" lia udah makan " tanya rico menghampiri lia di tepi kolam .
"udah" jawab lia ketus.
"masih marah sama papa?,"
" pa, tolong jangan bahas masalah itu lagi ,aku capek berdebat terus sama papa" ucap lia tegas
"disini memang papa yang salah ,papa terlalu cepat ambil keputusan tanpa meminta persetujuan lia" ujar rico
"aku hanya ingin sendiri pa, jagan bahas lagi" lia menatap papanya
" ya sudah lah nanti kita bicarakan lagi" rico berlalu masuk ke dalam rumah
semenjak papa nya menikah lagi lia lebih banyak diam dari biasanya padahal dulunya dia anak yang periang .
" halo tante yuni ,apa aku bisa ketemu tante tante lagi dimana?"
lia tampak menelfon yuni adalah teman akrab mamanya ,yuni adalah seorang janda kaya dan rumahnya tidak begitu jauh dari rumah lia,
" tumben lia telfon tante, kangen ya?" ujar yuni,
"aku mau curhat tante" dengan nada sedih
" kenapa ,ya udah kamu ke rumah aja ,tante juga lagi ada di rumah "
" oke .tante aku ke sana"
" tante tunggu ya ,see u" ucap yuni
lia bersiap pergi ke rumah yuni
" mau pergi ke mana ya ?" tanya rico ,
" ke rumah tante yuni pa " lia sambil melirik tampak tak suka melihat papanya yang lagi duduk di sofa bersama istri barunya,
" ada urusan apa?"
"cuma main" jawab lia cuek. secepatnya berlalu menuju pintu
"tante yuni siapa mas ?" dian bertanya penasaran
" yuni itu teman dekat mamanya lia, rumahnya juga gak jauh dari sini kok?" ujar rico sembari duduk santai di sofa depan tv
" lia sering main ke sana semenjak mamanya gak ada" jelas rico.
sesampainya lia di rumah yuni lia langsung di sambut ramah dengan yuni
" kamu apa kabar ,udah lama kamu gak main ke sini mau curhat apa" tanya yuni sambil merangkul bahu lia.
"soal mama tiri aku tante" ujar lia dengan nada males.
" oh ya udah sini duduk" ucap yuni
dalam hati yuni berkata …[ sudah ku duga pasti dia bahas tentang istri papanya ]
" jadi kenapa dengan istri papa mu ?" tanya yuni.
" aku gak suka ,sama istri papa sekaligus aku takut mempunyai ibu tiri yang hanya mengincar harta" jelas lia
" mengincar harta? memangnya dia ngincar harta papa kamu?",
" asal tante tau dia itu berasal dari keluarga susah, kalau bukan karena harta apalagi maunya nikah sama papa yang umur nya beda jauh sama dia " bicara dengan nada kesal ,
" benar juga ya ,lagian kalo kamu gak suka sama dia kenapa kamu gak buat papa mu benci sama dia" yuni mencoba menghasut pikiran lia
" maksud tante aku harus hasut papa gitu" sambil menatap yuni
" ya menghasut juga gak pasti hasilnya tanpa di lakukan caranya" yuni semakin merasuki niat jahat ke lia
lia tampak berpikir
" tante yuni benar aku akan cari caranya" lia tampak berantusias dengan rencananya.
[ kondisi ini lah yang sudah lama aku tunggu tunggu , dan aku tidak akan melewatkan kesempatan emas] hati yuni berkata, sembari tersenyum licik
" tante akan dukung kamu lia karena kamu anak dari sahabat terbaik ku "ujar yuni sambil memegang tangan lia
" hanya tante yuni orang yang satu satunya dapat mengerti aku, makasih tante " tampak semangat
" sekarang aku mau pulang dulu ,makasih tante udah mau dengerin aku curhat" lia bangkit dari sofa
" jangan sungkan dengan tante mu ini, kamu udah tante anggap sebagai anak sendiri ," yuni tersenyum manis bicara dengan lia .
" nanti kapan kapan kita ketemu lagi kalo tante ga sibuk"
" pasti sayang" yuni seperti sangat menyayangi lia.
sepulang dari rumah yuni , di pintu masuk terlihat rico yang lagi duduk di di teras rumah,
" sepertinya anak papa ini udah kembali ceria lagi " tampak terlihat dari raut muka lia dia tampak ceria ,
namun lia hanya berlalu sambil tersenyum pada rico papanya.
" lia udah pulang mas ,?" tanya dian yang baru keluar kamar karena mendengar rico bicara dengan lia .
" dia barusan masuk kamar , tapi aku senang sepertinya dia tampak kembali ceria setelah pulang dari rumah yuni, memang yuni tempat bersandar lia selama ibunya pergi" sambil tersenyum rico menatap kamar anak gadisnya
dian pun tersentak dengan kalimat suaminya itu,,
" aku turut senang mas " dian tersenyum tipis menanggapi suaminya rico
bersambung..
.