. Sebuah rapat terbatas yang dilakukan Buros secara mendadak, mau tak mau harus dihadiri Angkasa tepat waktu. Dia berlarian petang itu, dari kamarnya menuju ruang pertemuan setelah seorang asisten memanggilnya dengan tergesa. Belum lama Angkasa selesai membersihkan dirinya, mengganti pakaian dengan yang bersih. Belum juga ia sempat menyantap makan malam dan melepas lelahnya, kini panggilan menyebalkan datang begitu saja. Angkasa datang paling awal di ruangan itu. Sebuah hasil yang membuatnya kecewa, jelas. Belum ada yang hadir padahal ia sungguh tergesa khawatir terlambat. Hanya seorang Buros yang sudah duduk tenang di kepala meja dengan jari-jari membentuk piramida menopang dagunya. Wajahnya terlihat gelap dan suram. Selain karena penerangan yang minim di posisinya, juga karena emosi

