Bug! Satu bogeman lagi mendarat manis di rahang kokoh milik Langit. “Bisa-bisanya lo bilang seperti itu? Pecundang! Lo masih bisa cari Bintang setelah apa yang udah lo lakuin sama dia? Bangun lo!” Adryan menyeret kerah baju Langit dan memaksanya untuk bangkit berdiri. “Pukul gue sepuasnya, pukul! Gue emang pantes dapetin ini semua. Tapi gue mohon, izinin gue ketemu sama Bintang. Gue cuman pengen tahu keadaan dia. Gue mohon sama lo.” Langit bersimpuh di kaki Adryan. Demi Bintangnya, ia rela merendah serendah rendahnya. Ia rela menjatuhkan harga dirinya pada lelaki yang begitu dibencinya. “Jangan mimpi! Jangan pernah berharap bisa bertemu dengan Bintang lagi! Gue gak akan biarin setetes pun air mata Bintang keluar cuman buat tangisin laki-laki gak berguna kayak lo

