Tidak ada satupun orang yang tidak merasa aneh dengan perilaku Bhanu dan Yura selama beberapa bulan terakhir ini. Bayangkan saja, kedua anak itu selalu pergi bersama. Saling menempel satu sama lain bagaikan perangko. Di mana ada Bhanu, di situ pasti ada Yura. Di mana pun Yura duduk, di sebalahnya ada bangku kosong yang jelas itu pasti milik Bhanu. Dan, jika ada jam pelajaran kosong, semua orang akan tahu jika mereka akan menangkap pemandangan Bhanu dan Yura tengah asyik mengobrol dan membangun dunia mereka sendiri di tengah-tengah kerumunan dan kegaduhan kelas. Kini, murid-murid di kelas tak lagi melihat pemandangan itu. Bhanu lebih murung, tak pernah tersenyum. Sedangkan Yura lebih semakin lebih banyak diam dan bengong. Jika kursi taman di bawah pohon mangga memiliki perasaan, mungkin di

