"heheheheh... hahahaha.... so sweeetttt... bisa-bisa aku diabetes nih... hehehe" tawaku ketika menulis sesuatu..
"rui., makan malam dah siap" teriak mama dari lantai bawah.
"iya ma, bentar.."
"ayo sini, kita makan sama-sama!"
"iya iya.." jawabku, kemudian bergegas ke ruang makan.
"ayo duduk, kita makan sama-sama" kata mama sambil mengambilkan sepiring nasi.
"nih buat kakak duluan.." operku ke kakak. mama kalo ngambilin nasi, dll selalu nggak kira-kira.. mungkin maksudnya biar aku makan banyak, cepat gedhe,.. tapi nggak sesuai sama porsiku... malah lebih parahnya lagi... kadang aku dikasih segunung sayuran (~maksudnya salad sayuran~) katanya sih biar sehat, tapi... aku kan manusia, bukan kelinci..
ngomong-ngomong, perkenalkan nama aku Rui Shelafiya umur 14 tahun, adik dari Zero Helufiya,.. salam kenal..
"mama duduk aja, biar rui yang ngambilin.."
"oh, gitu... ya udah.." kata mama kemudian.
"zero... mama mau tau.. bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya mama.
"oia, bener juga,. udah lama zero nggak berbicara masalah sekolah" sambung papa.
"udah dapet teman belum? kamu tuh.. dari TK sampai SMP, sama sekali nggak pernah bawa temen ke rumah.. mama harap kamu betah di sekolah SMA ini dan lekas punya temen... "
"..... (hanya dibalas dengan senyuman)" karena sudah selesai makan, zero meninggalkan meja makan, menuju westafel, mencuci piringnya.
"kak.. kakak.. cuciin punyaku juga ya... hehe.." kataku lalu kabur ke kamar diikuti zeus.
setelah makan malam selesai...
"bukankah zero jadi tambah pendiam ya pa...?" tanya mama pada papa.
"dia kan dari dulu begitu.." jawab papa sambil bekerja dengan TAB-nya.
"mama khawatir, dia susah dapat teman..."
"anak laki-laki itu, punya cara sendiri untuk berteman... percaya saja.." jawab papa, kembali mengurus pekerjaannya.
"..."
keesokan harinya, di Klinik Hewan...
"selamat pagi Dokter.." sapa salah satu karyawan, Siska.
"pagi.."
"pagi juga dok," sapa dokter marie (rekan kerja dokter nirina).
"tidak biasanya dok. diam saja... sedang ada problem?" lanjutnya.
"... mmmm bukan masalah besar sih... aku hanya khawatir sama Zero... kurasa dia menjadi tambah pendiam.. dia pun hanya dekat dengan zeus,. apa aku salah didik ya?" keluhnya sambil memakai jas dokternya dan duduk di kursinya.
>>tok tok tok mama
"halo ma"
"oh mikha, lagi apa?"
"nih habis latihan voli, da pa ma?"
"mikha, mama boleh minta tolong nggak?"
"minta tolong apa?"
"... mmm kamu kenal anak kelas 1, namanya Zero..." belum selesai ngomong, dah di jawab...
"nggak mau. titik." kemudian mematikan hpnya.
dan telepon kembali berdering.
"mama belum selesai ngomong..."
"aku tau arah pembicaraan mama"
"memangnya kamu dah kenal sama zero? dia anaknya kek gimana di sekolah?"
"aku nggak tau, kenapa mama mau tau urusan orang.."
"bukannya mama mau ikut campur, kebetulan, zero itu anaknya dokter nirina, temen mama, kebetulan juga dia juniormu, mama cuma mau kamu awasi dia,."
"kenapa harus aku, tante nirina kan kaya, dia bisa sewa bodyguard, kenapa aku?"
"karena kamu satu sekolah dengannya., apa salahnya bantuin mama. mama tuh, dulu selalu di bantu dokter nirina, nah, ini kesempatan mama buat balas budi. kamu paham kan nak?"
"tante nirina kan nggak pernah nagih buat balas budi kan?, jadi mama nggak usah repot-repot buat balas budi..."
"....mmm... kalau kamu nggak dengerin mama, mama nggak jadi beliin moge dan uang sakumu mama potong."
"mama.... kok gitu sih.."
"gak ada gunanya merengek ke mama, papa juga ada di pihak mama, udah, lakuin aja, kan nggak ada ruginya., nanti kalau ada apa-apa, bisa hubungi mama atau dokter nirina, paham?, nanti mama kirimkan nomernya dokter nirina sama nomor zero. ya udah, mama ada pasien ini., mama tunggu kabarnya ya."
"ma... mama..."
"mikha,.. tunggu.." panggil yoga, kapten voli. "kenapa kamu nggak ikut protes, kamu kan ace kebanggaan team,.."
"nggak masalah kok.., toh ini hanya latih tanding.." jawab mikha santai.
"pelatih tidak harusnya begitu, walaupun hanya latih tanding, tapi setidaknya biarkan pemain yang lain mencoba di arena langsung, jadi kita tau kelemahan dan kelebihan team kita... oia, ayo kita rayakan kemenangan kita..." katanya panjang lebar.
"maaf, aku ada urusan, aku duluan ya.."
"hei tunggu..." ujar yoga tapi nggak digubris mikha.
di pintu keluar gym... sudah ada gadis cantik yang menunggu...
"sudah selesai?" tanyanya.
"mm...."
"oia,.. ayo kita makan, kamu pasti capek kan?" lanjutnya kemudian menggandeng tangan mikha, membawanya ke sebuah kafe. tapi sebelum keluar gerbang sekolah, disana telah menunggu zeus.
"zeus, ngapain kamu ke sekolah?" tanya mikha.
"anjing punyamu?" tanya gadis itu, namanya kim seojin.
"bukan, tapi aku mengenalnya.."
zeus mendekati mikha, kemudian menggigit bajunya dan menyeretnya, seperti ingin mikha mengikutinya.
"seojin, tunggu bentar ya.."
"nggak, aku ikut.."
akhirnya mereka mengikuti zeus..
zero sedang digendong akira, seketika melihat zeus yang membawa mikha.
"zeus, kenapa kau membawa orang itu, aku bisa membawanya sendiri" ujar akira yang nggak 'sreg' sama mikha, sepertinya ada sesuatu diantara mereka.
"oh, akira, dia kenapa?" tanya seojin.
"nggak papa, hanya mau membawanya ke UKS" jawab akira ketus.
"perlu kubantu?" tanya mikha.
"nggak perlu.. aku bisa bawa sendiri.."
Di UKS...
"permisi, bu widi (pj UKS), ada pasien... bu... bu...?" panggil akira, karena nggak ada jawaban, akhirnya akira rawat sendiri..
"kalian pulang saja, aku bisa mengurusnya.." ujar akira.
"ya sudah, kami pulang dulu..." jawab seojin sambil menyeret mikha meninggalkan UKS.
"tunggu bentar..." sela akira.
"ya..?" jawab mikha kemudian berbalik.
"kamu tau contac person orang tuanya nggak?"
"ah... itu.." belum selesai bicara, ada chat masuk dari mama, yang isinya adalah nomer hp tante nirina dan nomer hpnya zero.
"ah... ada..., aku kirimkan ke nomermu sekarang.." lanjutnya kemudian mengirim ke akira.
"oke.. makasih.." setelah menerima nomernya.
"kamu yakin, bisa sendiri? sini biar aku bantu.." tawar mikha tapi dihentikan sama seojin.
"nggak usah, aku bisa sendiri kok.. kamu temenin seojin saja".
"tuuhh... kan..., udah, ayuk... biarin akira yang ngurus..." kata seojin kemudian membawa pergi mikha.
sementara akira masih sibuk mengobati zero.
-------------------------------------
~~CERITA EXTRA INTERMEZZO~~
W (waine) : tolong dokter... jari saya keiris pisau...
A (akira) : sini biar saya lihat (dengan kostum dokternya),. ohhh... ini mah luka kecil... biar saya perban dulu ya...
W : dokter... tunggu dokter... ini maksudnya apa dokter... tu... tunggu..... gyaaaaaaaa...... (~diperban sekujur tubuh, jadi mumi deh...~)
W : mmmmm...mm.. mm...mmm.mm...
A : silahkan pasien selanjutnya...