“Hai, Sayang. Tumben sendirian? Mana temen lo yang demen banget nempel, bahkan anak-anak di sini sampe ngira kalian ini homo!” ujar Rosa—wanita malam—sembari bergelayut manja di lengan kanan Bimo. Sedangkan di sisi kirinya, seorang wanita yang tak kalah seksinya dari Rosa, juga melakukan hal yang sama. Bahkan sesekali dia menuangkan whiskey ke gelas Bimo, saat gelas itu kosong. Jemarinya juga tak kalah aktif. Jemari lentik itu sibuk menyusuri setiap inci kulit Bimo yang terbuka, mulai dari wajah, leher, lalu lengan berotot Bimo. Perlahan semakin berani karena jemari Devi—teman Rosa—kini sudah mulai membuka kancing kemeja Bimo, tangannya menyusup, menyentuh d**a Bimo yang masih berbalut kaos putih polos. Mendapat perlakuan dari dua wanita seksi tidak membuat Bimo senang. Malahan sebalik

