Zara membuka kembali media sosial milik Putra dari akun media sosial Cindy.
"Nihh." Zara memperlihatkan foto Putra dengan pacarnya ke Raka.
"Hah? Dia udah punya pacar?" Tanya Raka.
"Yahh sepertinya.. dan seperti yang kamu lihat, cewek di foto ini adalah perempuan selingkuhan Putra dulu waktu aku masih pacaran sama dia." Jawab Zara.
"Haduhh.. berarti dia sama sekali nggak berubah dong kalau kayak gitu. Dan ngapain juga dia ngomong seperti itu yah tadi. Hmmm. Ehh tunggu ini kan Cindy?" Kata Raka sambil melihat beberapa foto yang ada di media sosial Putra.
"Iyaa itu Cindy." Jawab Zara.
"Lohh berarti Cindy tau juga dong kalau Putra udah punya pacar, tapi masih aja dia ngejodohin kamu sama Putra. Kok Cindy juga jadi seperti itu sih." Kata Raka.
"Hmm.. itulah yang aku bilang tadi Raka, mungkin aku cuma jadi bahan permainan dan tertawaan mereka berdua. Karena kan Cindy juga tau kalau Putra udah punya pacar." Kata Zara.
"Parah juga sih kalau seperti ini, kalau memang seperti itu kenapa sampai berbuat hal seperti tadi yah. Kayaknya saya harus ngomong sama Cindy soal ini." Kata Raka lalu mengembalikkan handphone Zara.
"Ehh nggak usah Raka.. lebih baik kamu nggak usah ngomong lagi sama Cindy sampai kita pulang ke Bandung. Nanti dia malah mau ketemu sama kita dan menambah masalah kita lagi." Kata Zara.
"Iya juga sih.. Ya sudah kalau begitu, tapi kamu nggak apa - apakan?" Tanya Raka.
"Iya nggak apa - apa kok Raka, aku kan nggak sampai terjatuh dalam permainan mereka. Ada baiknya juga pertengkaran tadi terjadi haha." Kata Zara.
"Berarti Tuhan sudah baik ke kamu, karena menjauhkan orang yang nggak baik, sebelum kamu terlau jauh melangkah." Kata Raka.
"Iya bener banget Raka, Alhamdulillah banget. Hooammmm." Kata Zara sambil menguap.
"Aduuhh tuh kamu udah ngantuk, tidur gih. Sekarang udah jam tiga pagi." Kata Raka sambil melihat jam di handphonenya.
"Iya kayaknya aku udah mulai ngantuk deh.. ehmm Raka kamu boleh tidur di sini dulu aja nggak? Temenin aku dulu sampai tidur, boleh yah? Biar ada yang ngejagain aku yahh. Please please please." Kata Zara.
"Iyaa - iyaa.. saya tidak pergi kok.. saya tidur di sini aja yah.. saya bisa main handphone aja dulu." Kata Raka kemudian membaringkan badannya di sofa samping tempat tidur Zara.
"Makasih Raka.. maaf yah kalau aku ngerepotin. Aku tidur duluan yah." Kata Zara yang sudah tidak tahan lagi menahan ngantuknya.
Zara pun akhirnya tertidur, dan Raka yang melihat Zara yang sudah tidur juga menutup matanya dan tertidur di kamar Zara.
Esoknya, Raka terbangun duluan di banding Zara yang masih tertidur pulas. Raka berjalan pelan - pelan untuk keluar dari kamar Zara tanpa mengeluarkan suara sedikit pun agar Zara tidak terbangun dari tidurnya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, Raka pun keluar dari kamar Zara.
"Raka ??? Bukannya kamar lo di sini yah?" Tanya Andika yang baru saja juga keluar dari kamarnya sambil menunjuk kamar yang ada di sebelah kamar Zara.
"Kok Lo keluar dari kamar Zara sih? Hah? Kalian habis ngapain?" Tanya Andika lagi."
"Ssssttttt ssssstttt.. ihhh Lo berisik banget sih, Zara baru tidur tuh, kasian. Jangan berisik kayak gitu." Ucap Raka.
"Lahh kan gue kaget Lo tiba - tiba keluar dari kamarnya Zara.. kenapa Lo ada di kamarnya Zara woii." Tanya Andika. Andika mengikuti Raka masuk ke dalam kamarnya.
"Sumpah berisik banget sih Lo pagi - pagi kayak gini." Seru Raka sambil mencari handuknya.
"Makanya jawab pertanyaan gue, cepetaaann. Lo habis ngapain sama Zara?" Tanya Andika lalu mendekati Raka.
"Hahaha apaan sih Lo. Itu nggak seperti yang Lo bayangkan, bener - bener yah otak Lo." Kata Raka sambil membuka satu botol air mineral lalu meminumnya.
"Terus apaan dong?" Tanya Andika kembali menjauh dari Raka.
"Jadi tadi malam itu sekitar jam dua malam, Zara pesan makanan, dan pelayan restorannya salah mengantarkan makanan Zara ke kamar gue. Terus habis itu Zara ngajakin gue makan bareng, habis makan kita cerita - cerita dan setelah itu Zara ngantuk dan Zara minga gue temenin dia tidur dulu, dan akhirnya gue juga ketiduran, dan baru bangun sekarang." Jelas Raka.
"Beneran?" Tanya Andika.
"Iyaalahh ngapain juga gue harus bohong sama Lo." Kata Raka.
"Iya juga sih, Lo nggak kelihatan lagi berbohong." Kata Andika.
"Nahh.. Lo kan yang paling tau kalau gue bohong atau nggak haha.. udah ahh gue juga mau tidur dulu, ngantuk banget nih gue." Kata Raka lalu melemparkan badannya ke tempat tidur dengan handuk yang sedang ia bawa.
"Lahh Lo ambil handuk tadi ngapain? Mandi aja Lo, terus kita bangunin Zara juga bis kita bisa pergi jalan - jalan." Kata Andika.
"Ntar deh yahh, Lo duluan aja kalau Lo mau jalan - jalan. Gue ngantuk banget nih, gue juga baru tidur." Kata Raka yang sudah setengah tertidur.
"Ahh nggak asyik banget sih Lo, gini nih kalau Lo meeting di luar kota, kerjaannya cuma tidur doang. Dasar." Seru Andika.
"Ehmmm nanti yahh.. gue tidur dulu." Kata Raka yang sudah tidak sanggup untuk membuka matanya lagi.
"Iyaa terserah Lo dehh yahh.. gue mau turun sarapan dulu." Kata Andika kemudian keluar dari kamar Raka.
Saat Andika hampir sampai di loby, ia melihat Cindy dan Putra. Dan Andika tidak sengaja mendengar ucapan mereka yang ternyata sedang mencari dirinya dan juga Raka dan Zara. Andika memberi kode ke pelayan yang di tempati Cindy dan Putra bertanya agak mereka tidak memberi tahu kalau dirinya ada di hotel itu. Dan untungnya Pelayan hotel itu mengetahui kode yang di berikan Andika. Dan setelah Pelayan itu mengatakan kalau tidak ada tamu seperti yang di tanyakan Cindy dan Putra. Akhirnya mereka berdua keluar dari hotel itu.
Andika sangat penasaran atas apa yang di tanyakan oleh Cindy dan Putra.
"Mbaa.. apa yang mereka bilang?" Tanya Andika ke customer service.
"Katanya ada tamu nggak tadi malam yang Check in, bertiga. Dua cowok dan satu cewek, terus saya liat buku tamu dan ternyata memang ada. Untung aja Masnya datang tepat waktu, kalau nggak saya pasti sudah bilang ke mereka kalau ada tamu seperti yang mereka sebutkan." Jelas Mba customer service.
"Huufftt Alhamdulillah.. makasih banyak yah Mbaa.. aduh kenapa mereka berdua sampai niat banget sih nyariin kita." Gumam Andika.
"Memangnya mereka berdua siapa Mas?" Tanya Mba customer service.
"Mereka berdua rekan kerja kami, tapi mereka berdua sepertinya suka banget sama teman aku yang dua ini, dan tadi malam juga ada kesalahpahaman yang terjadi antara kami dan mereka. Dan munkin mereka berdua sampai nyariin kami karena mereka mau minta maaf sih." Jawab Andika.
"Oohhh gitu Yah mas. Hehe maaf yah mas kalau saya kepo. Hehe." ucap mba costumer service.
"Hahah nggak apa - apa kok mba. Ohh iyaa sarapannya masih belum selesai kan Mba?" Tanya Andika.
"Ohh iya Mas belum kok, silahkan Mas masuk aja ke dalam." Jawab Mba Customer service sambil menunjuk Loby tempat sarapan.
"Oke makasih yah Mbaa." Ucap Andika lalu meninggalkan meja costumer service.
"Sama - sama Mas.. silahkan di nikmati sarapannya." Ucap Mba Customer service.
Sementara itu Zara di dalam kamarnya sudah terbangun. Sinar matahari membuatnya terbangun.
"Hah? Udah jam segini?" Waahhh sepertinya tidurku nyenyak sekali." Ucap Zara sambil melihat jam di layar ponselnya.
"Raka sepertinya sudah dari tadi keluar yah. Hmm ya udah dehh, gue mau mandi dulu. Wahh berendam air hangat kayaknya enak nih." Kata Zara sambil mengisi Bathubnya dengan air hangat.
Dddrrrrttt ddrrrttt ddrrrrtttt (suara ponsel Zara)
Panggilan video grup dari dari Ardya, Bella dan juga Prilly.
"Halooo."
"Zaraaaa !!! Zara gimana di sana ? Lo belum pergi jalan - jalan yah?" Tanya Bella.
"Haahh gimana mau jalan - jalan. Banyak banget yang terjadi di sini. Sampai - sampai tadi malam gue baru tidur jam tiga pagi." Jawab Zara lalu keluar lagi dari kamar mandi.
"Oh iyaa Zaraaa.. apa yang terjadi? Ini gue baru liat pesan dari Andika, katanya Andika sama Raka habis berkelahi sama mantan Lo yah Zar?" Tanya Ardya.
"Hah? Mantan Lo Zar?" Tanya Prilly.
"Iya mantan gue, gue ketemu mantan gue disini. Hufftt ceritanya panjang banget. Dan pasti kalian juga ikut kesel kalau mendengar cerita ini." Jelas Zara.
"Apaan Zara? Ayo ceritain dong.. jangan bikin penasaran." Ucap Prilly sambil menarik kursi untuk ia duduki yang terlihat dari balik layar.
"Iyaa Zara ceritain, gue juga penasaran.. kenapa sampai berkelahi." Kata Bella yang sedang berbaring di tempat tidurnya.
"Kalau gitu tunggu sebentar yahh gue sambil berendam, air yang gue isi di bathub udah hangat." Kata Zara lalu menyimpan ponselnya di sudut bathubnya.
"Ehh ehh ehh.. Lo jangan lupa kalau ada Ardya Lo Zaaraa." Seru Prilly.
"Hahah iyaa nggaklah.. udah gila kali gue kalau gue lupa." Ucap Zara lalu menutup kameranya dan masuk ke dalam bathubnya.
"Hahah kalau Zara lupa berarti rejeki buat Ardya." Seru Bella.
"Hahaha sialan.. enak aja.." seru Prilly.
"Hahah nggak apa - apa kan sayang?" Tanya Ardya.
"Awas ajaa yah kamu." seru Prilly lagi.
"Nahh udah kan, kalian cuma bisa liat kepala gue hahah." Ucap Zara.
"Nahh iyaa gitu posisinya udah bagus Zara.. ayo sekarang Lo ceritain." Ucap Prilly
"Iyaa.. jadi kemarin pas habis meeting aku, Raka dan Andika jalan - jalan ke Mall. Ehh bukan jalan - jalan juga sih. Tapi kita semua ke Mall bareng sama Anaknya Pak Handoko—"
"Cindyy??" Tanya Bella.
"Iyaa Cindy. Kalian semua tau Cindy kan?" Tanya Zara kembali.
"Iyaa tau kok.. wahh kok bisa ketemu Cindy lagi?" Tanya Bella.
"Aduh Bell.. kenapa Lo pakai nanya segala sih, Cidny emang kayak gitu kan? Kalau dia tau Pak Handoko mau meeting sama Raka, dia pasti usahain untuk bisa ketemu sama Raka. Itu sih udah tersebar banget , udah bukan rahasia lagi. Udah jadi konsumsi anak - anak di kantor." Jelas Prilly.
"Ahh iya juga sih." Kata Bella.
"Terus - terus Zar? Lanjutin." Kata Ardya.
"Iyaa terus kan kita ke Mall bareng Cindy, jadi ceritanya Cindy mau ngegantiin handphonenya Andika. Karena Andika sempat mengeluh kalau handphonenya suka panas karena Cindy nggak berhenti menelpon saat dia tau Raka ada di bali, pasti kalian juga tau itu kan?" Kata Zara lalu menenggelamkan kelapanya sedikit.
"Iyaa Zara.. itu juga udah kita tau, emang bener sih Cindy kayak gitu. Karena gue juga yang saksiin sendiri, gue pernah ikut meeting sama Andika dan Raka, dan gue pernah lihat panggilan tak terjawabnya Cindy udah lima puluh kali lebih, dan itu sangat mengganggu Andika saat itu. Andika malah sudah sempat marah - marah ke Raka, karen kenapa Raka nggak mau menjawab telepon dari Cindy, jadinya Andika yang terus Cindy hubungi untuk menyuruh Andika menyampaikan pesannya ke Raka." Jelas Prilly.
"Hah? Sampai segitunya sayang?" Tanya Ardya.
"Iyaa sampai segitunya.. karena kayaknya Cindy suka banget - banget sama Raka. Tapi Rakanya biasa aja, Kalian tau Raka juga kan, orangnya kayak gimana. Mana mungkin dia mau sama cewek yang posesif kayak Cindy. Heran juga gue sama Cindy, kayak nggak ada cowok lain aja. Tapi yang buat gue lebih heran lagi, Cindy kayak gitu tuh cuma kalau dia tau Raka lagi di Bali, tapi kalau Raka udah balik, di jarang kok nelpon - nelpon Raka. Aneh juga sih." Jelas Prilly lagi.
"Wahh si Raka ternyata fansnya di mana - mana yahh.. yang di kantor belum selesai - selesai, malah nambah juga di Bali." seru Bella.
"Kalau gue sih fans gue cuma satu, cuma Prilly seorang." Ucap Ardya.
"Hahah.. apaan sih Lo Ardya orang lagi serius juga." Kata Bella.
"Ehh cerita Zara belum kelar - kelar tuh, lanjutin Zar." Ucap Prilly.
"Hahaha.. iyaa.. terus pas sampai di Mall, gue ketemu sama mantan gue itu. Namanya Putra, dan ternyata Putra sahabatnya Cindy juga. Terus Putra ngajakin kita untuk pergi ke cafenya, dia punya cafe di bali. Tadinya gue nggak pengen ikut, tapi karena gue nggak enak sama yang lain, makanya gue iyain aja ajakannya Putra. Dan pas ketemu sama Putra, dia ada ngomong kalau mau ngajakin gue pacaran lagi. Tapi gue tanggepinnya biasa aja, gue fikir dia cuma bercanda doang." Jelas Zara.
"emang Putra mantan Lo pas kapan Zara?" Tanya Prilly.
"Pas SMA kok hahah.. udah lama banget, nggak tau juga kenapa kita berdua harus ketemu lagi kemarin malam." Jawab Zara.
"Terus pas kalian ke Cafenya apa yang terjadi?" Tanya Ardya.
"Nahh pas di cafenya, Putra meminta pelayannya untuk membawakan beberapa botol minuman yang beralkohol. Andika, Cindy dan Putra minum minuman itu. Dan Putra sempat nanya ke gue, gue bisa minum minuman yang beralkohol apa nggak, yah gue bilang gue nggak bisa dong, dan gue emang nggak pernah minum minuman yang seperti itu. Tapi Putra ingin gue mencobanya, jadi Putra mengambil gelas gue dan mengisinya dengan minuman itu, dan dia nyuruh gue untuk minum, tapi gue nggak mau, dan dia tetap nyuruh gue minum—" Zara belum menyelesaikan omongannya, Ardya langsung berbicara dengan penuh semangat.
"Ooohhh gue tau nih masalahnya mulai dari mana." Seru Ardya.
"Ardyaaa ihhh apa - apaan sih Lo.. Zara belum selesai ngomong udah di potong aja." Kata Bella sambil bangun dari tidurnya dari balik layar kamera.
"Hahah sorry.. gue terlalu bersemangat mendengar cerita Zara. Karena gue tau pasti Saat itu Raka langsung emosi kan?" Tanya Ardya.
"Iyaa Raka langsung emosi dan melayangkan satu pukulan di wajah Putra. Dan gue kahet banget pas Raka mukul Putra, gue sampai membeku tau nggak sih, baru kali ini gue liat Raka mukul orang." Kata Zara.
"Terus - terus?" Tanya Bella.
"Putra juga ingin membalas pukulan Raka, tapi di tahan sama Andika. Gue cepet - cepet berdiri juga dari tempat duduk gue, dan membawa Raka keluar. Dan tidak sampai di situ aja, Putra ngelempar gelas ke arah Raka, tapi yang kena gue hahah." Kata Zara.
"Hah? Masa Zar? Tapi Lo nggak apa - apa Zar? Yang kena kepala kamu atau gimana?" Tanya Prilly.
"Gue nggak kenapa - kenapa kok, tapi nggak tau pundak belakang gue emang sekarang agak sedikit nyeri, baru terasa sekarang. Tadi malam belum ada rasa nyeri seperti ini." Jawab Zara.
"Wahh gila banget sih, kok sampai ngelempar gelas, kalau kena kepala dan berdarah itu gimana ckckck." Seru Ardya.
"Ntahlah Putra mikir apaan sampai dia ngelempar gelas, dia mungkin marah karena nggak bisa membalas pukulan Raka karena gue udah membawa Raka keluar dari restoran. Dan gue juga kagetnya ternyata Andika sempat memukul Putra juga, Andika juga emosi karena kenapa Putra sampai melempar gelas segala." Jelas Zara.
"Siapa yang nggak emosi kalau kayak gitu, gue aja kalau ada di sana pasti ikutan emosi, dan pasti saat itu juha udah gue siram tuh mukanya sih Putra pakai minuman yang Lo bilang tadi." Kata Bellaa.
"Hahah iyaa makanya gue udah bilang tadi, pasti kalian kesel juga kalau mendengar ceritanya." Kata Zara.
"Terus respon Cindy sendiri gimana Zara?" Tanya Prilly.
"Yang gue sempat denger sih, dia membela Putra, tapi nggak menyalahkan Raka juga. Dia malah marah sama gue. Karena katanha gara - gara gue yanh sok - sokan nggak mau minum, makanya Raka sama Putra bertengkar.. huuffttt emang gara - gara gue yah guys?" Tanya Zara.
"Yahh enggak lahh.. kenapa jadi lo yang salah? Si Cindy bener - bener yahh, kenapa mikirnya kayak gitu sih." Ucap Bella.
Suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamar Zara.
====