"Izinkan aku meyakinkan ayahmu bahwa aku bisa menjadi suami yang baik. Berdua kita bisa bahagia bersama"
Riko sampai di Padang pukul 18.00 WIB. Kosnya terlihat berantakan karena sebelum berangkat ke Pasaman ia memang tak sempat membereskan kos terlebih dahulu. Walau terlihat berantakan tapi dia enggan untuk membersihkan. Segalanya di biarkan berserakan
Dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur sembari manaruh lengan di atas dahi. Entah kapan kekacauan ini akan berakhir, Riko pun tak tahu.
Dia bahkan tidak merasa lapar, dia juga tidak menghiraukan penat di dadanya. Dia tidak peduli dengan apapun yang tengah ia rasakan. Rasanya ingin tenggelam di dalam perut bumi yang paling dalam. Seandainya semudah itu mengakhiri hidup yang teramat rumit.
*****
Singkat cerita Selasa 22 Juni 2023, keluarga Riko datang melamar Diana. Mereka datang sesuai jadwal yang sudah mereka diskusikan bersama. Entah apa yang akan terjadi, apakah semua rencana akan berjalan dengan lancar atau malah dengan iringan air mata? Riko hanya berharap semua berjalan dengan baik.
Kedatangan keluarga Riko tentu saja membuat keluarga Diana terkejut. Sebab mereka tidak pernah menyangka bahwa akan ada keluarga yang akan melamar nya secepatnya ini. Terlebih lagi setau mereka Diana tidak punya seseorang yang bisa di anggap sebagai kekasih yang selalu di bawa ke rumah. Setau ayahnya Diana tidak punya pacar. Jadi bagaimana mungkin Diana akan menikah secepat ini, sedangkan dia masih 19 tahun.
"Jadi kedatangan kami ke sini adalah, hendak malamar anak gadis Ibu dan Bapak yaitu Diana, untuk menikah dengan anak kami yaitu Hendriko atau Riko. Maaf sebelum nya karena kedatangan kami sangat mendadak"
Bapak Petrus memulai pembicaraan untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka kepada orang tuanya Diana.
"Oh... tidak apa-apa Pak, tidak perlu sungkan" Bapak Lukas ayahnya Diana menyambut kedatangan mereka dengan hangat walaupun sebenarnya dia sangat kaget dengan maksud dan tujuan mereka kemari.
"Yaa.. sebenarnya kami tidak keberatan dengan kunjungan Bapak dan Ibu serta keluarga ke mari. Hanya saja saya masih keberatan dengan maksud Bapak beserta keluarga ke mari. Karena terus terang saja ya Pak, saya belum ada rencana untuk menikahkan anak gadis sulung saya secepat ini. Lagi pula Diana kan masih kuliah, pastinya kami sekeluarga ingin Diana fokus untuk kuliah dulu. Begitu..."
Tukas Pak Lukas kembali mempertegas keberatannya untuk menerima lamaran Riko.
"Kami paham Pak.. Buk.., tapi sebagai pihak laki-laki kami sangat ingin mengambil Diana sebagai menantu di keluarga kami. Dan besar harapan kami pada Ibuk dan Bapak untuk mau menerima lamaran ini"
Sontak Bapak Lukas tertawa, rasanya sangat geli melihat ada keluarga yang tiba-tiba datang ke rumah ingin melamar anaknya. Bahkan ia sendiri tidak kenal dengan keluarga ini. Lagi pula Diana sendiri masih menjadi tanggungan nya karena ia masih kuliah semester 2 Fakultas Kedokteran. Bagaimana mungkin dia bisa menyerahkan anaknya begitu saja? Itu sangat mustahil.
Suasana pun kembali menegang, tidak terkecuali Diana dan Riko. Keduanya terlihat pucat karena mereka takut kalau nanti rahasia mereka terbongkar.
"Tapi Bapak tau sendiri kan kalau kedua anak kita ini masih kuliah. Bahkan mereka masih semester 2, apa tidak terlalu dini untuk menikah kan mereka. Biarkan mereka selesai kan dulu kuliah mereka, baru nanti setelah wisuda kalau memang mereka mau nikah baru kita nikahkan. Jangan sekarang Pak Buk. Lagian saya tidak mau putri sulung saya menikah di usia 19, saya punya target Diana harus kuliah dulu hingga selesai bahkan sampai selesai Ko As, setelah dia lulus jadi Dokter, kalau Diana mau nikah ya silahkan. Karena Diana adalah harapan kami Pak. Saya mau anak saya Diana menjadi anak pertama yang membuat saya bangga karena telah menguliahkan nya hingga selesai kuliah"
"Saya siap Om menikahi anak Om dan saya janji akan memenuhi kebutuhan Diana semampu saya"
Kali ini Riko refleks membalas perkataan Bapak Lukas. Papa Diana pun terkesima melihat keseriusan Riko. Tapi tentu saja tidak semudah itu melepas putri kesayangan nya pada laki-laki yang aka. menjadi suami anak nya nanti.
"Tapi kamu tau sendiri kan bahwa pernikahan itu komitmennya sangat besar. Kamu ibarat mengangkat gunung setiap hari kemana pun kamu pergi. Karena ini pernikahan nak, bukan permainan"
"Apa pun kebutuhan Diana kami usahakan untuk bisa memenuhinya, jadi saya mohon Pak untuk bisa menerima lamaran ini"
Ayah nya Riko tidak kehabisan akal untuk meyakinkan besannya ini agar mau menerima lamaran mereka. Hal ini menimbulkan rasa curiga di hati ayah nya Diana. Ia bahkan sempat melirik perut anaknya untuk memastikan bahwa Diana tidak hamil. Setelah memperhatikan secara seksama ia pun lega, karena tidak ada tanda-tanda kehamilan di sana. Bapak Lukas menarik nafas dalam-dalam. Sedangkan Diana yang merasa di awasi oleh ayahnya menjadi tambah cemas, ia takut rahasianya akan terbongkar. Akan tetapi Riko yang melihat ekspresi takut dari raut wajah Diana langsung mengambil simpati calon mertuanya, agar ia tidak menaruh rasa curiga pada mereka berdua.
"Saya dan Diana telah sepakat untuk menikah Om. Persoalan kuliah saya akan usahakan untuk membantu Diana hingga selesai"
"Kenapa kamu begitu percaya diri kalau kamu bisa menguliahkan anak saya? Apa rupanya pekerjaan kamu? Kamu pikir kuliah itu murah? Kamu saja masih di kuliahkan orang tua kamu, malah sok sok an mau nguliahkan anak saya. Yang benar saja"
"Begini Pak, kami selaku orang tua Riko merasa bahwa ini sudah menjadi tanggung jawab kami untuk memenuhi semua kebutuhan Diana, dan sebelum itu kami mohon agar bapak menerima lamaran ini agar kita bisa melangsungkan pernikahan dengan segera"
"Tunggu sebentar kenapa kalian seolah memaksa saya untuk menyerahkan anak saya pada kalian? Memangnya anak saya ini barang bisa di pindah tangan kepemilikan begitu saja. Nggak bisa dong anak saya ini masih tanggung jawab saya. Lagian umur Diana masih terlalu muda untuk menikah. Apa kalian yakin kalau mereka siap menjalani pernikahan?"
"Yakin" kali ini Diana, Riko dan juga Bapak Petrus serta Ibu Lia menyahut hampir bersamaan.
"Begini Pak Lukas, memang saya juga ragu untuk menikahkan anak-anak kita. Tapi melihat kedekatan dan keseriusan hubungan yang sudah di jalani anak-anak kita, apa sebaiknya kita menikahkan mereka dengan segera agar tidak ada kesalahan yang nantinya yang kemungkinan akan mereka lakukan"
Bapak Petrus berusaha menjelaskan arah dan tujuan yang ia maksudkan, walaupun beliau sendiri masih kebingungan bagaimana cara menjelaskan tanpa harus memberitahu kondisi Diana saat ini.
"Saya harap bapak mengerti maksud saya. Bagaimanapun juga anak-anak kita sudah beranjak dewasa. Segala kemungkinan mungkin saja terjadi. Sebagai ayah saya hanya bisa merestui cinta anak saya kepada anak bapak agar mereka tidak salah langkah nantinya"
Akhirnya usaha bapak Petrus tidak sia-sia. Perlahan bapak Lukas mengerti dengan maksud bapak Petrus, walaupun ia sendiri masih berusaha keras untuk meluluhkan hati agar ia sanggup merestui pernikahan ini.
"Baiklah kalau begitu saya mohon berikan saya waktu untuk berdiskusi dengan istri juga dengan Diana. Nanti akan kami kabari bagaimana hasilnya"
"Baiklah kalau begitu kami permisi dulu"
Riko dan keluarganya pamit undur diri. Keluarganya langsung pulang ke Pasaman dengan perasaan kacau. Walaupun ayahnya merestui hubungan ini bukan berarti ia tidak kesal dengan Riko. Itu sebabnya setelah keluar dari rumah Diana ia tidak memperdulikan Riko. Riko diabaikan oleh kedua orang tuanya. Namun dia sada mengapa orang tuanya mengabaikan nya. Setidaknya mereka masih mau menyembunyikan rahasia ini.