Axela meraih cangkir yang diberikan Tiffany padanya dengan seulas senyum. Tiffany membalas senyumannya lantas menduduki kursi di sampingnya. Saat ini keduanya tengah berada di rumah kenangan mereka. Tempat tinggal Veniza dulu, sebelum ia pergi dan mengubah segalanya menjadi Axela, seperti sekarang. Ya, Veniza Ravina hanya masa lalunya. Kini ia telah menetap pada diri Axela Devaza. Jiwa lamanya telah tenggelam mengikuti perubahan fisiknya yang baru. “Jadi, kenapa kita harus berbincang di sini? Lo ingin bernostalgia, Nica?” Rasa penarasan Tiffany tak urung membuat Axela menarik sudut bibirnya. Bukankah indah rasanya mendapatkan semua kebahagiaannya kembali? Axela mengulum senyum lantas mengangguk. “Ya, sekaligus itu.” Ia terlihat mengambil napas perlahan, lalu menghembuskannya. “Gue bole

