Tan-Lee, aku mengingat- ingat nama HRD yang akan aku temui nanti. Jam 06.00 aku bergegas bangun untuk bersiap mandi, sarapan dan dandan ke perusahaan baruku. Alhamdulillah, ini hari pertama aku bekerja aku harus semangat.
Aku menyeka mukaku di wastafel, dan mengambil sikat gigi dan odol. Aku teringat mimpi ku semalam. Aku memimpikan Bowi, kami berada di sebuah taman bunga dan Bowi memelukku dari belakang, ya Allah kepada sih aku masih teringat-ingat lelaki b******n itu. Aku menyeka wajahku dan mulutku beberapa kali, dan aku menarik handuk dari sofa.
“Ohayōgozaimasu, sensei ni aemasu ka Tan-Lee.”
(Selamat pagi nona, bisakah saya bertemu dengan tuan Tan-Lee)
“Irasshaimase, sensei, anata wa koko no migigawa no 4-gōshitsu de omachishiteimasu.”
(selamat datang nona, tuan ada di ruangan no 4, sebelah kanan dari sini anda sudah di tunggu).
“Arigatō.”
(Terima kasih)
“Aratamete arigatōgozaimasu, shigoto shonichi mo ganbatte kudasai.”
(Terima kasih kembali nona, selamat bekerja di hari pertamamu).
Jepang, tempat kenangan aku dan Bowi, kenapa kami sangat ingin kuliah di sini sejak dulu, bagiku Jepang selain kota yang maju, pendidikan dan sopan santun mereka bisa menjadi contoh untuk kami. Seorang calon leader seperti aku membutuhkan pendidikan tinggi yang tidak hanya memberikan pendidikan akademis semata, tapi terjun langsung ke tempat yang memiliki sopan santun dan disiplin tinggi seperti Japan.
Aku berjalan menyusuri beberapa lorong ke depan. Sambil melihat nomor yang berada di dinding setiap ruangan yang aku lalui. Aku merapikan rambutku, dan aku mulai mengatur mimik wajahku agar dapat tersenyum natural dengan manis.
*******(Ruang no 4)
Aku merapikan kerah bajuku, dan mengetuk pintu ruangan sebanyak 3 kali. Ternyata cukup gugup kalau mulai bekerja di perusahaan orang bukan perusahaan papa. Aku pun menghela nafas panjang untuk bersiap masuk ruangan.
“Nyūryoku.”
(Masuk)
Aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu ruang kantor.
Aku terkesima dengan HRD ku yang sedang duduk di kursi kantor itu ( Tan- Lee) ternyata betul dia Tan-Lee kakak kelasku saat di Keio.
“Yōkoso, watashitachi no kaisha ni nyūsha shite kudasai An.”
(Selamat datang dan bergabung di perusahaan kami Anne).
“Tan rī-san, arigatō.”
(Terima kasih tuan Tan-Lee)
“If you don’t speak Japanese fluently, you can use English, Anne. We here also use English when working in the office, because you also understand that the Suzuki company is in several Asian countries, as well as in Indonesia, right?”.
“That right sir, thanks you.”
“OK, welcome to join, Anne, in front of you is your seat to start work today. And at 8 o’clock we will introduce you.”
“Thanks you.”
Aku pun melangkah menuju ruangan yang bersekat tepat di depan Tan-Lee. Dari mulai bertemu beliau, tampak sekali beliau memperhatikan aku dengan seksama. Ya mungkin saja dia masih mengenalku. Karna dia akan membaca semua biodata yang aku kirimkan saat melamar pekerjaan tentunya. Ya, apapun itu aku syukuri anggap saja ini keberuntungan pertama aku saat tinggal di jepang kali ini.
Hari pertamaku bekerja berjalan lancar, seperti yang aku tebak dari pagi ini, Tan- Lee banyak membantuku, dan Alhamdulillah teman-teman kami di kantorpun seperti yang aku tebak sangat ramah, penuh sambutan hangat. Dan aku merasa mendapatkan teman baru dan lingkungan baru untuk melupakan sejenak tentang kekusutan ceritaku bersama Bowi.