bc

Ruang Kosong

book_age16+
180
IKUTI
1K
BACA
fated
goodgirl
drama
sweet
friendship
surrender
like
intro-logo
Uraian

"Keterlambatan sebuah kesadaran, membuat luka terkoyak kian menganga."

Kisah seorang Lessa yang terjebak dalam konflik cinta segitiga di antara sahabat memberikan sebuah pembelajaran akan arti ketulusan dan juga kesetiaan. Tak sampai di sana, dia juga terjebak dalam sebuah percekcokan keluarga yang begitu rumit. Mulai dari masalah Dika yang membengkak, sampai dengan cerita Ellis yang berakhir tragis.

Sikap baik-baik saja dan selalu tersenyum di hadapan semua orang ternyata adalah topeng terbaik dari seorang Lessa untuk menutupi penyakit di tubuhnya.

Hingga pada satu titik. Di mana hati, jiwa dan raganya mulai lelah dan rapuh, di mana semua orang ingin memeluk dan meraih tubuh ringkihnya, Lessa sudah tidak bisa melakukan apa-apa.

Sumber gambar : Pinterest

chap-preview
Pratinjau gratis
Awal kisah
"Selamat pagi dunia ...." Seorang gadis mungil berseragam putih abu-abu berteriak dengan lantangnya. Kedua kakinya yang pendek berpijak pada pedal motor ojek online yang ia pesan. Kepalanya menengadah dengan kedua tangan yang bertumpu pada bahu tukang ojek, menikmati semilir angin yang membelai ujung rambutnya yang panjang. Lessa Calya, begitulah nama yang tertera pada name tag di seragamnya. Gadis itu tersenyum merasakan angin segar seolah tidak ada polusi. Kedua mata bulatnya terus memperhatikan jalanan yang tidak terlalu ramai. Membiarkan ujung-ujung seragam dan rambutnya tersapu oleh angin. Wajah oval milik gadis itu semakin terlihat bulat seperti telur karena helm di kepalanya sedikit kebesaran. "Mbak, jangan berdiri terus, nanti bisa jatuh." Entah keberapa kali bapak tukang ojek itu memperingatkan dirinya untuk duduk. Namun dasar gadis bebal, Lessa justru semakin mengembangkan senyumannya. "Tidak apa, Bapak. Lessa pernah juara satu jalan di atas tali sirkus!" jawab Lessa enteng. "... dalam mimpi tapi, hehe," imbuhnya dengan cengiran. Bapak ojek itu hanya bisa mengembuskan napas lelah, lantas menggelengkan kepala. Sangat tidak mengerti melihat kelakuan penumpangnya yang satu ini. "Halo ... selamat pagi, Bapak!" Lessa tersenyum ramah ke arah seorang lelaki berkumis tebal dengan jaket hitam yang tengah mengendarai motornya. Orang itu menoleh ke arah Lessa dengan wajah bingung di balik kaca helm transparan. Namun tak urung, kepalanya mengangguk kecil. Lessa tersenyum lantas mengedarkan pandangan ke arah pengendara lain. "Selamat pagi, Kakak ...!" Senyuman Lessa kini tertuju pada dua orang perempuan yang ada di atas motor. Sontak saja keduanya langsung mengarahkan pandang dengan raut bingung. Dapat Lessa lihat perempuan yang ada di boncengan tengah tersenyum geli melihatnya. Motor yang ditumpangi Lessa terhenti pada lampu lalu lintas yang berubah warna menjadi merah. Angka 60 detik berjalan mundur terpampang di atas sana. "Halo ... Adek!" Lessa melambaikan sebelah tangannya ke arah anak kecil berbando merah muda dengan pipi gembul yang sangat menggemaskan. Anak itu duduk di antara kedua orangtuanya. Ketiganya langsung menolehkan pandang ke arah Lessa dengan sedikit terkejut, terkecuali anak kecil yang berusia sekitar satu tahun justru menatapnya dengan datar. "Om, Tante, anaknya lucu banget. Cantik kayak Lessa. Doain, semoga Lessa nanti punya anak selucu anak Om danTante, ya!" Sebelah tangan Lessa terulur untuk membelai pipi gembul anak itu tanpa sungkan. Ibu dan ayah anak itu terkekeh geli mendengarnya. "Aamiin, kamu juga cantik." Wanita berhijab merah muda yang memangku anaknya itu menjawab ramah sekali. Sorot matanya langsung terjatuh pada Lessa yang masih berdiri di atas pedal. Kernyitan halus muncul di dahinya terlebih melihat tubuh Lessa yang terbungkus seragam putih abu-abu. "Hati-hati, kamu bisa jatuh kalau terus berdiri seperti itu," peringat wanita itu sedikit khawatir. "Oh, tenang, Tante! Lessa pernah juara satu jalan di atas tali sirkus!" jawab Lessa dengan bangganya. Kedua mata wanita itu kian membulat terkejut. Mulutnya hendak berucap kembali, namun terhalang oleh lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi hijau. Lessa semakin mengembangkan senyumnya. Perasaan sedihnya akibat harus pindah dari kota kelahirannya terhapus sudah. Ternyata, Kota Malang tidak buruk juga. Bahkan orang-orangnya sagat ramah. Meskipun dirinya harus jatuh sakit selama satu minggu karena beradaptasi dengan suhu Malang yang dingin. "Selamat pagi Kakak ..., selamat pagi Tante ..., selamat pagi Om ...,  selamat pagi pohon, rumput ... selamat pagi semuaaa ...." Di sepanjang perjalanan, mulut Lessa tak henti-hentinya untuk mengucapkan selamat pagi pada objek yang dilihatnya. Bahkan tubuh mungil Lessa bergoyang ke sana ke mari, membuat motornya sedikit oleng. "Mbak, jangan gerak-gerak, motornya ikut oleng." Bukannya diam, Lessa justru tertawa lebar dan semakin menggoyangkan tubuh mungilnya. Membuat Bapak tukang ojek berteriak panik dengan mulut yang terus bercerocos kesal agar Lessa menghentikan aksi gilanya. "Mbak, Mbak, udah, Mbak! Nanti bisa kecelakaan!" Lessa tidak menurut. Ia terus menggoyang-goyangkan tubuhnya hingga motor itu oleng tak tentu arah, membuat kendaraan lain meneriakinya dengan klakson panjang. Lessa tidak peduli dan terus tertawa. Hingga akhirnya suara piluit panjang mengalihkan fokusnya. Motor yang ditumpangi Lessa terpaksa digiring untuk menepi dari jalan raya. Lessa tersenyum, lantas melompat turun dari atas motor. "Selamat pagi, Bapak polis ...." Seorang Polisi berperawakan tinggi, dengan wajah dipasang garang, serta memiliki perut yang sedikit buncit itu menunduk dan melotot ke arah gadis mungil yang tingginya hanya sampai batas perut. "Kamu tahu apa yang sudah kamu lakukan?!" Polisi itu langsung membentak Lessa yang tengah menengadah seperti tidak ada rasa bersalah sedikit pun. Lessa mengerjap kaget. Bibirnya sedikit mencebik. "Bapak, jawab dulu salam dari Lessa." Mata polisi itu membulat mendengar pernyataan gadis itu. Wajah yang tadi menyala-nyala kini berubah menjadi keterkejutan. "Pagi," jawab Polisi dengan dingin. Lessa kembali tersenyum. Selanjutnya polisi itu kembali memasang wajah galak. "Tindakan kamu tadi bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain!" ucap Bapak Polisi dengan penuh penekanan di setiap katanya. Lessa masih menampilkan senyuman dan menunggu orang berseragam itu untuk melanjutkan kata-katanya. "Tindakan kamu itu bisa mendapat sanksi! Duduklah dengan benar saat berkendara. Paham?!" "Siap, paham, laksanakan!" Lessa menghentakkan satu kakinya, lantas berdiri tegap seraya mengangkat tangan kanan bak tengah mengikuti upacara bendera. Polisi itu mengangguk lantas menyuruh Lessa untuk melanjutkan perjalannya. Lessa tersenyum senang, lantas mengulurkan tangan kananya. "Nama saya Lessa, nama Bapak siapa?" Polisi itu kembali terkejut bukan main. Baru kali ini dirinya memberi teguran kepada si pelanggar lalu lintas, justru mendapat timbal balik yang diluar prediksi. Dengan ragu, dirinya mau tidak mau menerima uluran tangan itu. "Hendrick." "Oke, Pak Hendrick." Lessa terus tersenyum tanpa melepaskan tangannya. "Pak Hendrick, doakan Lessa, ya, semoga nanti jodoh Lessa seorang polisi tampan seperti, Bapak." Untuk keterkejutan yang ketiga kalinya. Kini polisi bernama Hendrick itu dibuat melongo. Namun tak urung, wajah galaknya tadi berubah menjadi lebih lunak. Bahkan bibirnya kini melengkung menampilkan senyuman. Lessa melepaskan tangannya lantas kembali duduk di atas motor denagn benar. Sebelum motornya kembali melaju, Lessa sedikit memutar tubuhnya ke belakang. Mengangkat kedua tangannya lantas mengucapkan salam perpisahan. "Bye-bye, Pak Hendrick!" Lessa akhirnya bisa duduk dengan anteng. Akan tetapi mulutnya tak henti untuk berceloteh, menyapa siapa pun pada pagi yang cerah ini. Hingga akhirnya, motor itu terhenti di depan pagar sekolahnya. Lessa melompat turun dan melepaskan helmnya. "Terima kasih, Bapak! Jangan bosan-bosan ya, anterin Lessa!" Lessa tersenyum sangat manis, dengan memberikan helm itu kepada pemiliknya. "Bosaaan!" Bapak ojek berucap cepat. Cukup sekali dalam hidupnya saja dia mengantarkan gadis itu. Mungkin hari ini dirinya selamat. Tapi tidak untuk lain hari, bisa saja bangun-bangun sudah di alam kubur akibat ulah Lessa. Lessa sedikit cemberut dengan tangan kirinya merapikan tatanan rambut yang sedikit berantakan. Sedangkan tangan kanannya terulur untuk membayar biaya transportasi. "Tapi kalau Lessa order lagi, dan dapat nama Bapak, Bapak pasti senang kan ketemu lagi sama Lessa yang cantik, imut dan gemesin ini, iya kan?" tanya Lessa dengan penuh keperyaan diri. Bapak ojek online langung terbelalak setelah mendengar kalimat mengerikan itu. Kepalanya dengan cepat menggeleng dengan raut penuh ketakutan.             "Kalau dapat, Mbak Lessa lagi, saya langsung cancel saja. Daripada mempertaruhkan nyawa saya yang limited edition ini."             Lessa kembali mencebik, kedua matanya menatap tidak suka.             "Tapi, rezeki tidak boleh ditolak. Nanti dipatok sama cicak!"             "Gapapa, Mbak. Untung-untung saya sedekah sama ojek lainnya."             "Aamiin. Lessa suka sama orang yang suka bersedekah. Doakan Lessa ya, Pak. Semoga jodoh Lessa nanti orangnya juga suka bersedekah, biar selamat dunia akhirat!"             Orang di hadapan Lessa hanya bisa mengangguk-angguk lantas kembali menghidupan mesin motornya. Sepertinya beliau benar-benar tidak betah berada terlalu lama bersama Lessa. Sebelah tangan Lessa melambai, dirinya berteriak melihat kepergian Bapak itu. "Bye-bye, Pak Ojek!"             Lessa memegang tali ranselnya. Sedikit menaikkan tas merah muda yang ada di punggungnya. Kedua kakinya mulai melangkah memasuki gerbang sekolah dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya. Karena hari ini adalah hari pertama dia menjadi siswa resmi kelas sepuluh di SMA Amarilis. Di kota terbarunya setelah terbang dari Jakarta Selatan.              

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

TERNODA

read
198.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook