praduga

1697 Kata
Pagi mulai menyapa. Cahaya matahari perlahan masuk memenuhi sudut-sudut kamar. Tebalnya gorden berwarna kuning keemasan nyatanya tak bisa menghalangi cahaya itu masuk ke dalam ruangan Ku lihat kesamping dan tak ada mas imron di tempat tidurnya  Ku perjelas pendengaranku dan gemericik air terdengar jelas dari kamar mandi  Ah pasti mas imron ada disana  Drrrt  Terdengar notice pesan dari smartphone milik suamiku  Karena penasaran aku memberanikan diri untuk melihat siapa yang mengirim pesan kepada suamiku sepagi ini  " Pagi mas, gimana istrimu sudah gak marah kan ? "  Pesan itu berasal dari nomer tak di kenal namun saat ku lihat foto profilnya terpampang nyata wajah dari wanita itu , ya si Devi Natasha  Mengapa ia mengirim pesan seperti itu ke suamiku apakah benar dugaanku kemarin bahwa penjelasan mereka sudah di setting  Apakah benar memang ada hubungan special antara mas imron dan devi  Untuk apa pula mas imron menyuruh devi untuk klarifikasi padaku jika pada akhirnya terbebas dari ku adalah maunya  Segera ku salin nomer telefon milik devi dan menyimpannya pada ponselku  Sebelum mas imron keluar dari kamar mandi  Ku rapikan kembali selimut di tubuhku dan kembali pura pura tidur  Ceklek  Ku dengar mas imron membuka handle pintu dan langkah kakinya terdengar mendekat  Ia langsung menyentuh ponselnya mungkin ia sedang membaca pesan dari wanita itu  " Mas "  seolah olah baru bangun dari tidurku , dengan suara parau aku menyapanya  " Hem" jawabnya sambil menaruh kembali ponselnya di atas meja  " Aku tunggu di bawah , buruan mandi " ucapnya kemudian  " Ya mas " Jawabku  Aku segera merapikan selimut dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri  Samar samar ku dengar suara seseorang yang sudah tak asing di telinga Mas imron ? Dengan siapa dia berbicara  Apakah dia sedang menelfon wanita itu  Ku percepat acara mandi pagiku dan benar saja ia terkejut saat aku membuka pintu kamar mandi  Dengan gagap ia memasukan ponselnya kedalam saku celana dan langsung keluar kamar  Apa yang sedang kamu sembunyikan mas perlahan aku akan membongkarnya Aku sudah punya nomer w************n itu  Jika kamu menutupinya dariku mas, aku akan tanyakan langsung pada wanita simpananmu itu  **  Hari ini berjalan seperti biasa namun aku sudah berpesan pada mas imron agar tak usah menjemputku  karena sepulang mengajar aku ada pertemuan dengan teman lamaku  Itu hanya alasanku pada mas imron yang sesungguhnya aku lakukan adalah aku akan menemui wanita itu  Kacau ? Ya memang kacau Hidupku kacau sejak awal  ia menikahiku di tambah adanya devi membuatku semakin yakin untuk mengubur dalam dalam angan tentang pernikahan yang harmonis dan indah  Di tempat dan waktu yang sudah aku dan devi sepakati  Ku lihat sekeliling dan ah itu dia  Ku hampiri dia dan dia menyambutku dengan senyum manisnya  " Silahkan duduk mbak " sapanya sangat ramah  Tanpa basa basi aku segera duduk di hadapannya dengan emosiku yang sudah memuncak  " Gak usah basa basi, bilang sama saya ada hubungan apa kamu sama suamiku" cecarku  " Hehe , kok mbak nanya saya gak nanya suami mbak langsung" ucapnya seraya mengibaskan rambutnya  Aku akui dia sangat mempesona , cantik putih berperawakan tinggi, modis, pintar serta tutur bahasa yang lembut  Tetapi sayang dia tak menggunakan dengan baik kelebihan yang ada pada dirinya  Aku pun berani bertaruh jika ia mau ia bisa mendapatkan pria muda yang lebih kaya lebih tampan  lebih segalanya dari Mas imron dan yang pasti tak beristri  Tetapi mengapa ia malah memilih mas Imron yang jelas jelas sudah beristri bahkan mempunyai anak  Dimana hati nuraninya sebagai wanita  " Tidak ada wanita baik yang dengan sadar menghancurkan kebahagiaan wanita lain " sindiriku  Dia memicingkan sebelah matanya kemudian menatapku tajam  " Mbak .. mbak bahagia menikah dengan mas imron ? Mbak bahagia berada di tengah tengah pernikahan yang sudah tak lagi sehat bahkan sejak awal kalian menikah" ujarnya  Ha ? Pernikahan tak sehat ? Tahu darimana ia tentang pernikahanku apakah mas imron sudah menceritakan semua tentang rumah tangganya selama ini  Kalau memang mas imron menceritakannya pada wanita itu, artinya mas imron sudah sangat keterlaluan  Aku dengan segala upaya berusaha menutupinya bahkan dari ibu kandungku sendiri dan dia dengan mudahnya menceritakan hal itu terlebih pada orang asing  " Kamu tahu banyak rupanya tentang seluk beluk pernikahanku, dan rupanya mas Imron sudah sangat percaya ya sama kamu "  Ia hanya tersenyum kecut kemudian membuang mukanya  " Seberapa jauh hubungan kalian ? " Tanyaku dengan penuh penekanan  " Sudah ya mbak aku tuh capek mau rileks rileks di salon , kalau mbak mau tanya sedekat apa aku dan mas imron tanya langsung aja ke orangnya" ucapnya kemudian berdiri  " Ingat ya hidupmu tak akan tenang kalau kamu berani membuat anak saya kehilangan ayahnya" ku cengkeram erat tangannya sebelum ia menjauhkan diri dariku  Ia hanya tersenyum manis kemudian mengibaskan tangan  Ia pun segera berlalu dari pandanganku  Arghhhhhhhhhh!  Air mata yang sedari tadi ku tahan kini jatuh bercucuran jua Lemah ? Ya nyatanya memang begitu  Aku sangat mencintai Mas Imron, meski Mas Imron tak pernah mencintaiku  Lalu bagaimana aku bisa mempertahankan rumah tanggaku seorang diri  Berat rasanya jika harus bersaing dengan seseorang yang dicintai oleh mas Imron  Drrt drrt  " Mau aku jemput dimana "  Satu pesan dari Mas imron terpampang di ponselku  Untuk apa dia peduli denganku  Agar terlihat baik baik saja di depan orang tuanya ?  Mau sampai kapan ?  Serasa mau pecah kepalaku di buatnya  " Mbak "  ku panggil pelayan  Setelah pelayan datang dengan membawa daftar menu segera aku memesan menu yang aku mau  Bodoh amat dengan diet  Aku butuh self healing  Ala self healing apaan, rileks enggak bokek iya  ** " Assalamualaikum "  " Walaikumsalam " ujar ibu sambil membukakan pintu  " Nit mana Imron ? " Tanya ibu sambil celingukan mencari mas imron  " Ya mana nita tahu bu " ucapku menerobos masuk ke dalam rumah  " Tapi tadi dia pamitnya jemput kamu " tanya ibu sambil mengikutiku  Ku rebahkan bokongku pada sofa yang baru beberapa bulan ini menjadi penghuni disini  " Kamu bertengkar sama Imron " tanya ibu sambil mengeelus elus rambutku Ku peluk erat ibu dan sesenggukan di pelukannya  Tanpa harus aku cerita rupanya ibu sudah bisa menebak  " Ibu gak akan menghalangi apapun keputusan yang kamu ambil, ibu mau kamu bahagia"  ucap ibu semakin menambah deras air mataku  " Sudah pulang nduk, imron mana " ucap mama yang muncul dari belakang  Aku segera menghapus air mataku dan memasang wajah manis seolah semua baik baik saja  " Assalamualaikum " tiba tiba Mas imron muncul dengan tergesa  " Loh bukannya tadi kamu jemput nita, kok nita pulang duluan " tanya mama " Pulang bareng cuma tadi mas imron keluar lagi beli bensin  " sahutku  " Oh ya mas malam ini aku mau nemenin aldy tidur ya " pamitku pada mas imron  " Ibu, mama anita pamit ke kamar aldy ya " pamitku pada ibu dan mama  Masing masing dari kami pun membubarkan diri  Terdengar mama menutup pintu kamarnya  Namun langkahku terhenti tatkala ibu berujar pada mas imron  " Lepaskan jika hanya bisa membuatnya menangis"  Seketika aku menoleh ke belakang dan ku lihat raut wajah mas Imron yang tiba tiba berubah  Segera aku naiki anak tangga menuju kamar tidur aldy  Papa nampak terkejut dengan kedatanganku  " Pa maaf boleh gak malam ini nita yang tidur sama aldy"  Dan papa mengiyakan, papa segera keluar dari kamar aldy dan membiarkan aku menemani tidur aldy  Teduh  Ku pandangi wajah anakku dengan seksama  Ada mata dan bibir yang sangat mirip dengan ayahnya  Lesung pipinya ketika tersenyum menambah tampan setampan ayahnya  Ku usap air mata dan ku peluk anakku  Ia tampak menggeliat sepertinya ia tersadar bahwa aku yang kini ada di sampingnya  Untuk sejenak ia mengerjapkan mata hingga akhirnya kembali tertidur dengan memelukku  Sangat damai dan menenangkan hati  **  " Pagi sayang" ku hujani anakku ciuman  " Adek seneng deh tidur di temenin mama " ucapnya dengan tersenyum  " Mandi yuk lalu sarapan " ajakku kemudian menggendongnya menuju kamar mandi  Ku lupakan sejenak drama rumah tanggaku dengan Mas imron  Hari ini aku sengaja mengambil cuti karena aku ingin mengajak Aldy serta kakek neneknya jalan jalan  " Dih ganteng banget anak papa " sapa mas imron saat aku dan aldy menuruni tangga  Mas imron langsung menggendong aldy dan menciuminya secara bertubi tubi  Andai saja keharmonisan ini bukanlah rekayasa, batinku  " Kamu gak siap siap nit " tanya ibu  " Hari ini nita sengaja ambil cuti mau ngajak semuanya jalan jalan" jawabku di iringi teriakan horeee dari mulut manis aldy,anakku  " Kok dadakan aku gak bisa ijin cuti dadakan " gerutu Mas Imron  " Ya kamu kerja aja mas" ucapku santai  " Yah kok papa gak ikut sih " sesal aldy  Ku ambil alih aldy dari tangan mas imron dan mendudukannya di kursi makan  " Papa repot nak, lagian kapan lagi bisa jalan jalan bareng besok oma sama opa kan udah pulang " jawabku menenangkan Aldy  Aldy mengiyakan ucapanku dan segera menatap makanan yang tersaji di hadapannya  Mas imron menatapku dengan tatapan tajam namun ku hiraukan  Sedangkan mama dan papa hanya memandangku dan mas imron penuh tanya ** Aldy nampak kegirangan ketika aku ajak ke salah satu pusat perbelanjaan di kota ini Playground adalah tujuannya  Sedangkan aku ibu mama dan papa menunggu Aldy bermain sambil bersendau gurau  Aku dan mertua sangat akrab mereka memperlakukan aku layaknya anak sendiri  Lalu jika aku dan mas imron berpisah bagaimana hubunganku dengan mereka kelak  Dan apakah jika aku menikah, aku akan beruntung mempunyai mertua seperti mereka lagi  Aaah segera ku tepis angan buruk tentang pernikahanku meskipun bisa saja hal buruk itu terjadi  Setelah menemani aldy bermain kami mengelilingi mall untuk melihat barang diskon diskon tentunya  Tentengan belanjaan sudah memenuhi trolly yang papa dorong Lelah sih tapi bahagia Percayalah bahagia itu nular, bahagiakan mereka yang kalian sayang makan kalian akan bahagia  Untuk selanjutnya kami menuju foodcourt yang ada di lantai paling atas Berbagai menu makanan tersaji disana  Tetapi saat menaiki eskalator mataku menangkap seorang yang tak asing  Devi  Ada keperluan apa dia disini  Saat ku tengok alroji di tangan , ini memang jam makan siang  Apakah Mas Imron juga ada disini ,apakah Mas Imron janjian dengan devi untuk makan siang disini  Aku berpamitan pada aldy ibu dan mama papa untuk ke toilet  Namun diam diam aku membuntuti devi  Kali ini dugaanku salah  Devi kesini bukan untuk bertemu dengan mas imron, tetapi .. ..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN