Pilihan

Nandini wanita berusia 26 tahun hidupnya sangat mulus punya pacar tampan, orang tua merestui, pekerjaan yang mapan dan tidak pernah melarangnya ini itu Hingga suatu ketika mereka memutuskan untuk menikah tentu orang tua keduanya merestui karena umurpun di rasa sudah cukup, pernikahanpun berjalan dengan baik. setelah menikah Dini dan Dika layaknya orang pada umumnya punya ke inginan rumah sendiri. seminggu menikah mereka habiskan berjalan jalan serta kulineran di tempat terdekat kota Bogor karean memang tidak ada rencana untuk berbulan madu di karenakan tempat kerja Dika hanya sebentar memberi cuty. Seminggu mereka tingal di rumah orang tua Dini orang tua Dika mulai komplen karena Dika anak terakir dan harus ikut orang tuanya, sejujurnya Dini kurang setuju dengan hal itu akirnya mereka tidak jadi beli rumah di karnakan orang tua Dika terus mendesak untuk tingal bersama mereka. Hari demi hari dilalui Dini tingal bersama mertua hinga suatu pagi saat dia bersih bersih ruamah ibu mertuanya bertanya soal keturunan. din kamu ngak KB kan? kapan kamu hamil? pertanyaan itu membuat hati Dini sedikit bergetar nyeri Engak kok bu, kami kan baru menikah justru aneh kalo sudah hamil " jawabnya santai" bagus deh kalo gitu ibu harap kamu cepet hamil, ibu pengen cepet² punya cucu dari Dika . Hari demi hari di lalui Dini berada di rumah mertuanya yang semakin hari banyak hal yang mertua dan kakak iparnya kepo tetang hidupnya dan masalah pribadi yang tidak penting untuk di urusi, malam ketika Dia dan Dika berdua di kamar Dini tidak tahan lagi dengan sikap ibu dan kakak iparnya yang selalu mengurusi hidupnya dan akirnya dia menceritakan banyak hal tentang ibu dan kakaknya itu mulai dari tentang anak yang selalu di ungkit ungkit, kemana perginya gaji suami, jatah orang tua, harus patuh ke mertua , jangan sampai dia lupa untuk berbakti dan masih banyak lagi wejangan wejangan untuknya agar tidak merubah apapun dari kehidupan suaminya, Dini sendiri cukup tau batasan itu bahkan dia cukup royal memberi uang setiap bulanya untuk orang tua Dika, bukanya dia tidak suka tapi jujur mereka terlalu mendikte hidup keduanya sebagai pasangan baru. Dik jujur aku ngak sangup kalo setiap hari kayak gini, aku ngak betah aku mohon sementara kita tingal dulu dirumah orang tuaku sampai kita dapat restu untuk punya rumah sendiri Oke kalo itu mau kamu ,aku juga ngak tega melihat kamu di gituin terus, tapi kalo masalah kita beli rumah kayaknya ngak akan mungkin karena rumah ini nantinya akan di wariskan ke aku makanya ibu ngotot kita tinggal bersama, ya untuk sementara waktu kita giliran aja tinggal di sini dan dirumah papa mama biar adil juga Dini hanya mampu diam tidak memberi respon yang penting dia bisa sejenak keluar dari rumah itu, sejujurnya ini kesalahan mereka karena tidak jujur dari awal kepada orang tua Dika ingin punya rumah sendiri, Dika takut jika hubunganya tidak di restui orang tuanya ,dia memilih semuanya berjalan sesuai ke inginannya untuk menikah berharap orang tuanya luluh dan bisa membebaskan mereka untuk hidup sendiri. ke esokan harinya Dika berbicara pada ibu dan bapak untuk beberapa hari menginap di rumah orang tua Dini bu pak kami minta ijin untuk menginap di rumah mama papa ya, kasian Nandini pasti rindu mereka Berapa hari nak? tanya ibu Seminggu mungkin, jawab Dika jujur La kok lama banget seminggu, emang mau ngapain kok lama gitu ada acara apa? tanya bapak pada Dini Eemm gini pak bu beberapa hari kedepan saya lembur mungkin pulang sampai malam karena membludaknya pesanan barang jadi saya harus bantu peking karyawan yang lain, jawabku memberi alasan yang mana tidak sepenuhnya berbohong karena memang saat ini produk kerajinan anyaman tas dan lain lain dalam negri sedang di minati banyak anak muda dan juga para turis. Dini sendiri bekerja sebagai operator untuk menerima dan mencatat pesanan via online maupun langsung dari kantor , karena bisnis ini tergolong baru belum banyak karyawan di perusahaan mereka jadi mau tak mau Dini pun harus turun tanggan untuk membantu peking barang di saat banyaknya pesanan barang. Ya sudah seminggu aja kan? setelah itu balik lagi ke sini karena rumah kalian disini" ucapan bapak sedikit membuatku lega" Seminggu di rumah orang tua Dini berlalu sangat cepat, mereka sangat disibukan dengan pekerjaan kantor dan saat pulang kerja barulah Dini bermanja dengan suaminya, ketika dirumah mertuanya kurang bisa menikmati waktu berdua dengan suami karena ketika pulang kerja Dika pasti akan di ajak mengborol oleh ibunya sedangkan Dini memilih untuk diam di kamar, sejujurnya Dini orang yang susah bergaul tapi jika sudah menemukan orang yang cocok akan bercerita banyak hal dan Dia lebih suka berdiam diri ketimbang ngerumpi sana sini karena lelah dari bekerja. Usai mereka bercengkrama Dika kembali ke kamarnya, di lihatnya Dini yang tidur miring sambil memainkan ponselnya dia mengunci pintu kamar dan menghampiri istrinya, dipeluknya Dini dari belakang dan dia mencium lembut Dini, kamu sedang apa sayang? engak ngapa ngapain kok cuma lihat i********: aja. I love you, kata Dika sambil menciumi leher dan bahu Dini mesra membuat sang pemilik merasa geli sendiri, Dini pun tertawa kecil karena kegelian oleh ulahnya. Stop mas, kamu bener bener ya itu jengotmu sakit tau kena kulit Aku seneng deh kalo kamu kesel gini "sambil tersenyum senang", lagian ya jengot ku kan udah aku cukur sayang Tapi kamu nyukurnya gk bersih jadi berasa tajem , sakit tauk " protes Dini padanya yang dibalas dengan tawa jujur laki laki yang ada di sampingnya atau lebih tepatnya adalah suaminya itu mendekati sempurna dia tampan, baik, pekerja keras dan sangat penyayang tapi sayang dia juga sangat patuh kepada orang tuanya. memang sangat bagus patuh terhadap orang tua tapi jika sudah menikah orang tua selalu ikut campur dalam berumah tangga suguh di sayangkan karena setiap pasangan pasti tidak bisa di samakan ,pasti akan beda prinsip dan juga tujuan terlebih beda era dan zaman tentu mereka akan mengikuti ke arah mana hidup sekarang berjalan dan menuntun arah bahagia. karena bagi pasangan muda yang berjiwa bebas tak suka di atur ,itu sanggat rumit ketika punya ke inginan sendiri tapi harus mengalah untuk ke puasan orang lain. Sudah enam bulan mereka menikah tapi memang Tuhan belum memberinya keturunan, orang tua Dika terus menanyakan perihal kehamilan menantunya. Sejujurnya mereka juga tidak terlalu terburu buru untuk memiliki momongan karena pekerjaan masing masing yang cukup membuat mereka lelah belum lagi pagi dan sepulang kerja Dini membantu bersih bersih rumah , meski mertuanya tidak pernah menyuruhnya tapi Dini cukup sadar diri terlebih dia cuma numpang di rumah ini rasanya hatinya tak iklas jika cuma numpang tidur dan tempat tingal saja tanpa melakukan apapun, hal itu menjadi salah satu alasan mereka jarang berhubungan suami istri. tapi percayalah setiap wanita pasti selalu ingin di sentuh dan dimanjakan oleh suaminya tapi mau bagaimana lagi Nandini dan Dika cukup lelah dengan rutinitas. Dan Dini tak ingin kena omel mertuanya jika dia kurang berguna di rumah itu.