeruk hangat dan beberapa pisang goreng. Warung ini tampak sepi jika jam istirahat pertama. Benar kata Dewi, lebih enak sarapan di warung depan sekolah. Sepi dan nyaman. "Na, kurangnya Pak Reza apa sih? Menurutku dia tampan, pintar, ramah, dan romantis." Pertanyaan dan pernyataan dari Dewi membuatku ingin membenturkan kepala ke dinding. Masih saja membahas soal Pak Reza. Untuk apa coba membahas tentang guru ajaib itu? Rasanya nama itu hari ini sudah disebutkan berkali-kali oleh orang yang berbeda. Bosan dan ingin menghilang sejenak agar tidak lagi mendengar nama itu disebut. Mata ini menatap Dewi dengan tajam sebelum menjawab pertanyaannya tentang kekurangan Pak Reza. "Kurang waras." Singkat, padat,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN