Pengkhianatan-Kembali Kemasalalu
Brakk...
Kue yang dibawa oleh gadis itu seketika terjatuh saat melihat pemandangan menyakitkan didepannya.
Ternyata ia yang malah diberi kejutan oleh sang tunangan mendadak pikirannya kosong, tanpa bisa dicegah air matanya menetes dengan deras, bahkan tenggorokannya terasa tercekat, pria yang ia cintai mati-matian malah tega tidur dengan sahabat karibnya sendiri.
Mendengar sebuah suara kedua orang berbeda jenis itu langsung menghentikan kegiatan mereka. "Ah... ternyata Istri jelekmu David," ucap si wanita yang tidak tahu malunya berjalan dengan tubuh tanpa busana.
"Kenapa kamu kemari? mau melihat kami bersenang-senang kah? hahahaa...," tawa mengejek keluar dari wanita itu disusul dengan suara kekehan sang pria.
"Kenapa?"
"Kenapa kalian tega, berhubungan dibelakangku?" ucap si gadis sambil menahan tangis yang siap pecah itu.
"Haha... kamu masih tanya kenapa? lihatlah dirimu gadis jelek yang tidak bisa menjaga tubuh sepertimu masih mimpi bersanding dengan Davidku yang tampan," tatapan mencemooh kembali terlontar untuk si gadis.
"Tapi David adalah suamiku, dan kamu sahabatku kenapa kamu tega berbuat seperti ini."
"Cih, aku menikah dengan kamu hanya untuk merebut harta warisan perusahaan Kakekmu saja, kalau bukan karena itu tidak sudi aku punya istri jelek sepertimu," ucap si pria dengan santainya.
Mendengar ucapan pria tersebut hatinya langsung hancur, sakit yang sangat luar biasa ia rasakan, ia yang begitu mencintai pria itu bahkan rela melakukan apapun untuk membahagiakan pria itu tetapi sebuah kebenaran yang menyakitkan yang ia dapatkan.
"Kalau begitu kembalikan semua yang sudah aku berikan kepadamu, rumah dan perusahaan, serta semua harta warisan Kakekku yang kamu kelola," ucap si gadis dengan lantang
"Haha... bodoh, aku sudah memindahkan semua asetmu atas namaku, Clara," ucapnya santai sambil kembali memangku si wanita itu.
"Sudahlah Clara, kamu sudah tidak punya apa-apa, kamu jelek dan sekarang miskin haha, selamat menikmati penderitaan mu sahabatku," ucap si wanita dengan tersenyum penuh dengan kemenangan.
Wanita itu adalah Elena, sahabat seorang Clara dari mulai bangku SMP sampai sekarang tetapi tali persahabatan yang terjalin tidak bisa memadamkan api cemburu karena hidup Clara yang lebih baik dibanding Elena.
Elena benci melihat Clara bahagia, ia benci melihat Clara dengan mudahnya hidup tanpa kesusahan sekalipun, berbeda dengan dirinya yang dari kecil sudah susah karena orangtuanya yang tidak kaya raya seperti Clara.
Yah, walaupun sebagian hidup enak Elena berasal dari bantuan Sahabatnya itu tetapi tenyata rasa iri itu semakin tumbuh besar ketika mereka dewasa.
Melihat Clara menikah dengan pria tampan dan terkenal membuat Elena semakin membenci Clara.
Dan dari sanalah ia bertekad merebut semua hal dalam diri Clara termasuk David, suami Clara, ia hanya menggoda David dengan tubuhnya dan ternyata David mempunyai rencana sendiri untuk Clara.
"Haha... rasakan itu Clara, selamat menangis darah melihat suami tercintamu itu tunduk dengan tubuhku," ucap puas dalam hati Elena.
Seolah tidak terpengaruh dengan adanya Clara mereka malah kembali melanjutkan kegiatan panas mereka.
Tak tahan dengan pemandangan menyakitkan itu, sontak Clara berlari keluar apartemen, dengan emosi dan sakit hati menggebu ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, ingatan-ingatan masa lalu muncul ketika saat kuliah ia ingat saat itu David memohon-mohon untuk menerima cintanya, cih... cinta mati katanya tapi apa yang ia dapat malah penghianatan.
Clara teringat saat duduk di bangku SMA Elena saat itu sungguh memohon untuk membiayai sekolahnya dengan bodohnya dulu iya iyakan saja seolah percaya dengan kata-kata sahabat baiknya itu.
Akhirnya Clara tersadar, ia amat menyesal mengabaikan peringatan sang Kakek saat itu, sang Kakek sangat melarang ia berhubungan dengan David dan juga memintanya menjauhi Elena, tapi apa daya cinta dan kasih sayang bodohnya itu malah membawanya dalam jurang penderitaan.
"Maafkan Clara Kakek, ternyata benar apa kata Kakek David dan Elena ternyata sangat busuk, sungguh Clara menyesal Kakek, maafkan Clara" Ujar Clara. Dia hanya bisa menangis mengingat sang Kakek yang sudah tiada, memang benar sang Kakek sangat sibuk sampai tidak mempunyai waktu dengannya tetapi ialah satu-satunya orang yang merawatnya dari kecil.
"Tidak bisa, akan kubalas kalian berdua, aku tidak akan membiarkan penghianatan ini," ucap Clara dengan penuh emosi. Tanpa ia sadari ternyata dari arah depan terdapat truk tronton yang melaju tak terkendali, Clara dengan panik langsung menginjak rem berharap tubrukan itu tidak dapat terjadi.
Tetapi naas dengan mobil Clara yang melaju sangat kencang dan truk tronton yang kehilangan kendali itu tidak dapat terhindarkan.
BRAKKK...
Clara terpental keluar dari mobilnya, kepalanya menghantam jalan dengan keras sehingga darah bercecer mengenai wajah Clara dengan sedikit kesadarannya, Clara membuka mata, hanya pandangan buram yang ia dapatkan.
Dalam hati dia amat nyesal kenapa hidupnya sangat menyedihkan, ditinggal orangtuanya sejak dini, di asuh oleh Kakek yang super sibuk sampai tak pernah ia merasakan kasih sayang sedari kecil.
Hanya Elena dan David yang mengajarkan apa itu kasih sayang dan cinta, tetapi ternyata semua itu hanya sebuah kebohongan.
Dia terkekeh dengan iringan air mata yang tercampur oleh darah ia berkata, "sial bahkan diakhir hidupku pun aku tetap sendirian bahkan sebelum aku membalas dendam tuhan sudah mengakhiri ceritaku."
Dengan rasa sakit yang semakin menderu pandangan yang lekas gelap ia berangan dalam hati, "andaikan aku bisa hidup kembali, akan kubalas orang-orang yang dulu menyakitiku."
Hari itu seorang Clara Purnomo menghembuskan nafas terakhirnya membawa semua luka dan penderitaan.
Drrrtt... Drrttt...
kringggg... kringggg...
Mendengar suara berisik dari alarm di nakas seorang gadis yang asik bergelung di selimutnya segera membuka mata.
"Hahhh... hahhh... aku dimana."
"Apa ini, apakah ini mimpi."
Ia kembali lagi ke kamar bernuansa biru putih saat ia masih sekolah, tepatnya saat dia masih duduk di bangku SMA.
Ia kemudian bangkit melihat ke arah cermin yang memperlihatkan dirinya waktu umur 18 tahun, "wah... apakah tuhan mengabulkan permintaanku," ucap si gadis dengan penuh binar kebahagiaan.
"Terimakasih Tuhan, aku tidak akan menyiakan-nyiakan kesempatan ini, aku akan lebih rajin beribadah kepadamu." Ia kemudian bangkit dan berjalan kearah jendela dan melihat halaman mansion Kakeknya yang luas itu.
Terlihat para pelayan Kakeknya itu mondar mandir melakukan pekerjaan nya sedari pagi. Teringat apa yang ia alami mendadak hatinya sangat sakit mengigat penghianatan tunangan dan sahabatnya itu.
Kemudian ia memantapkan hatinya untuk tidak jatuh kedalam pesona David lagi, dan untuk Elena, ia tidak akan mudah dibohongi lagi, cukup dulu ia terlalu naif mempercayakan semua kepada kedua orang itu.
Clara tersenyum dengan penuh kelicikan lihat saja ia akan membalas semua perbuatan David dan Elena, dua b*****h itu harus menerima semua balasannya.
"Tunggu pembalasanku duo sialan," tawa mengerikan terlontar dari seorang Clara Purnomo yang terkenal polos dan bodoh itu.