Chapter 1 SIMPAN SAJA

558 Kata
Satu bulan sebelumnya …. Waktu baru menunjukkan pukul 12.30. Hari kerja di Happyland I masih panjang. Riuh suara pengunjung beradu dengan musik yang riang mengisi udara. Tempat wisata yang menawarkan berbagai wahana permainan segala usia itu tengah ramai diserbu wisatawan. Beraneka logat, usia, dan warna kulit membaur dalam beragam permainan seru. Aura sukacita mengangkasa, mengundang lebih banyak lagi pengunjung ikut menjadi bagian dari sukaria di tempat wisata legendaris ini. Suasana yang bertolak belakang sangat terasa di gedung pengelola. Gedung ini berada di sisi kiri loket masuk. Lantai satu digunakan untuk ruang pertemuan tertutup, lobi, dan salah satu sisinya merupakan deretan loket dimana pengunjung bisa membeli tiket masuk. Lantai dua adalah ruangan istirahat, kantin, dan tempat ibadah bagi segala level pegawai. Di lantai tiga, terdapat ruang-ruang bersekat kaca gelap milik para pemimpin divisi di paro barat gedung. Sisa ruang dibiarkan terbuka, tetapi diisi beberapa kumpulan kubikel untuk staf divisi. Ryan melangkah sepanjang koridor diantara deretan ruang bersekat. Lantai tiga terlihat sepi. Nampaknya di hari pertengahan high season ini, pekerjaan sangat banyak. Pastinya semua pegawai sedang menikmati waktu istirahat agar tidak jenuh menghadapi banyaknya tugas. Kondisi sepi merupakan kesempatan bagus bagi OB sepertinya untuk melaksanakan jatah tugas siang membersihkan ruangan. Saat para pegawai kembali, ruangan mereka sudah bersih. Sambil menikmati sayup music reage dari luar gedung, Ryan mengepel lantai. Langkahnya terhenti di depan pintu ruang kepala divisi Promosi dan Humas. Samar Ryan mendengar suara benda jatuh. Ryan sudah hendak memeriksa dengan meraih handel pintu, ketika ia mendengar suara yang membuatnya terpaku. “Kamu cantik sekali. Kauharap besok kamu hadir lebih awal,” suara pria, yang Ryan kenali sebagai Doni, si pemilik ruang. “Bapak seharusnya mengurangi tugas saya, jika demikian,” suara wanita yang tidak akrab di telinga Ryan. Terdengar manja. Ryan mundur beberapa langkah. Suara-suara dari dalam terdengar kian tidak menyenangkan bagi Ryan. Ia memilih segera melanjutkan tugasnya ke arah yang menjauhi deretan itu. Tetapi tak urung, telinganya memanas. Ryan berusaha fokus pada pekerjaannya. Ia memasang ear set dan menyalakan music player agar tidak terganggu dengan suara-suara dari ruangan itu.   “Teng!” Suara keras jam dinding menggema sekaligus mengagetkan Ryan. Sudah jam satu tepat. Waktu istirahat hampir berakhir. Ryan bisa bernafas lega melihat lantai sudah bersih. Ia segera melangkah agar tidak terlalu lama di ruangan itu. Saat sudah menenteng alat pel dan ember, tiba-tiba pintu mencurigakan itu terbuka. Seorang gadis keluar sambil menurunkan roknya. Kancing bajunya belum sempurna terpasang dan rambutnya awut-awutan. Ia terbelalak melihat Ryan. Ryan segera memalingkan muka dan melangkah menuju pintu. ***   “Aku tahu kamu ada di lantai tiga tadi siang,” kata Doni. Ryan meletakkan alat pel dalam lemari dan menutup pintunya. Ia menatap Doni. “Saya piket di sana,” jawab Ryan. Doni menghela nafas. Ia meletakkan sebuah amplop di atas meja. “Ini untuk kamu.” “Saya gajian satu minggu lagi, Pak.” “Ini dari saya. Terima kasih telah menjaga lantai tiga tetap bersih sepanjang hari.” “Ada empat OB yang bergantian piket. Apakah semua mendapatkan ini?” “Tentu saja tidak. Hey, dengar. Kita sama-sama laki-laki. Kamu tahu apa yang terjadi. Aku tahu apa yang kamu tahu. Aku hanya ingin kamu simpan apa yang tadi kamu lihat, atau posisimu tidak akan aman. Mengerti?” “Simpan saja uang pak Doni,” ucap Ryan sambil meraih jaketnya, ”Selamat sore, Pak.” Doni mengepalkan tangan. Giginya gemeretak. Sayangnya, bukan wilayah Doni mengatur siapa bertugas dimana dan kapan. Tetapi, untuk beberapa alasan, Doni tahu ia bisa memberikan banyak pekerjaan kepada anak muda itu besok, di hari seharusnya Ryan bersiap mengikuti gathering. Doni tersenyum penuh kemenangan.   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN