bc

My Adorable Dragon, Lee Choh Yun.

book_age18+
705
IKUTI
3.3K
BACA
adventure
love-triangle
friends to lovers
goodgirl
sweet
magical world
friendship
dragons
kingdom building
virgin
like
intro-logo
Uraian

Perasaan hancur dan ingin mati menguasai hati gadis polos itu, mendorongnya kuat-kuat untuk melakukan suatu hal. Mempersembahkan dirinya sebagai tumbal penguasa bumi berwujud naga, Raja Lee Choh Yun.

Dengan tekad bulat dihantarkannya nyawanya dengan sukarela. Jang Na Rie siap menemui ajalnya.

Kekecewaan demi kekecewaan membuat sang gadis merasa frustrasi. Niatnya ingin bunuh diri memperkenalkan dirinya pada sang raja naga, Lee Choh Yun.

Benarkah Naga itu bersedia untuk 'memakannya'?

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Hati Yang Rapuh
Angin menderu kencang, ranting menggugurkan daunnya. Mendung tak terelakkan, semakin pekat dan hitam, namun dua insan itu masih saja berseteru ditengah angin yang makin kencang. Mungkin hari itu akan hujan lebat. "Kenapa?" tanya Jang Na Rie lirih. Pria di hadapannya tersenyum jahat, dia menatap gadis tak bersalah itu dengan mata mengejek. "Lihatlah dirimu!" ucap Jin Wook sembari menunjuk-nunjuk diri Jang Na Rie. "Bandingkan dengan kakakmu!" imbuhnya lagi. Jang Na Rie hanya terdiam, bibirnya yang tak berdosa dipaksakannya mengatup. Hatinya ingin mengutuk Jin Wook namun ia sangat menyayangkan jika bibirnya harus memakinya. "Tubuhmu ringkih dan tak seksi, dadamu kecil, dengan semua itu darimana kau bisa memuaskanku?!" ucap Jin Wook blak-blakan. Jleebb. Jantung Jang Na Rie seperti ditusuk bambu. Perih! "Coba kau lihat kakakmu, bukankah dia lebih menggairahkan daripada dirimu?" ucap Jin Wook makin menyakitkan. Sebulir airmata jatuh dari mata jernih Jang Na Rie, "Lalu?" Hanya itu yang sanggup diucapkan Jang Na Rie. Jin Wook tersenyum miring lantas mendorong tubuh Jang Na Rie guna menjauh, "Aku akan melamar kakakmu," tegas Jin Wook memecahkan saraf sadar Jang Na Rie. Tanpa rasa bersalah pria itu melenggang pergi meninggalkan dirinya yang hancur karena perkataannya. Jadi selama ini, hubungan 5 tahun ini ia anggap apa? Setelah dekat dengan kakaknya, Jin Wook berpaling darinya. Bagaimana ia tidak hancur ketika Jin Wook lebih memilih kakaknya daripada dirinya? Dan kakaknya seolah tak mau tahu bahkan ia menyambut saja cinta Jin Wook. Apakah dia salah menaruh hatinya?Apakah dia salah jika mencintai seorang Jin Wook . Hujan akhirnya turun namun Jang Na Rie takkan berlari. Itu adalah kenyataan hidup yang harus ia jalani. *** Raja penguasa Bumi, Lee Choh Yun terlihat gelisah namun ia sendiri tak tahu apa yang membuatnya gelisah. "Yang Mulia kenapa Anda terlihat gelisah? Anda baik-baik saja?" tanya sang Perdana Menteri Kim Yu Shin. Raja meliriknya sejenak lantas duduk di singgasana, "Aku merasa kita akan kedatangan seorang tamu," jawab Lee Choh Yun pelan. Perdana Menteri tersenyum tipis menanggapi ucapan rajanya, "Betul Yang Mulia karena sebentar lagi Yang Mulia akan mendapatkan persembahan dari Bumi," ucap Kim Yu Shin meyakinkan perasaan tuannya. "Benarkah?" tanya Lee Choh Yun ragu. "Yang Mulia selama setahun hanya makan daging hewan dan sekarang waktunya Yang Mulia makan daging manusia untuk memulihkan tenaga Anda," ucap Kim Yu Shin dengan sopan. Raja Lee tak berucap, pantas saja pikirannya gelisah rupanya ada sesuatu dari dalam dirinya yang menagih sesuatu. "Aku selalu makan daging manusia tiap tahun tapi entah kenapa kali ini aku merasa berbeda. Kau tahu apa yang ku rasakan?" "Tidak Yang Mulia." "Aku merasa berdebar," jawab Raja Lee membuat sang perdana menteri menahan senyumnya. "Kenapa kau seperti itu? Kau menghinaku?" tanya Raja Lee salah tingkah. "Mungkin calon mangsa Anda sangat gemuk dan besar jadi Yang Mulia sudah merasakan kontak batin dengannya," jawab Kim Yu Shin asal membuat sang raja mendengus kesal. "Kalo begitu buat persiapan, aku akan memburu mangsaku sendiri. Aku sudah lama tidak berjalan-jalan di Bumi," ucap Raja Lee sambil tersenyum manis. "Baik Yang Mulia," ucap Kim Yu Shin membungkuk hormat. Raja Lee Choh Yun, raja yang menguasai Bumi berabad abad. Selama ia masih makan daging manusia, umurnya akan tetap panjang dan awet muda. Kakinya yang lelah mencoba mendekat ke arah pintu, ia ingin istirahat sejenak. Ketika ia masuk ke dalam rumah, lagi-lagi matanya harus melihat peristiwa itu. Dimana Jang Na Rie harus melihat Jang Su Bin kakaknya dicumbu habis-habisan oleh Jin Wook. Lagi-lagi ia hanya berdiri menyaksikan dengan mata melotot hampir jatuh ke tanah. Ia tak punya daya lagi. Ibu kandungnya sama jahatnya dengan Jang Su Bin, wanita paruh baya berpakaian ala kadarnya itu melihat kehadiran Jang Na Rie dan tak suka. Dibawanya seember air dingin dan diguyurkan ke tubuh Jang Na Rie dengan kasar. Ditariknya tangan gadis ringkih itu keluar, Jang Na Rie tak menangis. Hal itu sudah biasa ia terima semenjak ayah kesayangannya meninggal beberapa tahun yang lalu. Ibunya kalap hanya karena ia melototi putri kesayangannya b******u dengan kekasihnya. Ditamparnya wajah polos Jang Na Rie. "Anak terkutuk apa yang kau lakukan? Kenapa baru pulang? Apa semalam kau melacurkan dirimu?" ucap Ibu kasar. Jang Na Rie tak sanggup mengucap kata-kata. "Lalu mana uangnya?" imbuhnya sembari menggeledah hanfu sederhana gadis itu. Wajahnya makin marah ketika ia tak menjumpai apapun di kantong Jang Na Rie. Sekali lagi tangannya yang kasar itu menyentuh wajah polos Jang Na Rie. "Semenjak ayahmu pergi kau menjadi kutukan bagi kami. Kau membuat kami sial, kau harus bersyukur masih ada Jang Su Bin yang mau mencarikan uang. Kenapa kau tak melacurkan tubuhmu dan dapat uang?!" marah ibunya. "Aku bisa cari uang tanpa harus menjual tubuhku," tentang Jang Na Rie kesal. Ia terpaksa membantah perkataan ibunya. "Apa kau bilang? Lihat kakakmu! Dia mencari uang tanpa harus bersusah susah." "Lalu apakah aku harus seperti Kakak? Dicumbui lelaki hidung belang dan melacurkan diri ...." Plak. Tamparan itu kembali melayang ke pipi Jang Na Rie, meremukkan rahangnya yang ngilu. "Anak terkutuk, pembawa sial! Mulai sekarang jangan pulang ke rumah. Pergi dari sini kami tak membutuhkanmu!" ucap Ibu garang. Dia mendorong tubuh Jang Na Rie hingga terjerembab, masuk ke dalam rumah dan menguncinya. "Ibu ...." Teriakan Jang Na Rie tak digubris, keluarga itu benar-benar berkompromi untuk menyingkirkan dirinya. Isak tangisnya tak menggugah jiwa keibuan ibunya. Atas nama ayahnya, ia terima semua perlakuan itu. *** Ayah ..., aku ingin bersamamu. Itulah yang dipikirkan dalam benak Jang Na Rie. Air matanya masih mengalir, ditelusurinya tebing bukit. Mungkin bila ia melompat dari tebing itu, ia akan mati seketika dan ia tak perlu merepotkan orang-orang. Ada hasrat di hatinya untuk bertemu dengan ayahnya, ia ingin hidup bahagia dengan ayahnya di kehidupan yang akan datang. Ditatapnya tempat ia berpijak, terlalu curam dan itu sejenak membuatnya bergidik. Kakinya melangkah hati-hati namun sebutir kerikil membuatnya terperosok menimbulkan sensasi berdesir di hatinya. Air matanya kembali membeludak, akankah ia mati dalam keadaan hina seperti ini? Ayahnya pasti akan kecewa. Jika nanti ia bertemu ayahnya, pasti ayahnya akan memarahinya habis-habisan dan dia akan ditinggalkan ayahnya lagi. Oh tidak! Terlintas dibenaknya, ibu dan kakaknya pun tak mengharapkan kehadirannya. Jin Wook yang ia percaya justru menghianati dirinya. Lalu apa arti hidupnya? Jang Na Rie menelan ludah pahit, ia harus melakukannya. Menyusul ayahnya secara tiba-tiba, semoga ayahnya nanti tak akan marah padanya. Dia berdiri, kakinya gemetar. Tubuhnya menolak untuk melakukannya namun pikirannya terus meyakinkan. Ini tak menyakitkan Jang Na Rie, pikirnya. Gadis itu melompat sambil memejamkan mata, membayangkan saat indah bersama sang ayah. Bayangan itu tiba-tiba gelap seiring kepalanya terbentur batu tebing, ia tak menyesal. Darah segar mengucur membanjiri keningnya, seiring air matanya yang terakhir jatuh. Jiwanya puas, ia akan mati dalam hitungan beberapa detik. Sekelebat bayang terbang menghampiri jiwa yang patah. Ya, dialah Lee Choh Yun bersama Kim Yu Shin. "Kim Yu Shin bukankah gadis ini sangat menyedihkan?" tanya Lee Choh Yun sembari menyentuh tangan Jang Na Rie. Tanpa jawaban Kim Yu Shin, raja yang terkadang berwujud naga itu lantas menggendong tubuh ringan Jang Na Rie. Ditatapnya sejenak wajah yang kesakitan itu, air mata merembes dari pelupuk matanya. Raja Lee tersentuh melihatnya. "Kim Yu Shin ayo kita pulang," ajak raja datar membuat perdana menterinya terheran-heran. "Tapi Yang Mulia belum ..." "Kita tolong dulu gadis ini," jawab Raja memotong ucapan Kim Yu Shin. "Entah kenapa aku mempunyai belas kasih terhadap gadis ini," pikir Raja Lee Choh Yun dalam hati. Dengan kekuatannya, dia kembali terbang ke istananya di bawah bumi. Perdana menterinya hanya mengikuti dengan beragam pertanyaan yang tentunya hanya ia simpan dan tak berani menanyakannya. Bagi Kim Yu Shin, yang sudah lama mengabdi pada naga penguasa bumi itu tak pernah ia melihat tuannya bersikap demikian. Ia tak pernah peduli dengan yang namanya manusia walau sedikit pun. *** "Ayah tak ingin kau mati Nak, kau anak Ayah yang tegar.Tetaplah tegar bagaimanapun caranya." Suara ayah membangunkan Jang Na Rie, kepalanya masih berkunang. Apakah dia sudah sampai di alam ayahnya? Rasanya tidak. Dipandangnya sekeliling dan dia menemukan sosok bayang yang sedang duduk di dekat lampu minyak. "Apakah aku sudah mati?" Diberanikannya dia bertanya pada sosok itu. Sosok yang membelakanginya itu belum juga menampakkan wajah. "Kenapa? Apa kau ingin mati?" ucapnya balik bertanya. Jang Na Rie bangun dari tidurnya. Tubuhnya masih lemah namun dipaksakannya untuk mendekati sosok di seberang sana. Digapainya pundak pria itu dengan jemarinya. Kakinya tak kuat menopangnya terlalu lama hingga akhirnya dia ambruk. Pria yang memakai pakaian sutera berukir emas itu dengan segera menangkap tubuh ringkih Jang Na Rie. Mata mereka bertemu, anehnya Jang Na Rie tak takut dengan wajah itu. Wajah Lee Choh Yun yang keningnya tumbuh tanduk naga. "Kau tak takut padaku? Aku ini monster pemakan manusia," ucap Lee Choh Yun menakut-nakuti. Selama ini manusia yang jadi mangsanya selalu ketakutan jika melihatnya, membuatnya begitu marah dan membantai manusia itu tanpa ampun. Tak ada yang salah dengan wajahnya, tapi kenapa mereka begitu ketakutan jika melihatnya. Bahkan mereka menjerit dan menyebutnya monster, membuatnya makin marah dengan sebutan itu. "Kalo begitu ..., bisakah kau membunuhku?" pinta Jang Na Rie sembari meraih tangan Lee Choh Yun. Gadis itu sungguh membuat raja naga itu terperangah. Kenapa gadis ini menyerahkan nyawanya secara sukarela? "Aku mohon ..., bunuhlah aku sekarang juga!" pintanya lagi sambil menggenggam erat tangan raja. "Kenapa? Kenapa kau sangat ingin mati?" tanya raja terheran-heran. Jang Na Rie tersenyum tipis, air matanya kembali mengalir. "Aku ingin ikut ayahku, kau tahu ..., di dunia ini aku sama sekali tak diinginkan. Aku tak bisa melewati waktuku sedetik saja tanpa dirinya. Aku sudah lama berpisah dengannya, aku merindukannya. Jadi bisakah kau mengantarku ke sana?" rengek gadis itu menggelitik jiwa Raja Lee. Gadis itu terlihat lelah, matanya mulai terpejam. "Aku tak diinginkan ... " igaunya sebelum benar-benar tertidur. Benarkah? Benarkah jika seseorang kehilangan sinarnya, ia akan merasa tak berarti? Lalu ingin meninggalkan dunia begitu saja, menganggap dunia tak menginginkannya. Sebegitu menderitanya kah gadis ini hingga dia nekat memintanya untuk membunuhnya? ****

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.1M
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

Sak Wijining Dino

read
162.0K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Om Bule Suamiku

read
8.9M
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook