bc

The Devil's Sweet Bride

book_age12+
824
IKUTI
4.2K
BACA
possessive
reincarnation/transmigration
curse
sweet
bxg
humorous
mystery
mythology
small town
supernatural
like
intro-logo
Uraian

Lucifer akan selalu mencari kemanapun keberadaan Lilith.

Karena suatu alasan, Lilith diturunkan dari tahta langit. Dia dihukum akan terus bereinkarnasi menjadi manusia dan takkan ingat siapa dirinya hingga hari penghakiman tiba.

Setelah pencarian 1000 tahun, Lucifer berhasil menemukan sosok reinkarnasi Lilith. Kali ini dia bersumpah akan menikahi pengantinnya itu, tak peduli sekalipun para malaikat menghalangi.

Sementara itu, Lilith sendiri tak mengingat Lucifer sama sekali, walaupun dia menjadi teman kelasnya.

———————————

chap-preview
Pratinjau gratis
01. Lilith Telah Ditemukan
Lilith. Sudah tujuh belas tahun berlalu, tapi gadis ini masih tak percaya percaya pihak panti asuhan menamainya sama persis dengan nama iblis ini. Mengapa bukan Lily saja yang merupakan nama bunga? Mengapa harus nama iblis? Karena nama inilah, dia sering dijadikan bahan tertawaan saat di sekolah. Akan tetapi aneh, teman yang mengatai selalu sakit di keesokan harinya. Kejadian itu tidak sekali, dua kali, tiga kali, melainkan berkali-kali, dan hampir dipastikan "terjadi". Sejak saat itulah, Lilith disebut si gadis terkutuk. Tidak ada yang berani menghinanya secara langsung karena takut tertimpa kesialan. Apa mungkin karena nama?, Lilith memikirkannya sejak masih di sekolah dasar. Dia juga telah berganti orang tua asuh sebanyak tiga kali. Mungkin banyak yang tak percaya, tapi dia memang menebar kesialan untuk seluruh orang tua barunya. Pertama, mereka tewas karena kebakaran. Kedua, mereka tewas terjatuh dari tebing saat liburan. Ketiga, mereka tewas kecelakaan pesawat saat hendak kunjungan kerja. Apa namanya kalau bukan pembawa s**l? Bukankah terlalu naif jika mengatakan itu kebetulan? Dan kini dia bersama dengan orang tua asuh keempat, sudah tiga tahun lamanya. Mereka membawanya pindah ke kota yang agak jauh dari panti asuhan itu, Cedar City, negara bagian Utah. Tidak ada insiden buruk, atau masih belum terjadi? Intinya, gadis ini berusaha menjadi baik dan penurut. Ia pernah ingin mengubah nama, tapi orangtuanya bilang, "jangan, nama itu sangat cantik, sudah cocok untukmu yang cantik." Mengapa dia tidak dinamakan Eve saja? Padahal dia lebih cocok menyandang nama Eve ketimbang Lilith. Eve dikatakan sangat anggun, manis dan penurut. Sedangkan Lilith adalah segala kebalikan dari sosok itu. Sudah sejam lamanya dia berdiam diri di kafetaria sekolah. Iya, di Starry High School ini, ia juga dikucilkan. Lilith, sang gadis anggun yang disebut pembawa s**l. Walau secara fisik dia menarik bukan main, tak ada yang berani mendekat. Semua lelaki menahan diri dari godaan senyumnya yang manis- semanis gaya berbusananya, dress kasual biru polos. Di saat gadis lain berpenampilan seksi nan menantang, dia seperti gadis bangsawan yang salah masuk sekolah. Rambut coklat cerahnya itu selalu tergerai lurus, ada dua jepitan kecil untuk menyibak poni kanan dan kini. Dia seperti bidadari surga, namanya sama sekali tak cocok untuk dirinya. "Aku merasa pernah membaca mitologi ini sebelumnya-" katanya mengeryihkan kening ketika membuka lembar demi lembar halaman buku mitologi iblis dunia itu. Lucifer dan Lilith, Lilith dan Adam. Sejarah mereka menarik perhatiannya selama beberapa bulan terakhir. Sebenarnya bukan tanpa sebab, tapi sejak kedatangan enam teman baru di sekolah, nama mereka yang unik- menbawanya mempelajari buku mitologi ini. Dari mulai Reissig Mammon, Draven Asmodeus, Livius Leviathan, Revel Beel, Sven Belphegor, Kier Amon. Mereka seperti kawanan serigala yang menerjang sekolah. Tampang rupawan, ditambah badan bagus, langsung membuat mereka terkenal di seisi sekolah. Semua orang memang hanya peduli wajah. Asalkan mereka tampan atau cantik, seaneh apapun mereka- pasti dianggap berkah. Nama mereka sangat aneh, jaman dulu, terkesan jahat- bahkan nama keluarga mereka mewakili tujuh dosa besar. Hanya Lilith yang masih sadar dan tak terpengaruh pada ketenaran mereka. Mereka mencurigakan, itulah pendapatnya. Tahu-tahu datang, selalu bersama-sama, dan- makin kesini, mereka seperti memperhatikannya. Meskipun rumornya mereka masih satu keluarga, tapi sikap mereka memang aneh, seolah tak peduli sekitar, hanya peduli kawanan mereka saja. Seperti saat ini, mereka yang berpenampilan ala putra mahkota pada milyader dunia itu bersamaan masuk ke dalam kafetaria. Pakaian mereka selalu modis, mahal dan jelas baru. Sangat tak sesuai dengan nama non-modern mereka. Aneh. Mereka duduk di meja yang agak jauh dari Lilith, tapi tatapan tetap tertuju padanya. Tak puas mereka melakukan itu saat di dalam kelas, di luar pun sikap mereka sama. Apa yang mereka bicarakan?, Lilith mencuri pandang pada mereka, bertanya-tanya dalam hati. Akan tetapi tak bisa menebak apa yang mereka pikirkan. Sudah seminggu mereka masuk ke sekolah ini, dan seminggu pula Lilith merasa diawasi. Pernah terlintas di benaknya kalau mereka adalah organisasi penculik internasional yang sedang mencari korban. Pemberitaan nasional selalu membahas penjualan gadis muda, dia tahu harus super-waspada. Tak lama berselang ada dua gadis yang duduk di meja sebelah. Tadinya dia hiraukan karena tak kenal, namun obrolan mereka cukup menarik. "Ya, siswa baru lagi, juga sama seksinya-" kata si gadis pirang yang berdandan ala selebriti. Suaranya nyaring terdengar seperti ringkik kuda di telinga Lilith. "Yang benar? Kenapa sekolah kita mendadak jadi kunjungan model begini? Apa mereka mata-mata?" canda temannya, gadis berambut coklat pendek yang mengembang seperti mangkuk terbalik. Tangannya penuh roti isi dan minuman soda. Sorot matanya yang penuh keinginan terus melirik ke 'kawanan serigala'. "Oh, kudengar mereka dari sekolah lain, bersama, nah- yang terakhir ini agak telat mengurus administrasinya." "Benarkah?" "Ya, dan kujamin, kau pasti akan jatuh cinta padanya, dia sungguh seksi." "Memangnya kau sudah melihatnya? Kapan dia masuk?" "Tidak secara langsung, hanya kemarin sempat kulihat berkasnya di ruang administrasi. Dari fotonya saja, aku sudah terperangkap pada mata hitamnya." "Dia bermata hitam?" "Ya, hitam dan jernih sekali sampai aku takjub, dia berambut coklat gelap agak berombak." "Berombak?" "Bayangkan saja kaisar Romawi." Si gadis rambut coklat malah tertawa. Dia tak bisa membayangkan apa yang dideskripsikan oleh temannya. "Kalau kau bilang kaisar, aku cuma ingat Caligula saja dan dari patungnya, ya- walau b******k, tapi dia seksi." "Kudengar hari ini seharusnya dia masuk, tapi entahlah, dia masih di ruang kepala sekolah mungkin, dia akan membuatmu jatuh cinta dalam satu detik." Temannya masih fokus ke 'kawanan serigala' yang tampak bergurau. "Ah, kurasa mereka saja sudah cukup memanjakan mataku, kawanan serigalaku, enam pangeran tampanku." "Well, tapi yang ini bisa dibilang Alpha-nya mereka." "Kau terus membahasnya seperti tengah kerasukan, kita bahas saja yang depan itu, kau dapat nomor ponsel si Draven? Dia yang paling menggodaku. Sayangnya, mereka selalu menghindar saat kudekati. Aku ingin salah satu dari mereka mengajakku ke prom night minggu depan." Si pirang bercanda, "mungkin mereka tak mau melirikmu karena kau norak. Pakailah kaos yang ketat agar mereka tertarik, tunjukkan milikmu, Sayang." Lalu tertawa terbahak-bahak hingga membuat telinga Lilith makin tersiksa. Saat si rambut coklat ikut tertawa, kesabaran Lilith pun lenyap. Dia tak tahan berada di sekeliling gadis yang normal. Iya, entah mengapa dia merasa didorong pergi kalau berada di sekitar gadis semacam ini. Mereka terlalu normal- selalu menbicarakan para lelaki tampan, sementara dirinya- tak pernah diajak bicara, bahkan dianggap tidak ada. Lilith menyambar buku-buku di meja, lalu pergi dengan kepala tetap menunduk. Sudah sewajarnya dia akan menatap sepatu saja ketimbang wajah orang. Demi menghindari ketakutan publik pasa kutukannya. Kedua gadis tadi terkejut. Mereka baru sadar kalau duduk bersebelahan dengan gadis itu. "Astaga, berapa lama kita ada di sebelahnya?" bisik si pirang. Temannya berpura-pura merinding, lalu menyahut dengan canda, "kurasa kita harus ke gereja untuk berdoa setelah ini." Mereka tertawa kembali. Tanpa mendengarnya dengan jelas, Lilith bisa mengetahui makna tawa itu. Dia bersyukur tak ada yang melakukan perundungan padanya. Ada hal baik di setiap kemalangan. Akibat "kutukan", ia bisa selamat dari segala bentuk perundungan di SMA. Ia berusaha tak menoleh saat melewati meja para kawanan aneh tadi. Mata mereka tertuju ke arahnya, jelas sekali. Namun sebenarnya apa yang mereka pikirkan? Mengapa pandangan itu selalu seperti berkata "akhirnya kami bertemu denganmu"? Memangnya mereka pernah bertemu? Lilith tak dapat mengingat apapun, karena memang mereka tak ada di ingatannya sama sekali. Saat baru menuruni undakan kafetaria, ada seseorang yang berjalan menghadang. Langkah Lilith terhenti, matanya menyusuri sneakers hitam yang dipakai orang ini, lalu ke atas— celana jeans, kaos lengan panjang berwarna biru cerah pula. Matanya lantas terhenti di wajah sosok asing ini. Lelaki yang sesuai dengan penggambaran dua gadis tadi. Dia bagaikan patung kaisar yang hidup kembali. Lekukan wajah itu sangat tidak masuk akal, seperti bukan manusia. Dari mata, bibir, hidung, hingga rahang, terlalu sempurna. Ketidakwajaran ini mengundang tanda tanya di hati Lilith. Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri ada sengatan aneh menyentuh tubuhnya begitu saling bertatap mata. Jantungnya berdebar, seolah-olah ini adalah penantian yang sangat lama. Apakah ini reaksi terkejut? Apakah tertarik pada pandangan pertama? Ataukah bingung banyak siswa baru di sekolahnya?, dia juga tak mengerti. Intinya waktu bak terhenti saat mereka berpandangan. Rasanya begitu lega sekaligus gembira, tapi ia tak paham alasannya. Bukankah banyak laki-laki tampan lain? Tapi kenapa- kali ini aneh sekali? Siapa kau?, pikir Lilith masih betah bertautan mata dengannya. Lelaki itu tersenyum manis, dia melihat buku yang ada dalam dekapan Lilith. Salah satunya menarik perhatiannya. "Jarang sekali ada gadis yang mau membaca mitologi iblis, apalagi di kafetaria sekolah." Lilith terperanjat, dia menyembunyikan buku tebal tadi dibalik buku lain. "Oh maaf, namaku Luc, Lucius Ferre," kata lelaki itu seraya mengulurkan tangan. Suaranya benar-benar lembut, Lilith bisa kecanduan hanya karena mendengarnya. Lucius? Ferre? Lucifer?, pikir Lilith masih menatapnya. Dia spontan menoleh ke balik jendela kaca yang melingkari seluruh area kafetaria ini, tepatnya pada meja si kawanan serigala. Dan nyatanya— dia masih diawasi. Sebenarnya siapa mereka ini? Lelaki bernama Lucius ini mengerutkan dahi. "Kau punya nama?" Lilith terkejut lagi hingga salah tingkah. Alih-alih menjawab, dia malah kabur meninggalkan lelaki itu. Dia pergi tanpa mengatakan apapun. Lucius melihatnya menjauh. Raut wajah tampannya sendu sekaligus bahagia. Tak jauh berbeda dari keenam lelaki tadi, sorot mata itu seperti berkata, "akhirnya kita bertemu." Dia mendaki undakan itu dengan senyuman lebar. Hanya menunggu waktu saja dia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Langkahnya berakhir di meja para kawanan serigala itu. Kini lengkaplah para pendosanya. "Itu benar-benar dia, aku bisa melihatnya dari matanya," kata Lucius sembari duduk di kursi yang disediakan untuknya. Keenam 'temannya' ikut tersenyum lega. Usaha mereka selama ini tak sia-sia. Di Bumi, dosa akan selalu menggoda dan menarik perhatian, dan- itulah yang terjadi. Hampir semua murid dan pegawai kafetaria tertegun lama hanya untuk mengagumi keindahan duniawi mereka bertujuh. ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
486.9K
bc

KISSES IN THE RAIN

read
58.1K
bc

Billionaire's Baby

read
285.9K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Pengantin Pengganti

read
85.9K
bc

Oh, My Boss

read
387.0K
bc

Mafia and Me

read
2.1M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook