bc

The Beautiful Destiny

book_age18+
144
IKUTI
1K
BACA
teacherxstudent
age gap
confident
dare to love and hate
bxg
humorous
betrayal
school
twink
love at the first sight
like
intro-logo
Uraian

Karena pengkhianatan suaminya, Aralin harus bercerai dan mencari pekerjaan sendiri untuk hidup. Beruntung dia bertemu dengan seorang temannya dan dia bisa bekerja sebagai guru di Anggara High school. Namun apa jadinya jika di sana dia malah bertemu dengan seorang murid nakal bernama Raffa yang mengatakan jika telah jatuh cinta pada Aralin sejak pertemuan pertama? Aralin dengan sifatnya yang rendah diri karena janda yang mandul, sedang Raffa dengan sikapnya yang keras kepala dan usil. Mampukah Raffa mendapatkan cinta Aralin yang adalah gurunya sendiri?

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
Jika saja do'a buruk langsung dikabulkan, maka Aralin akan menyegerakan do'anya. Dia akan berdo'a sebanyak-banyaknya untuk suami dan ibu mertuanya. Dia tidak pernah menuntut satu hal pun pada suaminya. Namun kenapa mereka menyalahkannya untuk suatu yang belum jelas itu kesalahan siapa. "Kau itu wanita gabuk. Ibarat padi gabuk itu padi yang tidak akan punya biji. Dia hanya akan gugur dan dibuang bersama kulit dari biji padi." Kata-kata tajam ibu mertuanya seakan berubah menjadi samurai panjang yang menghunus dan mencerai beraikan jantungnya. Dia sakit. Aralin hanya bisa diam karena menjawab pun akan percuma. Dia hanya akan menjadi tersangka lagi untuk kasus yang berbeda. 'Menantu durhaka'. Seakan suaranya sebagai manusia sudah tak lagi ada guna. Tak akan ada yang mendengarnya. Apalah guna seorang istri mandul? Ya. Itu yang dikatakan semua orang. Dia mandul. Lima tahun pernikahannya dengan Taufik Ariwibowo belum juga membuahkan tanda-tanda kehamilan. Dia sedih. Dia nelangsa. Tapi siapa yang akan dia tuju jika dia sebatang kara di dunia ini? Kedua orang tuanya telah tiada, saudara dan kerabat tak ada yang mendekat. Dia sadar jika orang tuanya tidak sekaya para saudaranya. Tapi apakah hal itu legal untuk memutuskan tali persaudaraan? Dia bisa apa? Dia hanya lulusan s1 tanpa marga, tanpa harta. Wajar jika mertuanya yang berdarah biru selalu sinis padanya. Apalagi setelah lima tahun ini tak ada kabar kehamilannya. "Dua minggu lagi Taufik akan menikahi Rindy, karena Rindy sudah hamil satu bulan." Ara meremas jemarinya tak nyaman beberapa kali dia mengerjabkan matanya berharap tak ada linangan tiara yang menerobos keluar. "Aku tidak mau ada gosip tentang calon cucuku itu. Jadi kamu tinggal pilih. Tetap jadi istri Taufik dan menerima Rindy, atau bercerai dari Taufik." Selesai!! Aralin mengedarkan pandangan pada seluruh wajah di ruangan itu. Pada Taufik yang memalingkan wajahnya saat Ara menatapnya, pada Rindy yang menyeringai sinis, pada tuan Yunus yang datar dan diam saja, pada Liana-adik Taufik-yang nampak bersedih. Dan pada orang tua Rindy dan beberapa om serta bibi Taufik yang nampak diam menunggu dengan wajah beraneka rupa. Tak ada harapan lagi. Dia sebatang kara. "Sa-saya, saya memilih berpisah. Biarlah mas Taufik bahagia bersama mbak Rindy." Suara Ara terdengar bergetar, mati-matian dia menahan air matanya agar tidak semakin mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang. Taufik nampak terkesiap mendengar kata-kata Aralin. "Kamu sudah gila? Kamu itu tidak punya siapa-siapa lagi. Tidak punya uang, tidak punya pekerjaan. Mau cari mati?" Suara Taufik penuh emosi. Hati Aralin mencelos mendengar itu. Taufik memang sudah berubah. Waktu memang bisa merubah sifat seseorang. Jika dulu Taufik sangat menjaga perasaan Aralin. Sekarang siapalah Aralin? Selama satu tahun ini dia sadar jika suaminya berubah. Mungkin kemandulannya membuat Taufik lelah dan menyerah. Satu tahun ini Ara juga sadar jika Taufik dekat dengan Rindy, seorang karyawan di perusahaan tempat Taufik bekerja. Rindy yang cantik dan menarik pasti lebih membuat Taufik suka dibandingkan Ara yang hanya berada di rumah seharian. Apalagi penampilannya yang kini membosankan. Aralin juga pernah melihat sendiri kebersamaan Taufik dan Rindy yang saling bergenggaman tangan di mall saat kebetulan dia berbelanja. Tapi melihat dan mengetahui Rindy yang tengah mengandung anak Taufik benar-benar menghempaskannya ke dasar jurang kebencian. Dia dihianati pasangan kumpul kebo! Miris sekali. "Saya hanya tidak mau menjadi duri dalam daging pernikahan Mas Taufik dan Mbak Rindy. Masalah hidup saya, saya sendiri yang akan mengurusnya. Saya masih punya Tuhan, saya punya tangan dan kaki untuk berusaha jadi nggak perlu khawatir saya tidak bisa makan." "Kamu nggak usah sok-sokan, Ra. Aku tahu kamu itu tidak bisa apa-apa." Kata-kata Taufik semakin menohok jantung hati Aralin. Selama ini Aralin tidak bekerja bukan berarti tidak bisa bekerja. Mereka menikah di umur yang terlampau muda. Sembilan belas tahun. Semester lima mereka menikah. Awalnya mereka menggunakan pil KB untuk menunda momongan agar kuliah mereka tidak berantakan, tapi apa mau dikata hingga tahun kelima pernikahan mereka tak juga ada kehamilan padahal dia sudah tidak menggunakan KB sejak wisuda. Aralin tahu mungkin Taufik jenuh dan bosan, jadi dia sudah memutuskan. "Kita bercerai saja, Mas. Dan nanti semoga Mas bahagia bersama Mbak Rindy. Hanya itu yang ingin saya sampaikan, mulai hari saya akan mengurus surat cerai dan mulai hari ini juga saya akan tinggal di rumah peninggalan orang tua saya." Aralin segera berdiri, setelah menganggukkan kepalanya memberi hormat dia berlalu dari ruang keluarga itu. Namun lengannya dengan cepat ditangkap oleh cekalan Taufik. "Mau kemana kamu, huh?" Wajah Taufik terlihat mengerikan dengan kemarahannya. Aralin meringis merasakan sakit di lengan kanannya. Dia berusaha memberontak agar cengkraman itu terlepas dari lengannya. Namun tenaga perempuan memanglah tetap kalah jauh dari tenaga laki-laki. "Lepas, Mas. Biarkan aku pergi." Plakkkk!! Sebuah cetakan telapak tangan berada di pipi kiri Aralin dengan jelas. Aralin merasakan pijakan kakinya tak lagi kokoh. Rasa pusing bercampur nyeri menyerang kepalanya karena tamparan itu. "Lepaskan dia, Taufik!" teriak Tante Mella, adik mertua Aralin yang menatap Aralin dengan sendu. "Pikirkan Rindy dan anak kalian. Biarkan dia pergi. Toh itu juga keputusannya." Suara Mama Gina, mertuanya terdengar lagi. Rasanya memang sakit saat mertuanya malah membela pelakor dari pada dia yang masih berstatus sebagai menantu sahnya. Karena miskin dia diperlakukan tidak baik sejak pertama kali bertemu. "Tapi, Ma. Taufik nggak mau Ara pergi." "Jadi kamu mau menduakan anak kami?" tanya ayah Rindy tak terima. Sebagai ayah tentu dia ingin anaknya menjadi satu-satunya. Apalagi kalau nanti uang hasil kerja Taufik bakal dibagi-bagi. Pasti nanti anaknya akan mendapatkan jatah yang sedikit. Mella dan beberapa orang nampak menoleh ke arah ayah Rindu. Apa laki-laki paruh baya ini sehat? Kan Rindy yang datang ke dalam rumah tangga orang lain. Sepertinya ada yang salah dengan kepala laki-laki paruh baya ini. Pantas saja Rindy berani berbuat curang, pasti sifat itu dia dapatkan dari ayahnya. Taufik frustasi dengan keadaan ini. Niatnya hanya ingin bersenang-senang karena mungkin bisa menghilangkan bosan yang menggerogoti diri, kini malah dia yang akan kehilangan wanita yang dia cintai. Namun egonya bangkit saat mengingat Aralin menginginkan bercerai darinya. Apa wanita itu pikir dia tidak bisa hidup tanpanya? "Oke. Aku bakal cerain kamu, Ra. Puas?!!" Taufik yang sudah dikuasai emosi mendorong Aralin menjauh darinya. Ara tersungkur di atas lantai karena dorongan Taufik. Taufik bergegas pergi tanpa mau menoleh barang sedikit saja pada kondisi Aralin dengan menggandeng Rindy diikuti perginya orang-orang yang lain dari ruangan itu. Tante Mella lah yang pertama kali menghampirinya dan membantunya bangkit serta membawanya menuju kamar. Menghibur hati wanita tersakiti yang kini di penuhi kekecewaan dan sakit hati.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook