MAP 3

1308 Kata
Di Party room ARO Hotel. Suasana sangat ramai. Mereka sedang berkaraoke bergantian sembari menunggu CEO Rashaad Company datang. Tidak lama kemudian Dio datang. menghampiri Asya dan mengajaknya pindah ke tempat yang sedikit menjauh dari kebisingan. "ada apa Dio? apa ada masalah dengan persiapan proyek kita?" tanya Asya sedikit khawatir apabila ada masalah yang menyangkut proyek kerjasama ini, melihat dari raut wajah Dio yang gugup. "o-oh nggak kok Sya. Semua terkendali.. nggak ada masalah sama sekali tentang persiapan proyek kita. Kamu tenang aja" jelas Dio. "ngg.. yang mau aku omongin itu soal hal lain" "sebenarnya aku udah mau bilang hal ini ke kamu lama Sya. Tapi baru sekarang aku punya keberanian dan kebetulan ada kesempatan yang pas buat ngomong" ucap Dio dengan sedikit gelisah. "soal apa?" Asya mengerutkan dahinya bingung. Dio mengambil sebuah kotak dari sakunya. kemudian membukanya di depan Asya. Sebuah kalung emas putih berliontin bintang mini yang manis ada di dalam kotak itu. "ini untuk kamu Asya. Sejak lama aku suka sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan aku mau kita pacaran Sya" pengakuan Dio pada Asya. Salah satu tangan Dio meraih tangan Asya dan menggenggamnya. Deg. Asya kaget tidak percaya kalau Dio akan menyatakan cintanya. Dio memang ganteng. Banyak yang bilang kalau Dio mirip personil boyband korea. Kulitnya putih bersih dan fashionable. Dio sangat baik memang, tapi Asya hanya menganggapnya murni sebagai teman dan rekan kerja saja. Asya perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Dio. "Dio.. jujur aku kaget banget kamu bilang ini. Kamu teman yang baik Dio.. Tapi maaf aku nggak bisa balas perasaan kamu. Aku sekarang hanya ingin fokus dengan pekerjaan." tolak Asya pelan. Asya tidak mau Dio sakit hati dengan ucapan Asya. Menutup kembali kotak liontin di tangan Dio dan sedikit mendorong kearah Dio. Berniat menolak pemberian pria itu. "maaf ya Dio.. aku harap setelah ini kita nggak jadi canggung, oke?!" Asya meminta maaf pada Dio karena dia tidak mau pernyataan Dio membuat tidak nyaman saat mereka sedang bekerja bersama. Dio kecewa, patah hati. Asya langsung menolaknya tanpa ada jeda untuk memikirkannya. Bukan ini jawaban yang Dio harapkan. Dio menundukkan kepalanya dalam. Dari kejauhan Bima memperhatikan Asya dan Dio. Bima tidak bisa mendengar percakapan mereka. Tapi melihat dari raut wajah Asya dan Dio, Bima yakin ada sesuatu yang terjadi antara dua orang itu. Bima tetap diam memperhatikan. Sedangkan yang lain masih heboh berkaraoke. Dio mengangkat wajahnya. Terlihat jelas Dio menahan tangis dan marah melihat matanya yang memerah. "oke untuk saat ini gapapa. Aku coba untuk mengerti. Mungkin kamu kaget karena aku sangat tiba-tiba." "ini baru penolakan pertama Sya. Aku harap pernyataan cintaku selanjutnya kamu mau menerimaku." ucap Dio dengan raut wajah memaksa tersenyum. "aku ambilkan minum kesana dulu" Dio berdiri dan berjalan kearah meja minuman. Diikuti helaan nafas panjang Asya di tempatnya. Dio marah, kesal dan tidak terima dengan penolakan Asya. Dia ingin Asya bersamanya bagaimana pun caranya. Dio mengambil sesuatu di sakunya dan memasukan ke salah satu gelas minuman disana. 'minuman ini akan membuat kamu tunduk bahkan memohon padaku Asya' batin Dio dengan seringaian jahat. ** Asya yang merasa tidak nyaman kemudian berjalan keluar dari party room. Asya pergi mencari udara segar dan memilih duduk di dekat kolam renang. Rasanya dia tidak ingin melanjutkan ikut acara di dalam. "hhahhh.. kenapa tiba tiba ada kejadian seperti ini?" keluh Asya, duduk dengan meluruskan kakinya. sedikit meregangkan tubuhnya. ** Pangeran Athar dan Sekertaris Duta tiba di party room ARO Hotel. Bima menyambut kedatangan mereka. Kemudian memperkenalkan Athar kepada seluruh teamnya yang ada di sana. Bima mempersilahkan Athar memberikan sambutan untuk seluruh team JCompany dan Rashaad Company yang sudah berkumpul di acara itu. Pangeran Athar memberikan beberapa kata sambutan untuk seluruh team operasional. "selamat datang di Bota dan terimakasih untuk seluruh team operasional JCompany yang sudah jauh jauh datang untuk bekerja sama dengan perusahaan kami. Saya harap kerjasama kita berjalan lancar dan membuahkan hasil yang terbaik." sambut Athar. "baiklah saya persilahkan anda sekalian kembali menikmati acara malam ini." Penutupan dari Athar di ikuti tepuk tangan dari semua anggota team yang hadir. "uwaduh Tika tadi itu apa? kenapa bersinar banget ? dia Dewa kali ya? aaaakkk~ cakep banget." heboh Dinar setelah speechles memandangi Pangeran Athar selama pidato dan baru bereaksi setelah Pangeran Athar selesai dan turun ke tempat duduk yang sudah disediakan. "iya Din, astaga jadi kayak gitu ya penampilan CEO yang merangkap jadi Putra Mahkota? Baru ini liat orang ganteng yang auranya segede itu. Mana badannya lebih berotot dan lebih berwibawa banget. Pak Bima pasti kalah pamor kalau ada Pak Athar di kantor kita hihihi." Tika juga terkagum kagum dengan pesona Pangeran Athar. "eh eh. yang sama Pak Athar terus itu siapa ya? kalau di perhatiin cakep juga gilak." Dinar menunjuk kearah Duta yang duduk di samping Athar. "ya cakep sih. Tapi kaku banget mukanya kayak kanebo kering. Nggak ada senyum-senyumnya dari masuk kesini. Serem banget kalau punya laki modelan gitu." tawa Tika mengomentari raut wajah Duta yang garang. • "ambilkan minum." titah Pangeran Athar. "baik Tuan Muda." jawab Sekertaris Duta dan bergegas ke meja minuman. ** Dio sudah memasukan sesuatu ke dalam sebuah gelas minuman dan akan membawa minuman itu. Tapi saat Dio menoleh kearah Asya duduk tadi, Asya sudah tidak ada disana. Dio terkejut dan seketika itu juga bergegas pergi mencari Asya. Saking paniknya karena Asya tiba tiba pergi, Dio sampai lupa membawa minuman yang sudah di campur obat olehnya tadi. Tidak lama kemudian Sekertaris Duta datang dan mengambil dua gelas minuman. lalu kembali ke tempat Pangeran Athar duduk. "ini minumannya Tuan Muda." Sekertaris Duta memberikan salah satu minuman yang dia ambil kepada Athar. "hm" jawab Athar dengan deheman kemudian menegak sedikit demi sedikit minuman yang ada di tangannya hingga separuh gelas dan meletakkan lagi di meja depannya. ** "Asya" panggil seseorang dari belakang Asya. Spontan Asya menoleh dan melihat Bima berjalan kearahnya dan ikut duduk disampingnya. "Pak Bima" ucap Asya. "apa ada masalah?" tanya Bima langsung to the point. "ngg.. tidak ada Pak" jawab Asya dengan tersenyum canggung. "tapi kenapa wajahmu terlihat tidak nyaman selama di acara tadi?" Bima masih penasaran dengan apa yang terjadi dengan wanita itu. "oh itu.. hanya kelelahan karena jetlag saja Pak. Sebenarnya saya sangat malas ikut tadi" Asya berkata jujur soal lelah. Tapi Asya tidak menceritakan kejadian tentang pernyataan cinta Dio tadi. Asya tidak ingin suasana kerja menjadi canggung. "ya sudah sebaiknya kamu kembali ke kamarmu dan istirahat. Saya akan sampaikan ke teman teman yang lain kalau kamu kembali ke kamar.. Semoga besok sudah tidak lelah lagi dan bisa ikut trip mengelilingi Kota A." saran Bima kasihan melihat Asya kelelahan. "baik Pak. Kalau begitu saya kembali ke kamar saya dulu" Asya mengiyakan. "apa perlu saya antar ?" tawar Bima. "a-ahh tidak perlu Pak saya baik baik saja. Saya bisa kembali sendiri hehe" Asya menolak halus. "saya permisi Pak" "ya. Selamat beristirahat Asya" ucap Bima, memandangi Asya sampai masuk hotel. Kemudian Bima masuk kembali ke party room menemui Dinar dan Tika. ** Pangeran Athar memang tidak berniat tinggal lama di acara malam itu. Dia sedikit lelah dengan pekerjaan hari ini yang padat. "Duta. Aku kembali ke kamar saja. Kamu tetap disini gantikan aku menemani mereka. Besok pagi siapkan semua dokumen dokumenku dan bawa ke kamar" titah Pangeran Athar. "baik Tuan Muda. Kamar Tuan sudah di siapkan. Selamat beristirahat" Duta berdiri dan menundukan kepalanya sebentar pada Pangeran Athar. "hm" jawab Pangeran berlalu meninggalkan acara menuju kamar hotel yang di khususkan hanya untuk Pangeran Athar pribadi. ** "Dinar, Tika" panggil Bima pada teman teman Asya. "eh iya Pak Bima. Ada apa?" tanya Tika yang kaget tiba tiba di panggil atasannya saat sedang asik bergosip ria. "Asya kembali ke kamarnya. Dia bilang kelelahan dan ingin istirahat" beritahu Bima pada Tika dan Dinar. "ooh iya Pak.. tadi mbak Asya memang sudah bilang kalau lelah sih" timpal Dinar. "terimakasih sudah mengabari kami Pak" ucap Tika dengan sedikit membungkukan badannya. "oke saya tinggal menemui rekan kerja yang lain" pamit Bima. "baik Pak" jawab Dinar Tika bersamaan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN