Dalam diam Lara menyadari jika sudah pasti ada hal yang terjadi pada adiknya hingga Lara bisa merasakan ada sedikit sorot mata Luruh yang terlihat terluka lalu dengan lembut Lara meminta adiknya untuk duduk di samping dirinya dan tak lama Lara menyahuti ucapan Luruh yang terlihat jika gadis itu berpura-pura tegar di depannya.
"Tentu saja kakak merindukanmu setiap waktu dek, sini duduk samping kakak karena ada hal yang kakak pikirkan sejak tadi, Luruh! Kamu yakin rindu kakak? Rasanya wajahmu seperti tidak biasanya loh? Bagaimana harimu? Menyenangkan? Sudah makan belum? Kamu ada masalah apa? Wajahmu seperti terlihat suram begitu," sahut Lara lembut.
Mendengar nada sedih Lara membuat Luruh bergegas menghampiri kakaknya dan bertanya apakah kakaknya baik-baik saja lalu di mana Rajan sekarang, kenapa pemuda itu membiarkan kakaknya sendirian begini kemudian Lara menjelaskan jika Rajan pulang ke rumah untuk tidur dan membersihkan diri karena semalaman dia hanya tertidur di sofa yang pendek itu.
"Loh kakak kenapa kayak sedih begitu nadanya? Ada sesuatu yang terjadi kak? Apakah kakak baik-baik saja? Ada yang sakit tidak kak? Lalu sekarang kak Rajan ada di mana? Kenapa dia gak ada sini kak? Ih dia tuh kenapa membiarkan kakak sendirian begini? Kakak gak terluka bukan? Mau aku panggil dokter ke sini gak kak?" tanya Luruh khawatir.
"Kakak sedih jika kamu sedang merasa sedih dek, kakak baik-baik saja jadi jangan khawatir ya? Rajan sedang pulang ke rumahnya untuk tidur sebentar dan mengistirahatkan badannya sama mau mandi katanya! Kasihan loh dia semalaman tidurnya di sofa yang pendek begitu pasti badan dia pegel banget loh, Luruh! Kamu kok gak jawab pertanyaan kakak?" tutur Lara lembut.
Luruh yang tidak ingin Lara kesepian membuat gadis itu menghibur kakaknya hingga tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 5 sore hari karena sejak siang tadi Luruh sibuk mengajak ngobrol dan bercanda dengan kakaknya untuk menutupi rasa sakit yang tadi sempat hatinya rasakan.
"Dulu tuh aku suka banget deh minumin vitamin buat kakak dan parahnya kakak gak marah sama aku ya? Kayaknya kalau ada kategori pemenang adik paling nakal, paling gak tau diri itu aku ya kak hahahaha! Rasanya masa-masa itu menyenangkan ya kak? Boleh gak sih aku minta waktu di putar lagi ya kak? Gak ya? Hahahaha!" canda Luruh riang.
"Gak apa-apa kamu nakal itu karena kamu berusaha menghibur kakak dan buat kakak kamu tuh udah menjadi adik terbaik kok! Di dunia ini satu hal yang kakak syukuri setelah memiliki mommy dan daddy yang sabar dan baik yaitu memiliki adik sekuat dan sayang ssperti kamu jadi mau dulu, sekarang atau nanti kamu tetap adik kesayangan kakak kok," ucap Lara lembut.
Di saat Luruh dan Lara larut dalam canda tawa mereka, di depan kamar rawat ada Rajan yang sengaja menunggu kehadiran Axton sebab dalam diam Rajan sekilas melihat ada tatapan sedih yang di tahan Luruh jadi pemuda itu ingin menanyakan alasannya pada suami Luruh karena di dalam hati Rajan menurutnya Luruh sudah seperti adiknya sendiri jadi ia tak ingin gadis itu sedih.
"Rasanya ada hal yang gak beres yang di simpan Luruh dah? Wajah dia terlihat biasa saja dan tawa selalu terdengar dari mulutnya, tapi tatapan mata Luruh seperti ada rasa sedih yang di tahan oleh gadis itu! Udah pasti ada hal lain nih yang terjadi sama dia? Kalau begitu gue harus bertanya sama Axton soal masalah yang Luruh simpan," batin Rajan khawatir.
Tak lama Axton hendak masuk ke dalam kamar rawat Lara untuk menjemput Luruh, tetapi tiba-tiba saja Rajan menghalanginya dan meminta waktu sebentar karena ada hal yang ingin Rajan tanyakan dan bicarakan dengan Axton tidak di hadapan Luruh ataupun Lara sedangkan Axton sendiri bingung dengan ucapan Rajan ini.
"Tolong bicara denganku sebentar, Axton! Ada hal yang ingin aku tanyakan dan bicarakan jadi dengarkan dan tolong ceritakan dengan jujur ya! Ini soal Luruh dan aku tidak ingin gadis itu sedih seperti ini, Axton! Dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri jadi tolong jaga Luruh sebaik mungkin bukan seperti ini," ujar Rajan serius.
"Bicara soal apa? Emang lu mau nanya apa kak? Tenang aja gue jujur kok! Luruh kenapa? Iya gue paham lu punya perasaan sama Lara jadi wajar kalau lu menganggap Luruh seperti adik lu ya gak salah juga sih! Loh emang gue salah apa? Ada masalah apa? Gue gak paham sama maksud ucapan lu ini kak, ada hal yang terjadi sama Luruh ya?" tanya Axton bingung.
Rajan yang mendengar nada jujur dan bimbang dari Axton membuat pemuda itu menjelaskan bahwa tadi Luruh beberapa kali terlihat begitu sedih dan gadis itu seperti menutupi kesedihan yang ia rasakan, untuk itu Rajan berusaha mencari tau dari Axton dan seketika Axton teringat jika saat dirinya hendak masuk mobil salah satu satpam kantor bilang Laninna mengajak pergi Luruh ke kedai yang ada di depan kantor.
"Loh? Lu gak tau masalah yang membuat Luruh sedih? Sejak tadi siang beberapa kali tatapan mata Luruh terlihat begitu sedih, tapi dia seperti menutupi kesedihan gitu jadi gue pikir lu tau sesuatu dan ya makanya gue nanya karena Lara tuh gak boleh kepikiran sama masalah untuk itu biar gue yang bantuin kalian supaya Lara selalu bahagia," ucap Rajan serius.
"Tatapan mata Luruh sedih? Dia seperti menutupi kesedihannya supaya Lara tetap bisa bahagia dan pulih ya? Eh iya! Tadi pak satpam juga bilang kalau Laninna mengajak pergi Luruh makan siang di kedai depan kantor ya? Wah! Ini pasti gara-gara ada omongan Laninna yang melukai hati Luruh nih?! Dia pura-pura bahagia demi kakaknya? Luruh pasti sedih," batin Axton khawatir.
Melihat suami dari Luruh yang seperti memahami sesuatu membuat Rajan mengingatkan Axton untuk jangan menyakiti Luruh karena ia sudah menganggap Luruh seperti adiknya dan Rajan tak akan membiarkan siapapun membuat Luruh sedih dan Axton mengangguk-anggukkan kepala tanda jika dirinya mengerti bahwa memang ini salahnya.
"Sepertinya ada sesuatu yang sudah lu pahami ya? Kalau begitu gue mohon sama lu untuk jangan menyakiti hati Luruh ya! Bukan masalah gue naksir Lara atau bagaimana cuma tuh gue tau mereka dari kecil jadi menurut gue Luruh tuh udah kayak adik gue! Kalau lu cinta dia jaga dia lebih baik dari gue! Gue gak gak membiarkan siapapun bikin Luruh sedih!" tutur Rajan serius.
Setelah selesai berbicara dengan Axton tak lama Rajan mempersilahkan pemuda itu masuk dan sesuai perkiraan Rajan bahwa kamar itu akan hening saat Axton masuk dan benar saja suasana tawa canda yang sebelumnya terasa hangat kini berubah menjadi sunyi saat Axton masuk ke dalam ruangan.
Bukan tanpa alasan Luruh dan Lara tak mengatakan apapun saat melihat kedatangan Axton, tapi Lara ingin melihat reaksi adiknya dan ternyata memang masalah yang Luruh simpan adalah karena suaminya sedangkan Luruh masih merasa kesal dan enggan bersikap biasa saja pada pemuda yang pandai bicara itu.
Dalam diam Axton bisa melihat jika ada sedikit perasaan terluka dan marah dari tatapan Luruh padanya hanya saja ia tidak ingin masalahnya menjadi nambah panjang karena bisa saja Lara ikut memikirkan persoalan ini di tambah keadaan kakak iparnya dalam keadaan yang menurun.
Untuk itu Axton memilih berbasa-basi dan menyelesaikan masalahnya di rumah karena pemuda itu tidak ingin akan ada masalah baru dari salah paham yang Axton sendiri saja tak paham hal yang dibicarakan oleh Luruh dan Laninna, sementara dalam diam Luruh menatap kesal dengan sikap sok baik yang di tunjukkan Axton pada kakaknya.
"Assalamualaikum, wah sepertinya kak Lara sudah membaik ya? Bagaimana hari ini seru ya bisa di temani Luruh? Syukurlah kalau kalian bisa menikmati waktu bersama setidaknya Lara akan cepat pulih jika banyak menghabiskan waktu bahagia bersama orang yang sangat ia sayang seperti Luruh ini," ucap Axton santai.
"Bisa-bisa itu manusia ngomong santai banget!! Kesal banget gue liat dia sok baik begini ke kak Lara! Udah mah gak jujur sama gue terus dia pikir dia bisa gitu bersikap biasa aja? Rasanya pengen banget gue lempar sendal dah! Cuma ada kak Lara gue gak boleh buat dia sedih karena masalah gue yang gak penting ini!" batin Luruh kesal.
Lara yang memahami jika Axton berusaha bersikap dewasa membuat gadis itu mengingatkan Axton dan Luruh menyelesaikan masalah mereka secepatnya sebab Lara tidak ingin mereka berdua saling menyakiti dalam diam sementara Luruh yang tak menyangka jika kakaknya tahu perasaannya membuat Luruh merasa semakin sedih.
"Terima kasih karena telah memilih Luruh, aku tidak tau apa alasanmu memilih adikku hanya saja jika kalian memiliki masalah sebaiknya cepat selesaikan masalah kalian sebab aku tidak ingin kalian saling menyakiti karena terus-terusan berdiam seperti ini! Tolong jaga Luruh dan Luruh tolong dengarkan Axton agar kalian saling memahami ya," tutur Lara lembut.
"Ih kenapa kakak malah berterima kasih sama dia? Jadi sejak tadi kakak sudah tau soal apa yang aku rasakan ya? Padahalkan aku tidak ingin membebani kakak, terus sekarang melihat kakak begini aku jadi semakin sedih karena seharusnya aku tidak menambah masalah ke dalam hidup kakak? Maafkan aku ya kak! Maaf aku malah mengecewakan dirimu," batin Luruh sendu.
Axton yang memahami nasihat dari Lara membuat pemuda itu menggenggam tangan Luruh dan membawa Luruh ke dalam mobil untuk mereka bergegas pulang dan membicarakan soal salah paham yang lagi-lagi di timbulkan Laninna, entah apa yang dibicarakan gadis itu pada istrinya ini.
Sesampainya di rumah tanpa berlama-lama lagi Axton menanyakan mengapa Luruh tak marah atau mengatakan jika Axton mungkin memiliki kesalahan sebab ia tak mengerti dengan ucapan yang di katakan Laninna pada Luruh tadi siang.
"Sebenarnya kamu kenapa, Luruh? Ada masalah apa sampai kamu diam begini? Apa alasanmu berdiam diri seperti ini? Hm? Kenapa kamu tak marah? Katakanlah jika aku mungkin memiliki kesalahan sebab aku tak mengerti dengan apa yang terjadi? Apakah Laninna bilang sesuatu sama kamu? Ada apa sayang?" tanya Axton bingung.
Dalam diam Luruh berusaha untuk tidak menangis di hadapan Axton sebab ia tak ingin dinilai lemah padahal pemuda itu tidak tau bahwa ada rasa sedih yang terpendam dan sulit untuk di ungkapkan melalui kata-kata dan belum tentu Axton menyadari bahwa ada hal terpenting yang Luruh inginkan dari Axton yakni kejujuran dan pemuda itu lebih terbuka pada dirinya.