Chapter 16

1252 Kata
Zara dan Raka sampai di Restoran tempat Raka biasa makan siang. Zara turun dari mobil Raka lalu berjalan masuk ke restoran. Raka mencari meja yang kosong, di ikuti dengan Zara yang berjalan di belakangnya. Setelah mendapat meja yang kosong, datang seorang pelayan membawakan menu untuk Raka dan Zara. “Zar mau pesan apa? Kamu duluan aja.” Ucap Raka sambil memberikan menu yang ada di tangannya. “Ehmm.. aku spagetti aja deh mba, terus minumnya ice lemen tea yang less ice yah Mba.” Kata Zara menatap pelayannya. “Lohh kok cuma itu? Apa kamu nggak lapar? Kan cuma spagetti.” Tanya Raka. “Nggak papa kok, aku lagi mau makan spagetti. Terus kelihatannya di gambarnya juga enak, menggiurkan.” Jawab Zara sambil tertawa. “Iya tenang aja mbaa.. semua makanan yang ada di sini semuanya sama dengan yang di gambar. Dan rasapun mba nggak akan menyesal karena mencobanya.” Ucap pelayan restoran. “Tuuh kan bener.. oke dehh mbaa, saya buktiin ntar pas makanannya datang.” Ucap Zara. “Ada - ada aja. Kalau saya beef steak satu, sama ice cappucino yah mba. Terus air mineralnya dua botol.” Kata Raka yang masih melihat buku menunya. “Okey Mas Mba.. ada lagi?” Tanya pelayan restoran. “Nggak ada mba, itu aja deh. Makasih yah.” Jawab Raka. “Siap Mas Mba.” Raka dan Zara pun menunggu pesanannya. Sembari menunggu pesanannya Zara mengeluarkan ponselnya. Dan ternyata ada pesan dari Prilly. “Ya ampun Zaraaaa.. Lo makan sama Raka? Kok bisa? Aduuhh keren banget sih hahahah pokoknya Lo harus ceritain ke kita ntar, gimana bisa Lo makan sama Raka. Oh iya, kalau ada kesempatan, jangan lupa Lo ajak Raka juga untuk makan malam ntar malam.” (Isi Pesan Prilly) “Puufffttt.” Zara tertawa membaca pesan dari Prilly. “Kenapa?” Tanya Raka. “Ah? Nggak.. ini ada chat dari Prilly. Kayaknya mereka ngeliat kita keluar makan sama - sama deh.” Jawab Zara yang masih memperhatikan ponselnya. “Kamu nggak keberatan kan? Kayaknya mereka semua nggak nyangka kenapa saya bisa makan sama kamu. Karena selama ini kalau saya keluar untuk makan, palingan hanya dengan Andika yah kalau nggak sama Andika, saya sendirian.” Ujar Raka. “Kalau aku sih nggak keberatan. Tapi pasti mereka semua kaget deh, ngeliat kita keluar sama - sama.” Ujar Zara. “Iye itulah yang saya bilang tadi. Mereka pasti heran, maaf banget yah kalau habis ini kamu lagi di gosipin lagi.” Kata Raka. “Nggak paka kok. Aku nggak mikirin soal itu, aku malah herannya sama kamu, kenapa kamu tiba - tiba ngajakin aku makan.” Kata Zara. “Saya juga nggak nyangka kenapa bisa tiba - tiba ngajakin kamu makan. Hahaha.” Kata Raka sambil tertawa. “Aaaaaaaa.. Rakaaaa !!!! Oh my god oh my god.” Teriak Zara sambil menarik nafas. Semua orang yang ada di Restoran langsung menatap ke arah Raka dan Zara “Zar Zar.. heii kamu kenapa? Malu tuh di liatij orang - orang.” Seru Raka menghentikan teriakan Zara. “Ah? Aduh hahaha.. maaf yah.. soalnya aku terlalu senang. Aku baru pertama liat kamu ketawa kayak gitu Raka. Dan kamu ketawa bareng aku. Aduh aku seneng banget.” Jawab Zara menatap Raka. “Astaga.. saya kira kamu kenapa. Tuh liat orang - orang pada ngeliatin kamu.” Ujar Raka. “Maaf yahh semua kalau kaget.” Kata Zara sambil meminta maaf ke semua orang yang ada di restoran. Orang - orang yang ada di restoran hanya tertawa melihat tingkah lucu dari Zara. “Permisiii.. satu spagetti, satu beef steak, satu ice lemon tea dan satu ice cappucino.” ucap seorang pelayan yang membawakan pesanan Raka dan Zara. “Iya makasih mbaaa.” Seru Zara yang masih senyum - senyum. “Mba pasti bahagia banget yah punya pacar kayak masnya.” Ucap pelayan restoran lagi. “Eh mba kita nggak pacaran.” Seru Zara. “Oh iyaa? Aduh maaf yah Mas Mbaa.” Kata pelayan Restoran. “Nggak papa kok mba. Makasih yah mba.” Ujar Raka. Suasana pun jadi canggung, Zara sesekali menatap Raka sembari memakan spagettinya. “Kalau gue sih pengen banget jadi pacarnya Raka. Hahahah.” Gumam Zara dalam batinnya. “Zara.” “Raka.” Kata mereka bersamaan. “Eh kamu duluan aja.” Ujar Zara. “Nggak.. kamu yang duluan aja.” “Ehmm.. gini.. ntar malam Prilly sama Ardya ngajakin makan malam. Untuk ngerayain mereka pacaran, terus mereka ngajakin kamu juga. Apa kamu mau ikut?” Tanya Zara. “Oh yah? Siapa aja yang ikut?” Tanya Raka balik. “Cuma Bella, aku sama Andika aja. Mau nggak?” “Ntar saya liat deh yah, nanti saya kabarin kalau bisa.” “Aku harap sih kamu bisa.” Kata Zara. “Kenapa?” “Biar makin ramai aja.” Jawab Zara. “Hmm.” “Oh iya kamu tadi mau bilang apa?” Tanya Zara. “Oh nggak.. kamu senang nggak kerja di kantor saya?” Tanya Raka. “Yah sejauh ini sih aku masih senang - senang aja, nggak tau kalau nanti.” “Semoga kamu betah yah.” Ujar Raka. “Kalau kamu sendiri senang nggak aku kerja di kantor kamu?” Tanya Zara. “Awalnya sih saya kaget kenapa kamu bisa tiba - tiba ada di kantor, makanya sempat marah - marah sama kamu. Saya minta maaf banget yah.” Ujar Raka. “Semoga kamu bisa lebih baik lagi sih Raka. Aku harap sikap dingin kamu bisa berubah. Aku pengen ngeliat kamu tertawa sama orang - orang, bercanda bareng teman - teman, makan bareng, biar kamu nggak kesepian. Aku tau kalau kamu selama ini pasti sangat kesepian.” Jelas Zara. “Makasih karena kamu peduli Zara.” “Sama - sama Raka.. aku kayak gini yah karena aku pernah berada di posisi kamu juga. Dan kalau kamu butuh sesuatu, atau kamu butuh teman, aku akan ada buat kamu.” “Ehhm iya makasih.” “Maaf yah kalau aku ngomongnya terlalu sok tau lagi atau gimana. Atau kesannya kayak aku pengen banget buat ngerubah kamu. Nggak, aku cuma mau kamu nyaman di sekitar orang - orang. Dan orang - orang pun nyaman di sekitar kamu. Mungkin juga kesannya aku terlalu peduli sama kamu, aku nggak bermaksud yang lain kok. Aku cuma ingin berteman baik dengan kamu, dan terlebih lagi aku tetangga kamu sampai sekarang dan aku sangat dekat dengan keluarga kamu juga.” Jelas Zara. “Iya aku mengerti kok.” Ucap Raka lalu membuka air mineral yang ada di depannya. “Boleh nanya lagi nggak Raka?” Tany Zara deg - degan. “Boleh, nanya aja.” “Kamu udah punya pacar?” “Uuhhuuk uuhhuukk” Raka tersedak minumannya karena kaget mendengar pertanyaan yang di lontarkan Zara. “Ehh maaf maaf.. aduh pertanyaanku ngaur yah.” Kata Zara sambil memberikan tisu untuk Raka. “Maaf yahh.. kamu nggak kena kan?” “Hahah.. nggak kok.” “Kenapa kamu nanya itu Zara?” Tanya Raka sambil memberihkan mulutnya. “Nggak.. aku cuma penasaran aja hehe.. kalau nggak mau di jawab juga nggak papa kok.” Jawab Zara. “Lahh.. katanya penasaran.” “Iyaa.. tapi kan—“ “Saya belum punya pacar. Mana cewek yang mau sama saya kalau saya nggak terbuka dengan orang lain.” “Aku.” Jawab Zara dengan lantangnya. “Ehh.. nggak maksud aku, aku mau pesen minum lagi. Minum aku udah habis.” Ucap Zara semakin deg - degan. Zara keceplosan menyebut dirinya menyukai Raka. Raka tersenyum melihat tingkah Zara. ====
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN