Malam merambat dengan pelan di Mranggen. Langit berawan tebal, bulan hilang ditelan gelap. Rumah Dewi berdiri sunyi di ujung gang, seakan ditelan bumi. Pagar kayu rapuh menutup rapat, jendela-jendela terkunci, tak ada cahaya lampu menyembul keluar. Tapi justru karena gelap itulah, aura mencekam makin terasa bagi siapa pun yang berani lewat. Orang-orang kampung sudah lama berbisik : rumah itu bukan lagi rumah manusia, melainkan sarang iblis. Tetangga yang pulang malam sering mengaku mendengar bisikan, suara perempuan merintih, atau bahkan bayangan hitam melayang di balik tirai. Anak-anak kecil dilarang bermain mendekat, bahkan saudara-saudara kandung Dewi pun memilih menjauh. “Dewi sekarang bukan Dewi yang dulu,” begitu bisik salah seorang adiknya ketika ditanya kenapa tak pernah lagi be

