Jangan Menyimpan Masalahmu Sendiri

1641 Kata
Hari itu adalah jadwal pemeriksaan fisik kakaknya membuat Luruh sibuk menempel pada Lara dan ia meminta kakaknya untuk tetap kuat dan jangan sedih jika ia tak bisa menemani kakaknya sebab daddy dan mommy melarang Luruh ke rumah sakit padahal Luruh ingin menenangkan Lara yang pasti bosan dengan aroma rumah sakit. "Hari ini kakak akan pergi ke dokter lagi ya? Semangat ya kak! Kakak pasti bisa dan tolong kakak jangan takut ya? Oh iya kakak juga jangan sedih karena aku tak bisa menemani kakak soalnya rumah sakit itu banyak yang sakit jadi aku tunggu di sini saja! Sebenarnya aku ingin ikut menemani kakak biar kakak tidak bosan cuma kalau aku sakit nanti repot ya," ujar Luruh lembut. Mendengar nada khawatir dan sedih adiknya membuat Lara mengusap-usap kepala adiknya lembut lalu ia bilang bahwa menurutnya walaupun Luruh tak ada di sampingnya, tetapi Lara selalu menganggap dimanapun ia pergi maka Luruh selalu menemaninya jadi Luruh tidak perlu mengkhawatirkan dirinya. "Tidak apa-apa, Luruh! Cukup kakak saja yang seperti ini, kamu harus selalu sehat ya? Lagipula walaupun Luruh tidak ada di samping kakak, untuk kakak kamu selalu ada di manapun kakak pergi maka kamu selalu menemani kakak jadi kamu jangan khawatir ya? Tolong tunggu dengan hati yang riang dan doakan kakak ya dek," tutur Lara lembut. Keduanya saling berpelukan dan tak lama daddy dan mommy menuntun Lara masuk ke mobil sementara Luruh pergi ke taman komplek karena ia bosan sendirian di rumah, ia tidak cemburu pada Lara dan ia sangat menyayangi kakaknya hanya saja ia ingin kakaknya bisa segera pulih dan mereka bermain bersama. "Kakak itu memang anak yang baik sekali ya? Aku tidak cemburu dengan kakak, aku sangat menyayangi kakak dan aku berharap kakak bisa segera pulih dan suatu saat kita bisa bermain bersama ya kak? Aku ingin menunjukkan serunya pemandangan dan permainan ini ke kakak hanya saja kak Lara tidak boleh terlalu kelelahan ya? Sedih sekali rasanya," gumam Luruh sedih. Di tengah-tengah perasaan sedih yang di rasakan Luruh tiba-tiba saja beberapa anak seusianya meledek Luruh karena kakaknya penyakitan dan di anggap beban untuk Luruh, mereka sudah biasa menghina Luruh dan Luruh tak menceritakan masalah ini pada siapapun karena menurut dirinya anak-anak ini meledek dirinya karena usil saja. "Yah dia lagi dia lagi!! Kenapa sih anak menyedihkan sepertimu harus kami temui?! Main saja di rumahmu jangan bermain di tempat kami seharusnya! Tak ada tempat untuk orang yang selalu sedih sepertimu itu tau!! Sudah sana pulang dan beritahu kakakmu yang penyakitan itu untuk berhenti saja jadi kakakmu toh dia berguna!" ledek salah satu anak senang. "Dia benar! Kakak seperti itu memang tidak ada bagusnya! Cuma beban keluarga begitu saja kamu bangga-banggakan, Luruh! Mending kami tak punya kakak, tetapi kami bisa bermain dengan siapapun daripada kamu yang bermain sendiri! Benar-benar anak yang sangat kasihan sekali ya dia! Harusnya kamu mau malu dengan kami ini hahaha," timpal anak yang lain bangga. "Terserah mereka mau menilai kakakku seperti apa toh mereka tidak mengenal bagaimana kakakku! Anak-anak usil ini kalau dibalas cuma hanya akan semakin meledek diriku saja jadi aku biarkan saja deh! Lagipula kakak bilang tidak boleh mencari masalah dengan orang lain kan ya? Yasudah aku biarkan saja," batin Luruh santai. Hingga tiba-tiba saja salah satu anak yang lainnya menghina Lara yang terus-terusan pergi ke rumah sakit karena anak itu akan meninggal dan Luruh merasa tidak terima dengan ucapan anak ini lalu ia memarahinya karena anak itu tidak memahami perjuangan kakaknya yang sudah bertahan selama ini untuk hidup. "Malu ya? Makanya kamu diam saja terhadap ucapan kami! Iyalah kakak kamu itu berulang kali ke rumah sakit itu artinya dia akan meninggal lebih cepat dibanding kita jadi seharusnya kamu tidak usah membanggakan kakakmu yang sekarat itu! Pada akhirnya nanti kamu seperti kami yang tidak memiliki saudara! Tidak usah bertingkah sok kuat!" sahut salah satu anak lain datar. "Jaga ucapanmu itu dasar anak nakal ya kalian! Kalian bukan Allah! Tidak seharusnya kalian itu berbicara kematian sementara hidup kalian sendiri saja tidak tau?! Kalian boleh menghina aku hanya saja kali ini kamu keterlaluan! Kalian tidak tau perjuangan kak Lara untuk bertahan hidup lalu kamu semudah itu bilang dia akan meninggal! Dasar gak punya hati!!" murka Luruh geram. Masih merasa kesal membuat Luruh memperingatkan anak-anak itu untuk jangan pernah lagi membicarakan kakaknya karena ia akan benar-benar melaporkan ucapan anak-anak ini kepada orang tua mereka jika mereka masih terus menghina kakaknya yang sangat ia sayangi itu. "Untuk ucapan kalian saat ini masih aku biarkan hanya saja kalian harus ingat satu hal ini! Kalau kalian jangan pernah lagi membicarakan kakakku seperti ini lagi atau aku akan benar-benar melaporkan ucapan kalian tadi ke orang tua kalian?! Jadi berhati-hatilah dengan sikap kalian padaku! Aku tak akan membiarkan kalian menghina kak Lara lagi! Ingat itu," ujar Luruh serius. Anak-anak itu berlarian ke sana ke rumah mereka sementara Luruh memilih menyimpan hal yang terjadi hari itu karena Luruh tidak ingin kakaknya bersedih ketika mendengar hinaan yang mungkin saja menyakiti hati Lara, tetapi sepandai-pandainya Luruh menyimpan masalahnya tak lama salah satu ibu dari anak itu datang dan meminta maaf ke keluarga Luruh dan Lara. Bukan tanpa alasan salah satu ibu dari anak yang meledek itu datang ke rumah karena kemarin anak itu terlihat mendorong Luruh hingga lututnya terluka dan ibu tersebut melihat dan tak lama memarahi putranya sambil menanyakan mengapa ia mendorong Luruh padahal ibu itu tau kalau Luruh anak baik. Mendengar pertanyaan dari ibunya membuat anak itu ketakutan dan menceritakan kalau tadi ia kesal karena Luruh membela kakaknya padahal Lara terlihat tak perduli dengan Luruh dan tentu saja hal itu membuat Luruh geram dan membalas anak itu bahwa ia tidak mengenal Lara jadi jangan menghina kakaknya terus. Kemudian dari sanalah ibu tersebut membawa anaknya hari ini ke rumah Luruh dan Lara untuk meminta maaf langsung pada dua anak itu karena bagaimanapun juga sebagai seorang laki-laki tidak boleh menyakiti apalagi menghina perempuan yang seharusnya di lindungi. Luruh yang tak ingin kakaknya terluka membuat gadis kecil itu menggenggam tangan kakaknya dan meminta Lara untuk jangan memasukkan ucapan tersebut ke dalam hatinya dan tentu saja Lara memaafkan anak itu karena menurutnya semua orang berhak memandang dirinya apapun. "Apapun yang kakak dengar tadi tolong jangan kak Lara masukan ke dalam hati ya? Aku tak pernah berpikiran seperti anak itu kok! Aku menyayangi kakak apapun keadaannya jadi semoga kakak tidak perlu memikirkan penilaian yang gak berguna ini ya? Kadang anak-anak usil seperti mereka ini kurang memahami orang lain loh kak," gumam Luruh khawatir. "Tenang saja, Luruh! Kakak baik-baik saja kok, kamu memang gadis kuat yang baik hati jadi kakak yakin kamu tidak mungkin berpikiran seperti anak-anak itu! Lagipula kakak memaafkan anak itu dan semua orang berhak memandang kakak seperti apapun jadi untuk kakak sendiri gak masalah kakak mau dibilang penyakitan atau apapun itu terserah dia," tutur Lara lembut. Untunglah hari itu berakhir damai dan malamnya Luruh terlihat termenung di kamarnya dan Lara tak sengaja melalui kamar adiknya lalu ia melihat adiknya melamun membuat Lara perlahan-lahan berjalan menghampiri kamar adiknya dan berusaha menghiburnya. "Loh, Luruh? Kenapa kamu melamun begini malam-malam dek? Lagi memikirkan apa kamu? Kepikiran soal ucapan anak kecil tadi ya? Tenang saja kakak tidak memikirkan ucapan dia dan kakak baik-baik saja! Lihat nih, kakak bisa tersenyum dan soal ucapan begitu sudah sering aku dengar jadi kayaknya aku terbiasa dan gak terlalu sedih kok," ucap Lara lembut. Suara kakaknya cukup membuat Luruh terkejut sejenak, tetapi tak lama gadis itu tersenyum lembut dan menanyakan apakah kakaknya belum mengantuk atau ada masalah yang terjadi di kamarnya hingga Lara belum tertidur di waktu seharusnya ia beristirahat ini. "Eh, kak Lara! Aku bukan melamun kok cuma suka aja memandang langit di malam hari kayak tenang gitu rasanya kak! Kakak tumben belum ngantuk? Lagi ada masalah atau gimana kak? Ini udah jamnya kakak untuk istirahat loh kak! Kakak baik-baik saja? Kalau kakak butuh sesuatu bilang sama aku gak apa-apa kok, ada apa? Hm?" tanya Luruh khawatir. Lara hanya tersenyum sekilas lalu ia memegang tangan adiknya erat sambil ia memohon pada Luruh untuk jangan menyimpan masalahnya sendiri karena sebagai kakak seharusnya Lara ada di saat susah maupun senang dalam hidup adiknya yang tanpa sadar Luruh telah di kuatkan oleh keadaan. "Kakak cuma butuh kamu untuk jangan memendam masalahmu sendiri! Kakak ingin mendengar kamu bercerita! Kakak ingin menjadi sandaranmu ketika sedih dan senang jadi nantinya kamu tidak boleh seperti ini lagi ya? Sebagai kakak seharusnya kita melalui semuanya bersama-sama jadi mari lalui setiap detik dengan saling berbagi cerita dan menguatkan ya," tutur Lara serius. Mendengar nasihat dan tatapan mata Lara yang berkaca-kaca membuat Luruh ikut juga merasa sedih lalu tak lama Luruh berjanji bahwa mulai hari ini ia tidak akan lagi menyimpan masalahnya sendiri dan Lara berterimakasih karena Luruh mau mendengarkannya dan telah belajar kuat selama ini tanpa dirinya. "Iya kak, maafkan aku ya? Aku hanya tidak ingin membuat kakak sedih jadi aku memilih untuk menyimpan masalahku sendiri agar tak membebani kak Lara, kalau begitu mulai hari ini aku tidak akan lagi menyimpan masalahku sendiri dan ke depannya kita akan melalui semua rasa sedih kita sama sama ya kak? Jangan beranggapan bahwa kakak sendirian," ucap Luruh sendu. "Kamu tidak perlu meminta maaf dek, kakak malah berterima kasih karena kamu sudah mau mendengarkan kakak dan terima kasih telah belajar kuat selama ini tanpa bercerita pada kakak! Selama ini kamu sudah hebat dan kakak akan selalu ada di sampingmu kapanpun kamu butuh kakak dek! Jangan memendam masalahmu sendiri ya Luruh," tutur Lara lembut. Di saat gadis cantik itu larut dalam kenangan dirinya bersama adik kesayangannya tak lama suara pintu kamar rawat Lara terbuka dan terdengarlah suara ceria Luruh yang membuat Lara teringat ini adalah nada suara Luruh yang selalu berpura-pura bahagia ketika ia sendiri sedang memikul masalahnya. "Halo kakakku sayang! Tadi katanya kakak Rindu ya? Ini aku datang untuk menghibur kak Lara dan aku akan menemani kakak sampai Axton pulang, apakah kakak sudah makan? Kakak butuh sesuatu gak kak? Ya ampun bukan kakak aja yang Rindu! Aku juga rindu kak," ucap Luruh manja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN