Chapter 50

2058 Kata
Cindy berbalik ke arah Zara dan juga Raka.  "Ehh Andika.. Raka kenal di mana sama sekertarisnya barunya itu?" Tanya Cindy.  "Kenapa nggak sebut namanya aja sih? ZARA.. ZARA. Okeyy??" Seru Andika.  "Iyaa - iyaa.. Raka kenal di mana sama Zara? Apa memang kebetulan Zara ngelamar pekerjaan di kantor Raka? Atau Raka yang mengajak Zara kerja di kantornya?" Tanya Cindy.  "Kenapa memangnya kamu mau tau?" Tanya Andika kembali.  "Yee nih orang di tanyain malah nanya balik. Gimana sih Lo. Gue itu cuma penasaran, karena kelihatannya mereka udah kayak saling kenal lama gitu, udah kayak akrab banget." Jawab Cindy.  "Hmm.. Zara sama Raka memang sudah lama saling kenal. Mereka berdua tetanggaan, rumahnya samping - sampingan." Kata Andika.  "Oohh pantes aja kayak udah akrab banget gitu, kayak Lo sama Raka. Dan yang berarti Raka dong yang manggil Zara buat kerja di kantornya? Enak banget yah Zara, udah tetanggaan sama Raka, kerja di kntornya Raka dan mana jadi sekertarisnya Raka juga. Beruntung banget sihh. Bisa ngeliat Raka tiap hari." Kata Cindy yang terus memandangi kebersamaan Raka dan juga Zara.  "Mereka berdua baru ketemu lagi kok, Raka kan dulu pergi dari rumahnya dan memilih hidup sendiri. Dan saat itu Zara juga tidak mengetahui di mana Raka pindah. Dan lagi Raka juga nggak tau kalau Zara melamar pekerjaan di kantornya. Saat itu gue yang menginterview Zara, jadi Raka nggak tau sama sekali." Jelas Andika.  "Ooohhh gitu yahh.. terus pas mereka ketemu lagi gimana? Lo liat ekspresinya nggak? Apa mereka senang bisa ketemu lagi?" Tanya Cindy.  "Wahh di luar ekspektasi sekali." Seru Andika. "Hah? Apanya yang di luar ekspektasi?" Tanya Cindy.  "Ah? Nggak ini handphone baru gue, keren banget. Banyak banget fitur - fitur kerennya." Jawab Andika sambil memotret dirinya sendiri menggunakan kamera depan handphone barunya.  "Ah sialan Lo, gue kira pertemuannya Raka sama Zara yang di luar ekspektasi. Gue kan tadi nanya Lo, bagaimana ekspresi Zara melihat Raka lagi? Dan Raka melihat Zara lagi setelah sekian lama?" Tanya Cindy.  "Yahh itu juga sih, pertemuan mereka berdua bisa di bilang juga di luar ekspektasi untuk orang yang sudah kenal lebih lama. Tapi ternyata ada masalah yang terjadi di antara mereka berdua dulu." Kata Andika.  "Hah? Masalah apa?" Tany Cindy.  "Ehmm kayaknya soal itu aku nggak bisa ngasih tau ke kamu. Karena mungkin yah itu bersifat privasi antara Raka dan juga Zara." Kata Andika.  "Yahh.. penasaran banget gue. Nanti deh gue cari informasinya lagi." Kata Cindy.  "Hahaha nggak ada yang tau selain aku dan Raka, kamu nggak bisa dapat informasi dari manapun." Kata Andika.  "Hmmm.. Iya - iyaa, terus mereka ketemu lagi pas pertama kalinya gimana? Berarti mereka berdua marahan dong pas pertama kali mereka ketemu?" Tanya Cindy.  "Yahh bisa di bilang begitu, lebih tepatnya Raka yang marah sama Zara." Ucap Andika.  "Hah? Kok bisa? Jangan - jangan Zara mantannya Raka yah? Iyakan?" Tanya Cindy dengan penuh semangat. "Hahaha.. kenapa Lo pengen tau banget ?? Lo haru liat muka Lo yang pas nanya serius kayak tadi. Lucu banget tau nggak." Seru Andika.  "Ishh orang lagi serius - serius juga, malah diajakin bercanda. Gue serius nih bertanya sama Lo, gue kan masih ingin mengejar Raka. Makanya gue harus rau semuanya dulu." Ucap Cindy.  "Nah nah.. kan mulai lagi nih Anak.. maksa nih maksa?" seru Andika.  "Hahah nggak maksa.. tapikan udah terlanjur di cerita, jadi yah sekalian ajaa. Nggak usah ditutup - tutupin gitu." Kata Cindy.  "Gimana yah? Hahah iya deh.. Lo bayar dulu deh ini, udah selesai semuakan mas?" Tanya Andika kepada Mas - mas yang melayani Andika dan juga Cindy.  "Iya sudah semua kok mas, ini box punya Mbanya dan ini box punya Masnya. Silahkan langsung ke kasir aja." Kata pelayan toko.  "Okeyy gue bayar dulu yahh." Kata Cindy lalu beranjak dari kursinya dan berjalan ke meja kasir.  Andika masih sibuk mengutak - atik handphone yang baru saja di belikan oleh Cindy.  "Ehh gimana Andika? Terusin yang tadi dong, sebelum kita keluar. Zara beneran mantannya Raka yah?" Tanya Cindy yang  kembali berjalan ke Andika.  "Udah Lo bayarnya?" Tanya Andika kembali.  "Udahh kok, tinggal nunggu buku garansinya dan kwitansinya." Kata Cindy.  "Ohh kirain.. hmm gimana yah, Zara bukan mantannya Raka kok, yang jelas intinya mereka berdua punya masalah pribadi sehingga pas mereka ketemu lagi kantor jadi sangat heboh, karena Raka saat itu benar - benar marah, bahkan sampai mengusir  Zara. Gue aja saat itu kaget banget, karena gue juga baru tau kalau mereka saling kenal. Dan saat itu Raka juga marah  banget sama gue, katanya kenapa gue menerima Zara, yah gue kan nggak tau kan yahh apa yang terjadi di antara mereka. Zara juga saat itu emang bisa menjawab semua pertanyan yang di berikan dengan benar. Dan Zara satu - satunya yang mampu menjawab dan memberi visi misi yang baik bagi perusahaan." Jelas Andika.  "Wahhh.. seru juga yah. Tapi sekarang gimana bisa Zara menjadi sekertarisnya Raka, setelah di usir?" Tanya Cindy lagi.  "Karena satu hari setelah mengusir Zara, Raka tersadar akan sikapnya yang salah. Raka tidak bisa mengikutsertakan urusan pribadi dengan urusan ka kantor. Dan Raka sendiri yang memintaku untuk membujuk Zara kembali masuk ke kantor, dengan wajah tebal gue ke rumah Zara, dan meminta agar Zara untuk masuk kembai bekerja di kantor. Untung aja Zara mau kembali masuk, kalau nggak gua bakal kesusahan lagi mencarikan sekertaris untuk dia." Jelas Andika.  "Yahh kan tinggal di cari lagi, kok susah sih?" Tanya Cindy.  "Iyaa tapi Zara adalah orang yang sangat cocok untuk menjadi sekertarisnya Raka, dan kepintarannya juga sangat di butuhkan di kantor, makanya waktu itu gue juga sih yang membujuk Raka agar memikirkan kembali tindakannya yang sudah mengusir Zara begitu saja." Kata Andika.  "Kalau gue jadi Zara sih, gue nggak akan mau di ajak kembali, udah di bikin malu tapi di panggil kembali. Enak ajaa." Seru Cindy.  "Yahh itu kan Lo, bukan Zara. Zara orangnya baik nggak kayak Lo." Seru Andika sambil tertawa.  "Sini balikin handphonenya kalau gue jahat. Gue kasih aja tuh mas - masnya. Nggak usah gue kasih ke Lo." Kata Cindy.  "Hahaha gitu aja marah. Bercanda bercandaaa.. dulu Zara mau kembali karena gue langsung yang meminta dia untuk kembali, katanya sih yahh dia mau kembali karena gue udah bantuin dia pas di kantor dan karena gue juga membujuknya sih untuk kembali. Jadi dia mau deh." Kata Andika.  "Hebat banget yah Lo. Bisa meluluhkan hati seseorang. Jangan - jangan Lo punya mantra - mantra lagi. Dan jangan - jangan Lo udah baca mantra Lo ke gue. Makanya gue beliin Lo handphone. Ihh serem banget sih Lo." Seru Cindy sambil berjalan menjauh sedikit dari Andika.  "Iyaa gue udah baca mantra ke Lo, makasih yah handphonenya hahahahah." Kata Andika lalu berjalan keluar menghampiri Raka dan Zara.  "Hahahah sialan Lo !!!!" Teriak Cindy.  Cindy berjalan ke meja kasir untuk mengambil kwitansi dan kartu garansi handphonenya dan handphone Andika.  Setelah selesai dengan urusan handphonenya, Cindy juga keluar menghampiri Andika, Raka dan juga Zara.  "Zaraaa ?? Kamu ngapain di sini?" Tanya seorang lelaki yang baru berjalan dari kejauhan melihat Zara berdiri di depannya.  "Oohh ah? Putraa? Haii Putra. Sudah lama sekali yah kita nggak ketemu. Ehmm aku sedang ada kerjaan di sini, bareng orang - orang kantorku." Jawab Zara sambil menunjuk Raka dan juga Andika.  Raka dan Andika memberikan senyuman untuk Putra sesaat setelah Zara menunjuk mereka. Tapi Putra tidak berfokus ke Andika dan juga Raka.  "Kamu makin cantik ajaa.. wahh sudah berapa lama aku nggak melihat kamu, kamu benar - benar makin cantik." Ucap Putra lalu mencoba memegang pipi Zara.  Tapi Zara segera menghindar sebelum tangan Putra mendarat di pipinya.  "Ehhmm." Raka mencoba mengeluarkan suara intuk mengganggu obrolan Zara dan juga Putra. Karena Raka tidak suka melihat sikap Putra terhadap Zara.  Putra adalah mantan kekasih dari Zara saat masih duduk di bangku Sekolah menengah atas. Zara dan Putra berpacaran selama kurang lebih satu tahun.  Dan mereka putus karena Putra berselingkuh dengan teman sekelas mereka juga. Putra seorang laki - laki yang mempunyai paras yang tampan, dan juga mempunyai tinggi dan badan yang bisa di bilang idaman semua perempuan.  "Ohh.. iyaa ini kenalin, Raka.. dia bos aku, dan ini Andika teman kantorku." Ucap Zara kemudian memperkenalkan Raka dan juga Andika.  "Raka.. Andika.. ini kenalin ini Putra, teman sekolah aku dulu." Kata Zara yang juga memperkenalkan Putra ke Andika dan Raka.  "Raka." Ucap Raka sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Putra.  "Andika." Ucap Andika yang juga mengulurkan tangannya.  "Haii Raka.. Andikaa.. gue Putra, teman sekolahnya Zara atau lebih tepatnya mantan pacar Zara waktu SMA." Kata Putra sambil menekankan ucapannya.  Perasaan Raka menjadi tidak enak mendengar bahwa laki - laki di depannya adalah mantan kekasih Zara.  "Apaansih.. nggak udah di jelasin gitu juga, nggak penting banget tau nggak." Kata Zara yang salah tingkah di depan Raka.  "Hahah memangnya kenapa sih? Nggak papa kan aku ngasih tau kalau aku mantan kamu. Dan sebentar lagi calon pacar kamu lagi. Iyakan?" Tanya Putra.  "Ngaco ihh. Kamu ngapain di sini?" Tanya Zara ke Putra.  "Putra??" Kalian saling kenal??" tanya Cindy yang baru saja keluar dari toko handphone. Cindy berjabat tangan dengan Putra kemudian menempelkan pipinya ke pipi kanan dan kiri Putra.  "Ehh Cindy !!!" Seru Putra sambil membalas pipi Cindy.  "Iyaa, gue sama Zara saling kenal. Zara mantan gue waktu Sekolah menengah atas dulu." Jawab Putra lagi.  "Wahhh are you serious ??!!! Gilaa sempit banget yah dunia ini. Guyss jadi Putra ini sahabat gue waktu  kuliah. Dan sekarang masih bersahabat sih, iya nggak Putra? Hahaha." Ujar Cindy melemparkan ucapannya ke Putra.  "Iyalahh.. sampai kapanpun kita harus tetap sahabatan dong. And kalau Lo sendiri, bisa kenal sama Zara karena?"  Tanya Putra.  "Ohh ini.. Zara sekertarisnya Raka, Lo tau kan cowok yang sering gue ceritain ke Lo, ini Raka. Raka yang seorang CEO di Bandung  yang membangun perusahaannya sendiri. Yang dulu gue bilang mau di jodohin sama gue." Kata Cindy lalu menarik Raka dan menggandeng tangannya.  "Oohh gitu.. ini yang namanya Raka? Wahh emang kalian terlihat serasi banget yahh. Bener sih yang Lo bilang Lo nggak akan nolak kalau dia yang di jodohin sama Lo, dia emang tipe Lo banget kan?masih muda dan udah punya perusahan sendiri. Kayak gue kan hahaha.. kalian berdua Cocok.m banget, Lo cantik dan juga Raka tampan, serasi banget." Kata Putra.  Andika yang tidak tau harus apa di tengah - tengah perbincangan mereka akhirnya memilih duduk sendiri di dekat mereka sambil terus - terusan melihat handphone barunya.  "Iyaa kan? Serasi kan? Emang gue nggak pernah salah kalau suka sama orang." Ucap Cindy yang masih menggandeng tangan Raka.  Raka berusaha melepas tangan Cindy, tapu tidak di biarkan oleh Cindy. Cindy memamerkan kedekatannya dengan Raka.  "Banget Cin.. Raka terlihat berohh iyaa, kita main ke Cafe gue aja yuk, gue lagi free nih. Ajak semuanya aja, biar gue yang traktir. Yahh Zara? Mau yah?" Tanya Putra.  "Wiiihh boleh banget tuh Put." Seru Cindy.  "Ah? Tapi ini sudah jam berapa? Nggak ah, gue mau pulang aja ke hotel, gue mau istirahat." Jawab Zara kemudian melihat Raka dan juga Andika.  "Ayolah Zara !!! Ini baru jam sembilan malam kok? Cepet banget sih istirahatnya, lagian kapan lagi Lo ke sini? Besok juga belum balik kan? Dan kalian nggak ada kerjaan kan besok? Ayolah tidur jam satu pagi pun nggak masalah kan? Raka kamu mau kan? Kita duduk - duduk dan cerita - cerita di cafenya Putra, mau yahh?" Tanya Cindy.  "Woii Andika !!! Lo belum ngantuk kan? Masih mau jalan - jalan kan?" Tanya Cindy ke Andika.  "Ahh? Iyaa belum kok. Gue sih tertserah aja.. ngikut aja gue." Jawab Andika.  Cindy terus membujuk Zara dan juga Raka.  "Tuuhh.. Andika mau kok.. masa Lo nggak mau sih? Nggak sayang apa waktunya hanya terbuang sia - sia ? Udah jauh - jauh ke Bali juga, masa cuma buat tidur sih. Nggak asyik banget kasihankan Andika yang masih ingin jalan - jalan." Seru Cindy.  Andika tidak mendengar apa yang di katakan Cindy, Andika sibuk memotret apa yang ada di dalam mall tersebut.  "Kalau Zara tidak mau jangan dipaksa, Zara mungkin jam tidurnya seperti itu. Setiap orang mempunyai jam tidur yang berdeda - beda. Zara kalau mau istirahat, ayo aku antar ke hotel." Ucap Raka.  "Ohh iyaa, ya udah kita balik ke hotel aja. Yuk Zara kita pulang ke hotel." Ucap Andika yang masih fokus dengan hasil foto - fotonya.  "Ehh.. kok gitu.. nggak usahh, nggak apa - apa kok. Kita ikut sama Cindy aja. Benar kata Cindy, kita harus menikmati waktu kita di sini dulu."  Akhirnya karena Zara tidak enak dengan Andika, Zara terpaksa mengiyakan ajakan dari Putra daan juga Cindy.  ====
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN