Hujan

2461 Kata
Hujan turun sejak pagi menguyur Jakarta tapi jalanan cukup ramai lalu lalang oleh penguna motor dan mobil. Toko Dini sepi sejak pagi karna hujan tapi beruntungnya pesanan online tetap jalan, Dini dan Riska mengemas pesanan pelangan satu persatu hingga selesai. Semua sudah rapi dan siap di antar, udara siang itu terasa sejuk karna hujan , rintiknya pun sudah berkurang menyisakan gerimis kecil kecil disana. Ris aku mau antar paket ya hujannya udah reda nih, kamu jaga toko sebentar ya. Masih grimis lo mbak apa ngak sebaiknya nanti sore aja? Keburu tutup ini udah jam 2, sekalian aku pengen jajan bakso, kamu mau nitip ngak? Masih kenyang mbak, apa aku aja yang anter mbak? takut kenapa kenapa ih. Santai aja ris aku pengen jalan jalan aja sebentar, tolong pesenin taxsi online dong? Sebentar mbak. Makasih ya. Tak beberapa lama pesanan taxsi online Dini pun sampai, Riska segera membantu Dini memasukan kantong plastik yang berisi paketan ke dalam mobil dan berangkatlah menuju kantor expedisi. Setelah sampai disana Dini menurunkan semua barangnya di bantu supir taxsi itu. Makasih ya pak, ini uangnya. kata dini sambil memberi beberapa uang ongkos ke supir itu. Iya trimakasih neng, saya permisi. Pamit supir itu dan pergi. Selang setengah jam mengurus pengiriman karena memang barang yang dikirim siang itu lumayan banyak Dini pun langsung pergi ke abang bakso yang letaknya tak jauh dari kantor itu, hanya berjarak limaratus meter dan menyebrang jalan dari situ, Gerimis masih menghiasi kota .Genangan air dimana mana karena hujan pagi tadi, Dini pun berjalan di pingir jalan hendak menyebrang tiba tiba ada mobil datang dari arah selatan melewati genangan air yang ada di sepanjang jalan dan byuuuurrr , air itu tepat membasahi seluruh pakean Dini. Alhasil tubuhnya basah kuyup kena air itu. Sialan aaahhhh triaknya pada pengemudi itu dan mobil itu berhenti disana. Elo, tunjuk Dini ke pengemudi itu. Sorry gue ngak lihat, kata Raka si pengemudi itu sambil menahan tawa. Lihat nih gue basah kuyup, sengaja kan lo. Sumpah gue ngak lihat. Tangung jawab lo baju gue basah semua nih. Ok gue tangung jawab ayo gue beliin baju di moll. Lo ngak lihat gue udah kayak gembel gini, gue ngak mau ke moll. Kenapa? Ya gue malu lah. Ya udah gini aja apartemen gue deket sini ada baju gue di sana lo bisa pake dulu nanti gue ganti gimana? Hah ngak ah nanti kalo ada istri lo gimana, ngak enak gue. Heh mau ada atau engak dia ngak bakal peduli , ya udah ayo masuk. Dini pun mengikuti Raka dan masuk ke dalam mobilnya, mereka menuju apartemen Raka yang tak jauh dari kawasan itu. Mereka pun masuk ke sana bersama sama, beberapa pasang mata memperhatikan Dini yang terlihat lusuh dan basah kuyup , Raka yang melihat tatapan tak mengenakan itu langsung menyelimuti tubuh Dini dengan jas kerjanya dan mendekap Dini di sebelahnya, terasa aneh saat tatapan mereka bertemu .Dini langsung memalingkan muka saat tatapa keduanya beradu. Kini mereka sudah berada didalam apartemen Raka ,dilihatnya sekeliling ruangan itu terasa tak berpenghuni dan tak ada siapa siapa. Lo bisa bersih bersih di kamar mandi itu dan disana lo bebas pake baju gue ,setelah itu kita beli baju ganti buat lo. Dini pun langsung menuju kamar itu lalu melepas semua pakeannya dan mandi. Untung aja baju dalem gue ngak ikut basah, coba aja kalo tadi ngak pake jaket pasti udah tembus ke dalem dalem deh,setelah mandi Dini pun memilah baju baju Raka dalam lemari itu. Ini baju semua ngak ada yang cocok buat gue mana gede banget lagi, masak iya gue pake kemeja ini. Terpaksa Dini pun mengenakan kemeja putih lengan panjang milik Raka yang kebesaran dibadannya tapi terlihat sexsy ditubuhnya. Dini pun keluar menemui Raka yang ternyata sedang memasak mie instan untuk mereka. Raka lo ada mesin cuci ngak? tanya Dini, Raka pun menoleh dan melihat Dini dengan kemeja putihnya yang kebesaran dan memperlihatkan kaki jenjang Dini yang mulus membuat Raka susah payah menelan salivahnya dan itu sangat terlihat mengoda milik Raka untuk bangun. Hah emm ada tuh disana. Raka masih belum sadarkan diri melihat ke sexsyan tubuh Dini yang semakin berisi tapi masih terlihat mengoda bagi Raka. Sabun cucinya mana nih kok ngak ada, gue mau nyuci baju gue nih. Triak Dini dari situ. Ngak usah nanti di londri aja, soalnya di sini emang ngak ada apa apa. Ya udah plastik dong. Ayo makan dulu gue udah bikin mie instan. Raka mengandeng tanggan Dini dan mendudukannya di sofa yang menghadap keluar jendela memperlihatkan gedung tinggi ibu kota. Dan Raka mengambil mie instan dari dapur lalu menghampiri Dini disana dan duduk bersama. Nih makan dulu, Raka menyodorkan semangkuk mie instan untuk Dini dan Dini menerima mangkuk mie itu. Makasih, apartemen lo sepi banget lo ngak tinggal disini? Engak ini tuh cuma tempat singah aja kalo ada kerjaan deket sini. Oh, jawab Dini singkat sambil menikmati mie di tanggannya. Din lo ngak berniat nikah lagi? uhuk uhuk Dini sontak kerkejut hingga tersedak dengan perkataan Raka, Sorry sorry gue ngak maksud bikin lo kaget minum dulu nih. Raka pun memberi segelas air untuk Dini. Siapa yang mau nikah sama wanita hamil kayak gue hah? Gue "kata Raka" Hah huk huk huk Dini pun tersedak kembali. Eh becanda ngak gitu maksudnya hehe. Aduh lama lama makan sama lo bisa mati gue. Sorry ya gue ngak bermaksud nyingung masalah pribadi lo, apa mantan lo ngak nyesel ningalin wanita kayak lo? Dia ngak ningalin gue tapi keluarganya yang udah buang gue dan pisahin kita, Dini meletakan mie instan dimeja dan tertegun dengan ucapanya. Lo masih cinta ya sama Dia? sorry kalo gue kurang ajar kalo ngak mau jawab ngakpapa kok. Gue ngak tau, tapi gue masih sakit hati sama keluarganya, kalo lo tanya apakah gue mau nikah lagi atau engak jawaban gue ngak, gue udah cukup bahagia dengan hidup gue sekarang. Huk uhuk uhuk, kali ini Raka yang tersedak karna ucapan Dini. Nih minum, Dini menyodorkan air ke Raka. Udah Ka ngak usah ngomongin hidup gue nanti kita berdua bisa mati keselek. Raka pun tersenyum dengan ucapan Dini, wanita itu kembali menikmati mie instan buatan Raka mereka berdua menghabiskan mie instan lalu Dini mencuci mangkuk kotor tersebut di dapur, Raka hanya duduk menikmati pemandangan wanita didepanya sambil senyum senyum sendiri, melihat Dini memakai kemeja putih yang kebesaran itu tapi terlihat pas ditubuhnya sangat terlihat sexsy bagi Raka, rambut yang dibiarkan terurai panjang lekuk tubuh yang berisi serta kaki yang terlihat jenjang itu membuat gairah Raka naik tapi ia tahan sekuat tenaga karna tau yang didepannya adalah wanita baik baik. Selesai mencuci piring Dini menghampiri Raka yang dari tadi memandanginya. Woy lihat apa sih? Engak kok. Raka memalingkan pandangannya Ka, masak gue pulang pake baju begini? ayo kita beli. Ngak mungkin gue keluar cuma pake baju ini doang, Dini merengut membuat Raka semakin gemas di buatnya. Tunggu di sini gue suruh asisten gue buat beli, bentar ya. Dini pun melipir kembali ke sofa tempatnya tadi sambil menikmati rintik hujan yang masih tersisa, begitu indah pemandangan ibu kota ditengah guyuran hujan terasa teduh dan sejuk sementara Raka menghubungi asistennya untuk membelikan baju untuk Dini, Raka memilih untuk melanjutkan pekerjaan diruang tamu sembari menunggu asistennya datang, sesekali Raka melihat Dini yang tengah duduk santai menghadap luar jendela ia merasa wanita itu semakin cantik dan sexsy. Selang setengah jam baju pesanan Raka sudah datang, dan ia segera memberikan baju itu pada Dini. Raka menyuruh Dini untuk segera berganti baju Dini pun segera menganti baju dan keluar dengan sangat anggun dan cantik, dress sederhana berwarna cream diatas lutut itu sangat terlihat pas ditubuhnya meski perutnya sudah terlihat sedikit buncit tapi itu tidak mengurangi daya tariknya. Raka yang melihat Dini seperti itu mencoba menguasai diri agar tidak tergoda tentu saja ini sangat berbahaya terlebih setelah ia menikah sudah tidak pernah lagi tidur dengan perempuan lain karena pekerjaannya yang begitu padat. Raka pun memaksa Dini untuk ikut dengannya bertemu seseorang sebentar baru setelah itu dia akan mengantarnya pulang, dengan terpaksa Dini ikut dengan Raka bukan apa apa tapi Dini tidak enak terlebih Raka adalah bersatus suami orang lain meski ia tau hubungan Raka dengan istrinya hanya sebatas ijab kabul diatas kertas belakang, tapi tetap saja pria itu bersatus milik orang lain. Akirnya Raka sampai ditempat tujuan, dia pun mengandeng Dini masuk kedalam club milik temanya itu, beberapa lelaki disana memandang Dini tertarik dan merasa aneh tapi Raka yang tau hal itu langsung menarik tanggan Dini dan menggandengnya dengan posesif. Raka melaimbaikan tanggan ke orang yang akan ditemuinnya Riko yang melihat itu langsung membalas lambaian itu dan mengajak mereka di ruang vvip untuk berbicara. Riko menatap serius Dini dan Raka karna tidak biasanya pria itu membawa wanita seperti Dini, pertanyaan itu segera ia tepis dan Raka bersama Riko membicarakan pekerjaan yang akan mereka sepakati bersama. Raka yang memiliki saham cukup besar di tempat Riko tentu ia akan ikut terlibat dengan hal hal baru yang akan menambah pundi pundi kekayaan mereka, setelah tiga puluh menit pembicaraan mereka selesai Raka langsung berpamitan kepada Riko karna harus mengantar Dini pulang. Merekapun keluar dari ruangan itu dan saat keluar kebetulan sekali tiba tiba Lucas ada disana, Lucas pun memaksa Raka untuk gabung bersama yang lain tapi permintaan itu langsung di tolak dan tiba tiba saat yang bersamaan juga teman dan beberapa rekan bisnis Raka datang menghampiri mereka dengan terpaksa Raka bergabung dengan mereka karena sungkan, Dini yang tau dia akan lebih lama terjebak di tempat ini merasa sangat kesal. Gue pulang sendiri aja ya, bisik Dini di telinga Raka. Jangan, gue janji bentar aja oke. Raka pun mengandeng tanggan Dini mengikuti tempat mereka dan duduk bersama. Mau pesen apa bro? tanya Lucas ke Raka Ngak usah thank's gue nyetir soalnya. Tolak Raka halus Udah lah santai aja biasanya juga minum, gue yang bayar deh. tawar Lucas pada Raka. Gue kesini nyapa kalian doang kok habis ini balik. BTW ini siapa bro? boleh dong gue pinjem semalem aja? Tanya salah satu teman bisnis Raka menjuk Dini. Oh sorry bro, kalo yang ini punya gue ngak boleh ada yang sentuh. kata Raka sembari menarik lengan Dini dan menariknya kepangkuannya lalu ia lingkarkam tanggannya ke perut Dini posesif, sontak Dini kaget atas gerakan Raka yang tiba tiba menariknya hingga terjatuh ke pangkuan Raka. Kamu ngak usah takut ikutin aja dan tetap stay disini biar mereka ngak macem macem, bisik Raka di telingga Dini mesra dan Dini melotot ke Raka tanda ia merasa risih disini. Wah emang selera Raka selalu ok ya tapi ini beda dari yang lain, mau dong satu buat gue seriusin , kata teman Raka yang lain. Sontak mereka pun menatap Dini bersamaan seperti srigala yang ingin memangsa. Raka yang melihat tatapan para temannya itu penuh nafsu ke Dini tersenyum sinis. Ya udah gue balik dulu guys. Ngak seru lo ka, kenalin dulu cewek lo ke kita kita ya kan, sapa tau kalo lo udah bosen gue mau lah jadi pengantinya. kata Lucas bercanda. Sialan lo, Raka menarik kerah Lucas mengancam dan berbisik di telingga Lucas penuh ancaman. Kalo sampai diantara kalian berani nikung cewek gue, bakal gue habisin ngak bersisa. uuuhhh takut Ya udah lah gue balik, kapan kapan aja gue ikut kumpul ok. Raka pun pergi meninggalkan teman temannya dan segera mengantar Dini pulang. Sorry ya gue bersikap gitu ke elo tadi, Raka memulai pembicaraan mereka di dalam mobil. Jujur gue sebel sama lo. Gue tau lo pasti bakal ngomong itu ke gue tapi ya gimana ya, temen temen gue itu emang biasa maen cewek jadi lihat cewek cakep dikit pasti tergoda. Heran ya kok elo bisa sih punya temen kayak mereka, gue pikir laki laki yang suka gonta ganti pasangan cuma di film film doang, oh berarti lo salah satu laki laki hidung belang yang suka gonta ganti cewek ya? Ya emang gue suka gonta ganti tapi gue bukan cowok hidung belang. Kata Raka jujur What? terus apa bedanya? Gue ngak pernah pacaran sama mereka, mereka sendiri yang nawarin diri ke gue dan gue bayar. What, sumpah demi apa? Dini melotot tak percaya. Raka bingung harus membalas apa dan mengaruk kepalanya yang tak gatal , tentu hal ini sangat biasa untuk kalangan Raka tapi tidak untuk pergaulan Dini. Serius gue tanya ya ka, lo ngak takut kena HIV gitu gonta ganti pasangan?. . sontak Raka syok dan ngerem mendadak hingga Dini hampir terbentur untuk saja jalanan kala itu sepi. Aduh " triak Dini Sorry sorry gue kaget tadi, Sumpah gue ngak kepikiran sampai situ, kata Raka. Hah, serius, Terus kalo salah satu dari mereka hamil gimana? ini lebih horor lagi kan? tanya Dini serius. Raka tertawa terbahak bahak dengan pertanyaan Dini. Aduh aduh aduh sumpah ya pikiran lo berlebihan tau ngak, perut gue sampai sakit, Raka tertawa sambil memukul mukul setir mobil dan memegangi perutnya. Realistis kan? tanya Dini bingung Gini ya din, gue ngak sebegok itu tiap wanita yang pernah tidur sama gue pasti udah gue skrining dulu kesehatannya dan gue selalu pake pengaman jadi mustahil kalo mereka hamil. Emang iya? tanya Dini masih tak percaya Emang kelihatan lebay tapi ya itu lah gue, gue tipe orang yang pemilih jadi semua harus tergantung maunya gue. Ih lama lama deket sama lo gue jadi berasa horor deh, Dini mengelus elus sendiri kedua tangganya. Din. hemmm Lo kan udah tau semua kebusukan gue kan, kira kira lo masih bisa terima apa adanya gue ngak? Maksudnya? sebagai cewek lo masih bisa terima gue di hidup lo ngak kolo masa lalu gue seburuk itu? Apaan sih ngak jelas, ayo jalan. Din gue tanya serius. Emm gini ya ka gue ngak ada hak buat ngehakimin masa lalu elo atau ikut campur masalah pribadi lo ya menurut gue ngak gimana gimana. Mendengar jawaban Dini Raka pun kembali melajukan mobilnya lalu mengantar ketempat tujuan, selang beberapa menit mereka pun sampai ke tempat tujuan dan Dini turun dari mobil segera masuk ke toko lalu mengunci pintu tak lupa ia ucapkan trimakasih ke Raka dan masuk ke dalam, setelah Dini pergi dan mengunci pintu toko Raka langsung melajukan mobilnya pergi dari tempat itu. Hujan pun kembali turun membasahi jakarta, Dini melamun ke arah jendela kamarnya sudah sepi hanya beberapa mobil lalu lalang saja dijalan depan toko. Hari ini begitu berbeda Dini merasakan pengalaman yang berbeda dari hidupnya, kenal dengan sosok Raka yang jauh berbeda kehidupan dan pengalamannya membuat ia sadar memang tidak semua bisa sesuai ke inginan tapi selalu ada pilihan, jujur Dini merasa kagum dengan Raka meski dia sudah menikah dan tidak mencintai pasangannya bahkan jelas jelas istrinya masih berhubungan dengan kekasihnya itu tapi Raka masih bersikap baik ke Karin bahkan membela Karin dari orang tua mereka, hidupnya terkesan santai padahal cukup rumit. Sedangkan Dini jalannya masih sangat panjang bahkan ini baru awal setelah semuanya ada detak jantung baru yang tumbuh di rahimnya bergantung hidup padanya tapi itu juga menjadi semangat baru ia berharap anak ini bisa menjadi pribadi yang bertagung jawab serta bisa menghargai banyak orang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN