Chapter 78 : Rumah yang Ditelan Gelap

1184 Kata

Malam merambat dengan pelan di Mranggen. Langit berawan tebal, bulan hilang ditelan gelap. Rumah Dewi berdiri sunyi di ujung gang, seakan ditelan bumi. Pagar kayu rapuh menutup rapat, jendela-jendela terkunci, tak ada cahaya lampu menyembul keluar. Tapi justru karena gelap itulah, aura mencekam makin terasa bagi siapa pun yang berani lewat. Orang-orang kampung sudah lama berbisik : rumah itu bukan lagi rumah manusia, melainkan sarang iblis. Tetangga yang pulang malam sering mengaku mendengar bisikan, suara perempuan merintih, atau bahkan bayangan hitam melayang di balik tirai. Anak-anak kecil dilarang bermain mendekat, bahkan saudara-saudara kandung Dewi pun memilih menjauh. “Dewi sekarang bukan Dewi yang dulu,” begitu bisik salah seorang adiknya ketika ditanya kenapa tak pernah lagi be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN