Kala perjalanan dari tempat Dini tiba tiba saja hujan cukup deras ,Raka yang sedang mengemudikan mobilnya menelefon Karin untuk mengabari sesuatu.
Hallo karin
Iya kenapa?
Elo udah dirumah?
Belum gue masih diluar, kenapa?
Ngak papa nanti pulang gue jemput ya?
Tumben, ngak salah denger kan gue?
Engak, gue serius
Ada apa sih ngak kayak biasanya? gue udah sama Biyan dan temen temen gue ngerjain tugas nih.
Lo lagi di awasi sama bokap lo, biar ngak curiga aja.
Hah sumpah kok gue ngak nyadar?
Udah lo tenang aja bersikap kayak biasa, nanti kalo udah kelar hubungi gue biar gue jemput ok?
OK Ok , makasih ya ka.
Raka pun menutup teleponnya dan menuju apartemenya yang lain untuk menenagkan pikiran sejenak, pikiranya di penuhi dengan wajah Dini yang hari ini terlihat sexsy dimata Raka, ia mulai merasa ada yang aneh dengan hasrat dan hatinya pada wanita itu. Jangan sampai gue juga ikut belok, cukup karin aja yang punya cowok gue engak kalo sampe beneran suka udah fixs ini bukan rumah tangga sih cuma status aja tapi kita sama sama sampah, Raka berbicara sendiri dalam mobilnya.
Raka pun sampai di tempat tujuannya lalu segera pergi ke unitnya sesampainya disana Dia segera mandi membersihkan diri dan mencoba menghapus bayangan wanita lain dari pikiranya, setelah mandi dan berganti baju Ia memesan makanan dan makan dengan tenang.
Waktu menunjukan pukul sembilan malam Raka masih serius dengan pekerjaannya diruang kerja, dan tiba tiba Raka mendapat pangilan dari Karin lalu ia segera mengangkatnya.
Hallo ka, ini gue udah selesai , jemput sekarang di caffe depan kampus kayak biasanya.
Ok sepuluh menit lagi gue sampai.
Karin pun mengahiri sambungan itu dan Raka segera menuju tempat karin.
Sesampainya disana Raka lalu menghampiri karin yang sudah didepan coffe dan mengajaknya masuk dalam mobil. Merekapun langsung pulang menuju apartemen.
Ka, karin memulai pembicaraan mereka ragu.
hmmm , sahut raka terus fokus ke jalan.
Kalo papah ngikutin gue, berarti papah udah tau dong kalo gue masih berhubungan dengan Biyan?
Kemungkinan sih iya.
Gue takut, kata karin sambil memainkan kuku kukunya.
Ngapain takut, harusnya lo udah tau resikonya.
Selama ini apa gue kurang jadi anak yang patuh ya sampai cinta gue ke Biyan ngak bisa diterima sama orang tua gue?
Lo baik, cuma bokap lo yang ngak bisa terima latar belakang Biyan aja.
Gue sayang banget sama Biyan ka.
Gue tau.
Tapi kenapa bokap gue ngak bisa terima, padahal Biyan ngak seperti itu. Karin pun menangis dalam diam menyadari kisah cintanya yang mungkin akan berakir sia sia terlebih lagi statusnya yang kini menjadi istri orang lain, Raka yang menyadari Karin menangis memberikan kotak tisyu padanya.
Mereka pun kembali hening dan tenang, setelah sampai di apartemen mereka pun masuk dan karin segera masuk ke kamar sedangkan Raka melipir ke dapur mengambil minum, dibukanya kulkas dan dituang air ke dalam gelas lalu ia teguk air itu sampai tandas.
Sudah pulang den? sapa mbok sum yang tiba tiba sudah ada didapur memperhatikan majikannya itu.
Eh bikin kaget aja sih mbok
Maaf den kalo bikin kaget
Iya ngak papa.
Den Raka sudah makan? Mau saya bikinin makan malam?
Ngak usah mbok udah kok tadi, ya udah aku ke kamar dulu ya.
Iya den.
Raka pun pergi lalu ke kamar ia masuk dan mengunci pintu kamar lalu naik ke tempat tidur, Karin yang selesai mandi pun ikut bergabung dengan Raka di atas tempat tidur. Mereka sama sama diam Karin takut akan papahnya ,Raka terlihat santai membaca buku. Saat lamunan itu mulai menguasai pikiran Karin, tiba tiba saja ponsel karin bunyi terlihat di layar HP itu papahnya yang menghubungi, Karin mulai ragu ragu mengangkat pangilan itu. Di liriknya Raka meminta pendapat, Raka pun menganguk pelan tanda setuju.
Hallo pa? sapa karin terlebih dahulu
Hallo sayang.
Ada apa pa?
Besok papah mau ke kantor, kita ngobrol sebentar ok
Emm ngomongin apa ya pa?
Besok aja papah jelasin , udah dulu ya salam buat Raka. Lalu di matikan sambungan itu sebelum karin membalas ucapanya.
Gimana? tanya Raka penasaran.
Besok papah ke kantor, perasaan gue kok ngak enak ya.
Ngak usah takut rin, yang penting lo tenang dan jangan ngebantah, ingat jantung papah baru aja sembuh intinya lo iya iyain aja lah ucapan papah.
Gitu ya? oke gue bakal setenang mungkin. thank you ya ka.
Ya udah tidur sana. Perintah Raka pada karin.
Sesaat setelah itu Karin pun mulai tertidur sedangkan Raka masih sibuk dengan bukunya, hening dan mulai bosan Raka pun keluar kamar menuju balkon kamarnya di ambil sebatang rokok dari sakunya lalu menyalakan rokok itu dengan korek api, ia sesap perlahan dan menghembusakan asapnya dengan pelan Raka mulai bosan dengan rumah tangganya itu semakin hari ia hanya merasa harus menutup kebohongan istrinya itu dan tanpa sadar semua semakin menyudutkannya, Raka harus menjadi suami yang baik dan menantu yang baik pula tapi di sisi lalin ada hasrat untuk memeliki wanita lain dalam hidupnya. Jika semua ini berakir apa yang akan keluarga gue lakukan ,pasti akan kecewa berat terlebih mami, harusnya gue mikir panjang sebelum ambil keputusan mungkin gue ngak akan seperti ini jika hati gue ngak jatuh hati padanya. sial kata Raka sedikit emosi. Raka pun menghabiskan sebatang rokoknya lalu duduk di kursi menatap lurus kedepan.
Bayang bayang Dini semakin membuyarkan pikirannya, apa yang istimewa dari wanita yang bahkan kini sedang mengandung anak orang lain tapi Raka sudah tertarik sejak pertama bertemu. Wajah cantik dan pemikiran wanita itu sunguh berbeda dengan kebanyakan wanita yang pernah ditemui Raka, mereka selalu ingin berkencan bahkan hanya sekedar cinta satu malampun mereka ingin mendapatkannya terlebih jika mereka tau Raka seorang konglomerat tentu itu akan semakin membuat mereka semakin sulit untuk melepaskannya, Tapi Dini sedikitpun cuwek bahkan terkesan biasa saja.
Perasaan Raka diliputi kebingungan karena bagaimana pun statusnya bersama Karin sah secara hukum dan agama , tapi jika dia terang terangan mendekati Dini tentu itu tidak baik untuk status sosial Dini karna pasti orang lain akan mengangapnya wanita simpanan atau apalah itu meski dalam kasus Raka rumah tangganya tak ada cinta bahkan istrinya juga masih menjalin kasih dengan pacarnya. Dilema di rasakan Raka karna percintaannya terasa rumit, hatinya memilih di saat yang tidak tepat sedangkan dulu perasaan itu sedikitpun belum jatuh ke wanita manapun, pergaulannya yang memaksa untuk sekedar menjajaki wanita diluar sana sebagai rasa penasaran yang timbul akibat pergaulan bebas.