Naya menarik napasnya panjang, mengerjap tanpa fokus hingga seseorang memecahkan lamunannya yang entah sudah berapa lama di sana. “Mbak Naya.” Gadis itu menaikan pandangan seketika raut wajah yang semula datar merekah menunjukan senyum semringahnya. Naya bahkan berdiri, matanya fokus menatap sosok seorang pria muda yang sudah dirindukannya selama beberapa bulan ini. “Kevin!” Sambut Naya, menarik Kevin ke dalam pelukan begitu jarak mereka cukup dekat. Ibu guru yang merupakan pengurus utama asrama pun tersenyum melihat itu, memberikan ruang pada kakak-beradik itu untuk bertukar rindu, meski... Kevin justru terlihat tidak nyaman dengan pelukan yang diterimanya. “Lepasin, Kakak lepasin. Lepasin gerah!” Gerutu Kevin berupaya untuk melepaskan pelukan dari kakaknya. “Hhhm... sebentar lagi.

