Resah jiwaku menepi
Mengingat semua yang terlewati
Saat kau masih ada di sisi
Mendekapku dalam hangatnya cintamu
Lambat sang waktu berganti
Endapkan laraku di sini
Coba 'tuk lupakan bayangan dirimu
Yang selalu saja memaksa 'tuk merindumu
Sekian lama aku mencoba
Menepikan diriku di redupnya hatiku
Letih menahan perih yang kurasakan
Walau kutahu kumasih mendambamu
Lambat sang waktu berganti
Endapkan laraku di sini
Coba 'tuk lupakan bayangan dirimu
Yang selalu saja memaksa 'tuk merindumu
Sekian lama aku mencoba
Menepikan diriku di redupnya hatiku
Letih menahan perih yang kurasakan
Walau kutahu kumasih mendambamu
Lihatlah aku di sini
Melawan getirnya takdirku sendiri…
...........
Aditya memandang seorang wanita yang dia cintai bernyanyi dengan memejamkan mata. Menghayati syair demi syair, bait demi bait dengan menjiwai.
Seakan luka yang tertoreh sangat dalam dan tidak bisa lagi di sembuhkan.
Ayu bukanlah seorang wanita yang suka dengan lagu lagu yang mellow apalagi sedih tapi entah mengapa hari ini dirinya ingin sekali menyayikan lagu ini. Di undangnya semua saudara saudara sepupu suaminya untuk mengiringi nyanyiannya.
Awalnya mereka kebingungan akan lagu yang Ayu pilih, karena itu bukan pilihan Ayu yang biasanya. Namun akhirnya mereka mengalah dan mulai memainkan lagu yang dipilihnya.
Senandung merdu Ayu membuat semua yang disana seakan di bawa masuk ke dalam perasaannya yang lagi mellow banget. Tidak terkecuali Aditya.
Aditya tahu lagu ini di tujukan kepadanya. Hatinya sungguh terluka. Dia tahu kesalahannya kali ini membuat Ayu kecewa dan sedih. Dan aditya ingin memperbaiki segalanya. Namun entah kenapa Ayu untuk kali ini sangat sulit untuk di ajak berdamai. Apakah ayu sudah melupakan semua kenangan indah bersamanya? Atau kesalahan kali ini begitu besarnya?
“Hai cowok bodoh.....Dimana mana kalau istri di perlakuin sama kayak apa yang kamu lakuin ke Ayu ya ngamuk. Untung Ayu belum ngasih surat cerai”
“Ngomong sembarangan”
“Fakta itu bodoh. Coba tanya Ika kalau kamu berani”
“Cari mati? No Way”
“Takut? Berarti loe salah. Akui itu. Jangan sangkal kesalahanmu terus, Ayu akan terus menjauh darimu. Hati loe adalah cerminan cintamu. Renungkan saja kenapa Ayu tidak mau menemuimu walau dirinya juga rindu?. Sebenarnya semua mudah jika saja loe mau sadar bagaimana perasaanmu sebenarnya terhadap Ayu dan Nawang. Terutama Nawang. Dengan begitu Ayu akan mudah melihat kesungguhan hati loe. Ingat Dit, Ayu bukan cewek ecek ecek. Dia itu siapa loe juga sudah tahu. Penasehat Dit Penasehat. Mana mungkin dia nggak bisa baca sebuah ketulusan di hati loe? Terusin aja begini maka Ika tersayang akan datang membawa surat talak. Paling lama tiga hari kedepan”
“Adek nggak mungkin datang kalau mulut loe nggak banyak bacot Wan”
“Beneran bego nih anak. Loe kira Ika butuh bacotan gue? Hadeeehh”
Aditya mulai memikirkan semua perkataan Iwan. Dirinya seakan lupa siapa Ayu dan Ika sebenarnya. Kenapa dia merasa sangat bodoh sekali kali ini?. Jadi hari ini Ayu memang sengaja menyanyikan lagu ini untuk memberitahunya kalau dirinya ingin di maafkan maka dirinya harus berubah dulu.
*********
“Suamimu itu g****k atau memang sudah BODOH sejak lahir sih Yu”
“Hush...begitu juga itu kakak sepupumu Ka. Nggak boleh ngomong begitu”
“Lha terus harus ngomong apa? Orang dia memang BODOH. Sudah tahu kalau di guna guna tapi tetap saja makan masakan si Jalang itu. Lama lama gua bunuh juga si Jalang itu. Enak paling ya Yu minum darahnya dia?”
“Huek....Nggak ngomong sembarangan Loe, mual gue”
“Beneran Yu. Darah wanita hamil tapi jahat itu enak banget. Manis manis gimana gitu. Pokoknya nagih banget Hmmmm ngiler beneran gua.....”
Ika menjilat bibirnya yang tiba tiba saja meneteskan air liur. Ika tahu benar apa yang dirinya katakan begitu pula dengan Ayu.
PLETAK
“It’s Hurt AYU”
“Sukurin. Gue kan sudah bilang jangan ngomong sembarangan. Perut Gue mual. Malah di terus terusin. Nggak jadi makan deh gue. Mual jadinya”
“Eh eh eh nggak boleh....Nanti Kak Dani bisa bunuh gua Yu. Kasihinilah gua Ayu....Ya ya ya”
“Apaan sih Ka. Lebay loe”
“Beneran. Tadi Kak Dani bilang ke gua, kalau loe boleh gua ajak keluar asalkan gua harus bikin loe makan yang banyak. Kalau nggak jatah gua di potong 75% katanya. Mati kan gua nantinya?”
“Salah loe sendiri ngomong aneh aneh. Mual beneran nih gue”
“Gini aja....gimana kalau kita pindah makan pempek. Gua traktir”
“Pempek? Hmmmm enak tuh. Mau. Tapi yang kapal selam ya. Beliin tiga biji. Terus timun sama mie nya banyakin. Terus cabenya juga. Ok?”
“Deal. Kecuali cabe. Secukupnya aja. Nanti penyakit kesayangan loe kambuh, bisa double mampus gua”
“Penyakit kesayangan? Apaan emang?”
“TIPES”
“Halah....Mana ada Tipes jadi penyakit kesayangan bego”
“Emang begitu kan? Loe mah kena pedes dikit aja langsung deh tuh penyakit nyamperin. Kan jadi kesayangan loe banget tuh”
“Ya ya ya terserah loe aja. Jadi nggak nih makan Pempek? Kalau nggak kita pulang aja. Beneran mual gue”
“Eh eh jadilah”
TING
Ayu merasakan tubuhnya melayang menembus waktu. Dan benar saja dirinya sekejap mata sudah melihat Café yang khusus menjual makanan dari Palembang.
“Tuh Cafenya. Yuk kita masuk”
“Bentar....Kita kesini pakai teleport terus mobil kita gimana nasibnya oon?”
“Halah begitu aja bingung. Pak Min yang ngambil. Sekalian tadi aku suruh shopping. Sekali kali Pak Min dan Mbok Sum biar shopping”
“Hadeeehhh palingan juga beli rujak Ka”
“Nggak. Mereka sudah tak ancam. Kalau nggak ada notif di Hp gua berarti mereka ngajak perang sama gua”
“Geblek”
“Bodo. Ayoooo masuk. Kelamaan bacot loe”
PLETAK
“Aduh....sakit AYU”
“Bodo” jawab Ayu masa bodoh sambil berlalu pergi meninggalkan Ika yang masih mengusap usap kepalanya sambil menggerutu sebal.
Ayu memilih kursi empuk yang berada di belakang sendiri. Ika yang melihat Ayu langsung duduk di depannya dengan mulut yang masih komat kamit sebel. Tidak lama kemudian seorang pelayan menghampiri meja mereka.
“Permisi mbak mau pesan apa?”
“Darah ada nggak mbak” tanya Ika dengan raut wajah anak kecil yang menginginkan sesuatu.
PLETAK
“AYU....sakit”
“Pesan seporsi pempek kapal selam yang besar isi lima buah, dan seporsi lagi lenjer besar empat buah ya mbak. Oh ya mie sama timunnya tolong di banyakin. Pakai yang sedang ya pedasnya”
“Minumnya mbak?”
“Juice Semangka sama sogem”
Pesanan Ayu membuat Ika menganga lebar. Banyak sekali pesanan Ayu kali ini.
“Ik....loe mau pesan apa tuh di tungguin mbaknya”
“Oh oh saya pesan seporsi kapal selam besar isi tiga aja mbak. Minumnya es kelapa muda ya”
“Baik mbak. Mohon di tunggu ya”
“Terimakasih” jawab Ayu mendahului Ika yang sudah akan menjawab aneh aneh lagi.
“Apa” tanya Ayu yang melihat Ika menatap dirinya sebal.
“Gak apa apa”
Ayu hanya tersenyum saja melihat Ika yang masih saja sebal dengannya. Keduanya terdiam dan memilih untuk membaca. Lebih tepatnya Ayu yang memilih untuk membaca buku yang dia bawa. Ika mengamati semua yang ada di sana dengan buku yang dia jadikan sebagai tameng pengalih perhatian.
Ika melihat seorang laki laki yang dirinya kenal dengan baik sedang asik berbincang dengan seorang wanita cantik.
Ayu yang merasa ada hawa berbeda dari Ika, mencari tahu apa yang sedang Ika amati. Dan di sana terlihatlah Vicky dengan seorang wanita cantik berparas Jawa tulen. Sangat keibuan dan lemah lembut.
“Biarin. Jangan di ganggu”
“Ck gak asik loe”
Keduanya terdiam saat melihat kedatangan Pelayan yang membawa pesanan mereka.
“Silahkan”
“Terimakasih mbak”
Dan Pelayanpun berlalu pergi meninggalkan keduanya.
“Yakin yu?”
“Apa” jawab Ayu dengan mulut yang penuh dengan pempek.
“Itu semua bisa loe habisin?”
“Loe tahu gue kan? Pasti habis tenang saja”
“Bener juga. Loe kan nggak suka buang buang makanan. Ok deh ayolah kita hajar pempek ini”
Keduanya pun terdiam dan mulai menikmati pesanan mereka.
Tanpa mereka sadari seseorang merekam semua kejadian hari ini. Dirinya berniat untuk menggunakan hasil rekamannya itu untuk menghancurkan Ayu.
Berhasilkah? Kita lihat saja nanti.
Author: Hah tidak semudah itu kau menghancurkan Ayu hAHAHAHAHA
Pembaca : Sudah di minum Thor obatnya?
Author: Ck mengganggu saja.