Semuanya membuatnya bingung. Semakin mereka bercerita semakin bingung aku mendengarnya.
Ayu yang terdiam hanya bisa memejamkan mata, bermaksud untuk lebih menghayati cerita sih tapi……
zzzzzzzzzz
***********
Semula berawal di Tahun 1788 dimana Nyai Ayu Sekar Ningrum hidup dan memimpin 1000 pasukan perang untuk menghadapi 10.000 tentara musuh dan selalu menang.
Nyai Ayu Sekar Ningrum adalah seorang penasehat dengan hati seluas samudra dan kesabaran tanpa batas, namun sangat dibenci semua orang yang merasa dirinya sok alim, angkuh dan sombong.
Srintil mengatakan jikalau Nyai Ayu Sekar Ningrum memiliki kepandaian di atas rata-rata manusia lainnya. Mungkin jika sekarang bisa melebihi Albert Einsten.(Mungkin hehehehe).
Namun sayangnya tidak memiliki kecantikan yang setara dengan ketampanan sang suami.
Mungkin hati yang baik, berbudi luhur dan kesopanan serta ketegasannya yang membuat seorang laki-laki setampan suaminya bertekuk lutut.
Nyai Ayu Sekar Ningrum merupakan seorang istri dari Raja Naga yang sangat ditakuti karena kekejamannya. Namun Raja yang kejam ini sangat menyayangi Nyai Ayu Sekar Ningrum.
Tiada hari tanpa melihat keduanya memadu kasih, menciptakan suatu suasana yang bisa membuat semua orang iri dan dengki karena keromantisan keduanya. Sang Raja yang terkenal suka gonta ganti wanita bertekuk lutut pada istrinya.
Ki Ageng Amarta Buana adalah nama sang Raja Naga. Umurnya tidak lebih tua dari Nyai Ayu Sekar Ningrum. Namun memiliki ketampanan yang tersohor hingga kenegara tetangga manapun.
Mungkin disinilah titik puncak rasa iri bersarang. Sang Raja yang tampan menikahi seorang wanita berparas biasa saja, mencintainya pula. Hati siapa yang tidak akan iri dibuatnya.
Nyai Ayu Sekar Ningrum memiliki ilmu tak terkalahkan hingga orang mulai menganggap dirinya sombong dan tamak. Tanpa mereka tahu hal sebenarnya dari dirinya.
Suatu ketika Nyai Ayu Sekar Ningrum terkena sebuah racun di tengkuk belakang yang berakibat kesakitan luar biasa. Jikalau dirinya berpikir sangat keras atau terlalu bersemangat akan sesuatu maka kesakitan yang dasyat menyerang di kepalanya.
Semuanya berawal saat dirinya menyelamatkan seorang anak dari seseorang yang menjadikan dirinya musuh bebuyutan. Berkali-kali seperti itu, dasar Penasehat bodoh, begitu Srintil menyebutnya.
Pada saat kematiannya, tidak ada seorangpun yang tahu betapa kesakitan yang dideritanya. Berkali-kali jatuh pingsan, susah bernafas, bahkan tidak bisa mengingat lebih dari dua menit.
Keracunan ini telah berulang padanya, namun baik Srintil maupun Panglima Merah tidak tahu tepatnya kapan dirinya terkena racun. Hanya dirinya yang tahu.
Mendengar hal itu barulah semua masuk akal. Kenapa Ayu sering kali lupa dan susah bernafas. Semua orang mengatakan karena dirinya kegemukan atau obesitas, namun dirinya merasa berbeda. Bukan. Bukan karena itu.
Racun? Kapan aku terkena racun ya?. Gumam Ayu pelan.
Sejak kecil kami semua dibiasakan oleh Ibu tidak beli jajanan diluar. Semua Ibu yang memasak. Bagaimana mungkin dirinya terkena racun?. Rasanya tidak mungkin.
Seperti bisa membaca pikirannya, tiba-tiba Panglima Merah menusuk tangan kirinya dengan semacam jarum yang entah dari mana diambilnya. Anehnya darah itu tidak berwarna merah seperti biasanya, namun merah menuju hitam dan berbau asam sulfat.
Apa ini? Mana ada darah manusia bisa seperti itu? Tidak mungkin dan aku faham betul itu. Karena beberapa bulan lalu baru saja mendapatkan mata kuliah tentang hal itu. Gumaman Ayu semakin menjadi. Di pandanginya jari yang tertusuk hingga lama.
Ayu menoleh dan menatap Panglima dengan menangis tersedu-sedu. Begitu pula dengan Srintil. Saat aku bertanya kenapa? Mereka menjawab racun itu sudah mengenai otakku dan kemungkinan hidupku hanya tinggal 3 bulan paling lama.
Ayu hanya bisa manatapnya dan mengatakan, “Tidak mungkin. Aku tidak percaya kepadamu dan aku tidak mau obat apapun dari kalian”. Mungkin keputusannya saat itu tepat sekali, karena dengan tidak meminumnya Ayu bisa bekarya hingga 15 tahun kemudian.
Ayu percaya Allah tidak mungkin memberikannya sakit jika tidak dikarenakan betapa sayangnya Allah padanya. Keyakinan demikian membuatnya memantapkan niat untuk lebih memperbaiki bacaan Al-Quran dan sholatnya.
Dan ya itu berhasil bagi Ayu. 15 tahun pertambahan umur sungguh sangat fantastik bagi semua yang tahu akan efek samping racun tersebut.
Nyai Ayu Sekar Ningrum juga menderita ketulian dan hilang ingatan total pada saat terakhirnya. Hal ini membuat sang Raja marah sehingga mengerahkan 1000 orang tabib terbaiknya untuk menyembuhkan istrinya. Namun semuanya sia-sia, karena diantara 1000 orang tersebut adalah penghianat yang selalu menaburkan bubuk racun di atas obatnya.
Apakah Nyai Ayu Sekar Ningrum tidak mengetahui tentang hal itu?. Tidak mungkin dia tidak tahu piker Ayu bingung. Nyai Ayu Sekar Ningrum juga seorang tabib yang sangat terkenal dan dikjaya. Mereka berdua tidak bisa menjelaskannya dengan gamblang tentang hal ini.
Ada apa ini, mengapa mereka tidak bisa menjelaskannya seperti sebelumnya?. Mencurigakan. Sungguh mencurigakan.
Pemikiran yang terus bergolak membuatku tak bisa tidak mendengar cerita selanjutnya hingga akhirnya mereka menceritakan tentang seorang wanita bernama Anjani Permaiswari.
Dari sana aku bisa mendapat kesimpulan mengapa Nyai Ayu Sekar Ningrum tidak mau memberitahukan hal tersebut.
Mereka bodoh!!. Itu membuat Ayu marah luar biasa dan tanpa sadar Ayu menghantam pintu dengan sebegitu kerasnya, hingga kehilangan kesadaran.
Setelah kejadian itu Ayu tertidur hingga adzan dhuhur berkumandang. Cerita tadi seperti angin yang hanya berhembus sekali namun tidak dapat mengenaiku. Lama Ayu terdiam entah apa yang harus dirinya lakukan.
Setelah kejadian itu keduanya selalu mengikuti tanpa banyak orang yang tahu siapa mereka dan bagaimana tampang mereka.
Ayu semakin tidak peduli lagi dengan cerita-cerita itu, awalnya dirinya berfikir demikian namun ternyata itulah awal mengapa Ayu tidak pernah mau berdekatan atau bertemu dengannya lagi.
Siapa sebenarnya Anjani Permaiswari itu hingga bisa membuat sepasang sejoli saling membenci satu sama lain. Walaupun keduanya tidak pernah bercerai.
Mungkin itulah alasan yang membuat dirinya harus pergi meninggalkan orang yang di cintainya.
Karena hati ini tidak pernah bisa menerima penghianatan. Baik dulu maupun saat ini.
Lalu siapa wanita itu sebenarnya? Mengapa Raja begitu tega meninggalkan istrinya demi wanita itu?.
Tidak inginkah kalian memberitahuku siapa dia? Dan mengapa dia selalu hadir di dalam keluargaku?. Pikir Ayu dengan hati yang mendongkol.
Saat ini juga Ayu hanya tahu bagaimana dirinya namun tidak tahu alasan bagaimana yang bisa diambilnya semua yang di milikinya.
Tidak adakah yang bisa memberikan alasan atau minimal katakan padanya siapa dia dan apa alasannya.
Jika dia memang menginginkan apa yang dirinya miliki dan Allah meridoinya, maka akan Ayu berikan. Karena Allah yang memiliki segalanya bukan Ayu ataupun lainnya. Ayu hanyalah manusia biasa.
“Nah…..itu yang membuat dia selalu menggodamu dan ingin mengambil semua milikmu. Manusia biasa”
Seorang laki-laki tiba-tiba menampakkan diri di depan dirinya menyerukan apa yang ada di otaknya. Lagi-lagi orang aneh.
Siapa sebenarnya orang-orang ini. Mereka menggangguku sekali. Ayu menghela nafas sedalam mungkin, bersiap menghadapi hal yang tidak mengenakan.
Apa dikirinya otakku ini milik mereka. Privasi ok? Sial. Percuma juga aku menggerutu sedangkan mereka semua gila.
“Lalu kamu pikir aku apa? Superwoman ? Lagian kamu siapa? Kenapa tiba-tiba ada disini?” Ayu memutuskan untuk menghadapi mereka. Perasaan muak membuatnya berani dan mungkin juga rasa penasaran mengalahkan ketakutannya.
“Kamu memang wanita yang tangguh. Jika tidak maka kamu sudah mati sejak lama” jawabnya santai sambil duduk dikursi berlajarku dan berselonjor.
“Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan Panglima Merah dan Srintil?”
“Mereka anak buahku dan aku adalah tangan kananmu”
WHAT!!!!!! Sejak kapan aku punya tangan kanan? Siapa aku hingga punya tangan kanan?. Ayu menganga tidak percaya. Memandang laki-laki menyebalkan di depannya dengan bingung.
“Bingung? Sana minum obat dulu biar fress hahahaha” selorohnya tanpa peduli kebingunganku.
“Woi….siapa lu, masuk kayak pencuri pakai godain orang juga. Siapa lu? Beritahu sekarang atau aku bunuh kamu!!!” semburku marah dan melotot.
“Ups tenang tenang jangan marah bisa hancur ini rumah” buru-buru diturunkan kakinya dan berdiri menghadap Ayu dengan ketakutan.
“Jadi…. katakan” Bentakan dari Ayu membuatnya menjawab dengan seketika.
“Aku memang tangan kananmu. Namaku Louis Voulth de Bork. Kamu biasa panggil aku Borok. Aku benci kalau kamu panggil Borok. Menjijikkan “
Borok? Nama apaan itu? Nama aslinya bagus amat tapi kenapa nama bekennya Borok?. Terus kupandangi si Borok hingga membuatnya takut. Takut jika dikerjain lagi sama orang busuk satu ini.
“Sungguh kamu biasa memanggilku Borok atau Winda”.
“WHAT!!!!” Siapa kamu sebenarnya? Tanya Ayu dalam hati. Laki-laki kok namanya Winda? Borok? Apa nggak ada nama keren gitu? Haizz.