Justin sama sekali tidak dapat beristirahat dengan tenang karena pikirannya terus dipenuhi dengan alasan-alasan yang membuatnya berada di tempat aneh bernama dunia Auguirel ini. Ia masih tidak habis pikir bagaimana bisa ia masih keturunan pada kurcaci itu, sedangkan secara fisik ia sama sekali tidak terlihat seperti kurcaci melainkan seperti manusia kebanyakan. Mungkin jika orang lain berada di posisi sepertinya ini, pemikiran mereka akan sama. Berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan aneh yang pastinya akan menghampiri saat berada di dunia yang aneh ini. Jika bisa kembali di waktu ia berada di hutan bersama keluarganya, Justin akan berpikir ulang untuk mengikuti kelinci coklat itu hingga sampai ke sini.
Karena tidak bisa tidur, Justin terbangun dari pembaringannya. Laki-laki itu memilih berjalan menuju jendela yang terbuat dari bambu yang warnanya hijau alami, sepertinya usia bambu ini pasti sudah berusia lama. Anehnya meskipun usianya sudah lama, bambu itu masih tetap awet warnanya. Seharusnya Justin tidak perlu merasa aneh karena apapun yang ada di sini pasti semuanya bisa terjadi, tidak perlu berpikir seperti manusia kebanyakan karena semua yang terjadi bisa di luar nalar manusia normal. Helaan napas berembus di kedua hidung Justin, meskipun ia sudah mendengar penjelasan dari Raja Doe mengenai waktu di sini dan di bumi itu berbeda, jelas saja Justin masih mengkhawatirkan kedua orang tuanya.
"Aku tahu kamu pasti tidak akan bisa beristirahat dengan tenang." Suara itu membuat Justin langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka.
"Maaf membuatmu terkejut dan langsung membuka pintu kamarmu," sambung Raja Doe.
"Ah tidak apa-apa, lagipula yang kau katakan tadi benar kalau aku tak bisa beristirahat." Justin berjalan menghampirinya Raja Doe yang dikawal oleh Dior.
"Kalau begitu apa kau mau aku ajak berjalan-jalan di sekitar Auguirel ini?" tanya Raja Doe.
"Tentu, lagipula aku juga penasaran dengan keindahan Auguirel yang unik ini." Raja Doe memberi kode pada Justin agar mengikutinya keluar dari kamar dan istana.
"Aku masih merasa sangat asing berada di sini," ujar Justin saat mereka berjalan menyusuri dunia Auguirel.
"Maka dari itu aku mengajakmu berkeliling untuk membuatmu merasa nyaman dan tak asing lagi dengan tempat ini," balas Raja Doe.
"Apakah semua pohon di sini memang seperti itu?" tanya Justin.
"Kau pasti merasa bingung saat pertama kali berada di sini karena pohon-pohon serta semua yang ada di sini sangat berbeda dengan di bumi tempatmu selama ini tinggal?" Justin mengangguk karena tebakan Raja Doe tepat sekali.
"Iya sangat jelas berbeda, bahkan aku mengira kalau saat ini aku sedang bermimpi. Namun, saat aku terus meyakinkan kalau semua ini hanya mimpi, kenyataan menampar keras diriku sehingga aku sadar kalau yang terjadi saat ini benar-benar nyata. Sama sekali bukan mimpi," balas Justin.
"Aku tak menyalahkanmu karena kau sempat mengira semua yang ada di sini hanyalah mimpimu, Justin. Tetapi aku ingin meyakinkanmu kembali kalau Dunia Auguirel benar-benar nyata. Kau bisa lihat sendiri bagaimana ikan-ikan itu terbang dengan bahagia, burung-burung berenang dengan indahnya, pohon-pohon, hewan dan tumbuhan lainnya juga merasakan kebahagiaan itu." Justin menatap sekeliling sambil mendengarkan semua perkataan Raja Doe.
"Iya, sekarang ini aku percaya kalau ini bukanlah mimpi. Melihat semua keanehan di depan mataku sendiri membuatku sadar kalau hal ini adalah nyata," ujar Justin hingga membuat Raja Doe dan Dior terkekeh pelan.
"Kau memang anak yang begitu polos, Justin, tetapi tanpa kau ketahui sendiri kalau ada sebuah kekuatan di dalam dirimu itu." Justin yang semula berjalan terlebih dulu untuk melihat lebih jelas keanehan dalam dunia Auguirel ini menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Raja Doe.
"Kekuatan? Kekuatan apa yang kau maksud itu?" tanya Justin penasaran. Awalnya, Justin tak ingin menanyakan lagi mengenai ini karena ia berpikir kalau Raja Doe mungkin saja bercanda mengenai kekuatan yang katanya ia miliki. Namun, saat Raja Doe kembali membahas hal itu, mau tak mau Justin harus bertanya karena jujur ia begitu penasaran.
"M-mana mungkin manusia biasa sepertiku ini memiliki kekuatan 'kan?" tanya Justin lagi.
"Bukankah kamu sudah mendengar ceritaku saat kita berada di istana tadi, Justin? Kau adalah keturunan salah satu raja di dunia Auguirel ini. Tidak ada yang tidak mungkin, kau memang memiliki kekuatan. Maka dari itu kau bisa berada di sini," jelas Raja Doe.
"Aku pikir kau tadi hanya bercanda mengatakan kalau aku adalah keturunan salah satu raja terdahulu karena aku sama sekali tidak mirip dengan kalian. Aku malah seperti manusia biasa kebanyakan," tukas Justin.
"Aku sama sekali tidak pernah bercanda menceritakan hal mengenai dirimu dan Auguirel, Justin." Raut wajah Raja Doe terlihat begitu serius, membuat Justin mau tak mau harus mempercayai perkataannya.
"Maaf kalau perkataanku yang mengatakan kalau kau bercanda itu menyinggung hatimu, aku hanya masih merasa ragu dengan semua hal yang baru saja terjadi di dalam hidupku saat ini." Karena takut telah menyinggung hati Raja Doe, Justin meminta maaf.
"Tak perlu meminta maaf, aku tahu kalau kau masih sangat terkejut dengan fakta yang baru kau ketahui, Justin." Raja Doe mengkode agar Justin kembali melanjutkan langkahnya mengelilingi Auguirel ini bersamanya dan Dior.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu?" tanya Justin.
"Tentu, kau boleh menanyakan hal apapun, Justin," jawab Raja Doe.
"Kau berkata kalau aku salah satu keturunan raja kurcaci terdahulu, kau juga berkata kalau aku memiliki kekuatan. Lantas mengapa saat aku dirundung oleh banyak orang, aku sama sekali tidak bisa membalas mereka?" Justin menyebutkan pertanyaannya.
"Kekuatan yang kau punya tidak dapat mencelakai orang tak bersalah, Justin."
"Tak bersalah bagaimana? Jelas saja mereka bersalah, karena mereka sekarang ini aku jadi trauma berteman dengan manusia lain. Bahkan kedua orang tuaku yang menanggung semuanya, mereka terus bersedih karena rasa trauma yang aku alami," ucap Justin.
"Mereka tetap tidak bersalah, Justin. Semua terjadi untuk membuatmu kuat, lagipula kekuatan yang kau miliki sama sekali tidak berfungsi saat berada di bumi. Sama seperti kekuatan yang aku miliki," jelas Raja Doe.
"Mendengar kau mengatakan itu, aku jadi ragu kalau aku memiliki kekuatan yang kau katakan tadi."
"Kalau kau tak percaya, cobalah keluarkan kekuatanmu sekarang, Justin. Aku yakin setelah itu kau akan percaya dengan semua perkataanku," ujar Raja Doe.
"Bagaimana caraku mengeluarkan kekuatan itu?" tanya Justin.
"Pikiranmu harus tenang, jangan memikirkan apapun saat ini. Arahkan tanganmu ke sembarang objek," jawab Raja Doe.
"Mengapa aku harus melakukan itu semua?"
"Lakukan saja apa yang kukatakan, bukankah kau sendiri yang tidak percaya dengan kekuatan yang kau miliki dan ingin membuktikannya?" Justin terdiam sejenak, mendengar semua perkataan Raja Doe membuat Justin takut. Takut kalau misal kekuatan itu memang ada pada dirinya, bagaimana mungkin ia bisa keluar dari sini secepatnya kalau kekuatan yang Raja Doe katakan itu memang ada pada dirinya?
"Ragu-ragu, Justin memejamkan matanya dengan tangan yang mengarah ke sembarang objek. Ia mulai berpikiran tenang, agak lama ia menunggu tetapi sama sekali tidak terjadi hal-hal yang Raja Doe katakan hingga membuatnya kembali membuka mata.
"Mana? Sama sekali tidak ada, itu berarti aku memang tak memiliki kekuatan apapun. Kau kau salah menilaiku," ujar Justin kelewat senang.
"Mana mungkin!? Coba kau ulangi lagi, Justin." Raja Doe tak percaya kalau Justin tidak memiliki kekuatan, sudah jelas-jelas ia mengawasi Justin sejak lama dan ia tahu kalau ada kekuatan di dalam diri laki-laki itu.
"Baiklah, akan aku coba lagi." Malas-malasan, Justin kembali mencoba mengeluarkan ilmu yang katanya ada dalam dirinya.
"Mana? Sama sekali tidak ada. Aku sudah mencobanya beberapa kali. Sepertinya kau salah orang, jadi apa bisa aku pergi dari sini karena aku sama sekali tidak memiliki kekuatan?" tanya Justin mendesak ingin pulang.
"Sepertinya aku tahu apa yang terjadi. Kau sengaja tidak ingin mengeluarkan kekuatanmu karena ingin pergi dari sini 'kan? Sudah aku katakan kalau kau tidak akan bisa kembali sebelum membantu kami. Jadi, mau tak mau kau harus tetap tinggal di sini dalam jangka waktu yang tak dapat ditentukan," balas Raja Doe.
"Mengapa aku harus terjebak di dunia aneh ini dan tak bisa pulang?" gumam Justin.
"Apa sedang kau pikirkan, Justin?" tanya Raja Doe membuat Justin tersentak.
"A-aku tidak memikirkan apapun," jawab Justin.
"Apa kau memikirkan ibu dan ayahmu?" Justin terdiam sejenak, ia lupa kalau Raja Doe ini bisa membaca pikirannya.
"Kau tak perlu mengkhawatirkan mereka, mereka baik-baik saja dan pertengkaran di antara mereka sudah usai. Mereka saat ini sedang berbahagia kalau kau ingin tahu," ucap Raja Doe.
"Bagaimana mungkin kau bisa tahu? Mana buktinya kalau memang kedua orang tuaku sudah berdamai." Raja Doe tersenyum sekilas mendengar perkataan Justin.
"Aku tahu kalau kau pasti akan berkata demikian, tunggu sebentar."
Raja Doe mengkode pada Dior agar menyiapkannya sebuah wadah yang terbuat dari dau dan diisi dengan air sungai. Kemudian menaruhnya di atas tanah di bawah mereka, Justin yang melihat perbuatan Raja Doe pun hanya bisa mengernyit heran.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Justin.
"Nanti juga kau akan tahu," jawab Raja Doe sambil tersenyum.
Justin memperhatikan apa yang Raja Doe lakukan, laki-laki itu terkejut ketika Raja Doe mengarahkan sebuah tongkat ke dalam air itu tiba-tiba saja air yang jernih berubah menjadi keruh dan beberapa saat kemudian muncul seperti sebuah tayangan video. Yang Justin lihat adalah tempat di mana ia, ayah dan ibunya berpiknik, hingga ia dapat melihat kalau di dalam wadah berisi air kecil itu ayah dan ibunya sedang berbincang hangat.
"Kau bisa melihatnya sendiri, Justin, kalau kedua orang tuamu baik-baik saja. Tidak perlu ada yang kah khawatirkan," ujar Raja Doe.
"Terima kasih karena sudah memperlihatkan ini, aku jadi tak merasa khawatir lagi."
"Tidak masalah, Justin, kau tanggung jawabku. Masalah perasaanmu, aku juga bertanggung jawab. Sekarang yang perlu kau lakukan adalah, fokus mengeluarkan kekuatanmu agar kau percaya pada apa yang aku katakan tadi," ucap Raja Doe. Dalam sekejap, ia menghilangkan wadah berisi air tadi dengan sihirnya.
"Sekarang coba kau lebih serius lagi, aku yakin kekuatanmu pasti akan keluar."
Justin menghela napas, Raja Doe sudah membantunya melihat keadaan kedua orang tuanya. Tak ada salahnya ia berusaha memperlihatkan kekuatannya jika memang ia memiliki kekuatan itu.
"Baik."
Laki-laki itu kembali memejamkan matanya, berusaha tenang dan serius agak kekuatan yang katanya ada pada dirinya ini bisa keluar. Sudah beberapakali kali Justin berusaha, tetapi kekuatan itu sama sekali tidak keluar. Hal itu semakin membuat Justin yakin kalau ia tidak memiliki kekuatan, karena jika ia memiliki kekuatan pasti dari tadi sudah keluar.
"Aku menyerah, sepertinya kau salah. Aku memang tidak memiliki kekuatan apa-apa, mungkin saja kalian salah orang," ujar Justin.
"Mana mungkin kami salah, kaulah orangnya, Justin. Aku yakin sekali itu." Raja Doe tentu percaya kalau prediksinya yang menyatakan kalau Justin penyelamat mereka itu tidak akan salah. Semuanya sudah ada di sebuah buku kuno yang memperlihatkan gambar wajah Justin, sudah jelas-jelas hanya Justin lah yang memiliki wajah seperti itu.
"Aku memang tidak memiliki ke—"
BUUUMM
Perkataan Justin terhenti ketika terdengar sebuah ledekan di dekat mereka, tepatnya di sebuah pohon yang cukup besar itu. Justin terperangah karena tadi ia sempat mengarahkan tangannya ke pohon itu. Ia memperhatikan kedua tangannya sendiri kemudian pohon itu, matanya masih menatap tak percaya pada pohon yang sudah ia buat meledek.
"I-ini perbuatan tanganku? Tidak mungkin!" Justin menggelengkan kepalanya tak percaya dengan hal yang baru saja terjadi.
"Kekuatanmu akhirnya datang, Justin, memang benar aku tidak pernah salah dalam menduga." Raja Doe dan Dior nampaknya merasa senang karena kekuatan Justin sudah keluar dan laki-laki itu yang menyadari kalau memang ada kekuatan dalam dirinya.
"A-aku masih sulit percaya kalau aku sekarang benar-benar memiliki kekuatan."
Untuk mengetes sekali lagi, Justin mengarahkan tangannya ke beberapa objek. Ia berpikir kalau ia ingin menghilangkan objek-objek itu dari pandangannya, dalam artian yang begitu mistis dan bukannya dengan ledakan seperti tadi. Justin kembali dibuat terperangah ketika semua benda-benda tadi ternyata benar-benar hilang dari pandangannya. Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, Justin kembali mencoba lagi. Berkali-kali ia mencoba, hasilnya tetap sama. Di mana kekuatan apapun yang ia pikirkan pasti akan muncul, semua ini benar-benar di luar dugaan Justin yang sempat menyerah kalau ia memiliki kekuatan.
"Aku hanya manusia biasa, mana mungkin aku memiliki kekuatan seperti manusia super? Ini benar-benar aneh." Justin menggelengkan kepalanya, takjub sekaligus heran dengan nasib yang ia alami ini.
"Akhirnya kami bisa membalas p*********n Diovra setelah kekuatanmu datang, Justin." Raja Doe terlihat begitu gembira, ia ingin segera membalas kekejaman Diovra si kurcaci jahat yang telah menghancurkan beberapa rumah penduduk dan sebagian istana kurcaci.
"Menyerang?" tanya Justin.
"Ya, aku ingin sekali membalas semua kekejaman Diovra yang telah mencelaku rakyatku. Kerajaan kurcaci jahat itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, mereka terlalu kejam dan tak akan pernah memikirkan dampak kekejaman mereka pada rakyatku." Nampak kalau Raja Doe berambisi melawan Diovra setelah kekejaman yang dilakukan oleh mereka. Tentu saja, orang baik pasti akan membalas jika ia sudah dilukai dengan sangat kejam.