bc

Segoro Geni

book_age18+
6
IKUTI
1K
BACA
revenge
tragedy
ambitious
pirate
like
intro-logo
Uraian

Sebelumnya aku adalah seorang laksamana terhormat, seorang pewaris tahta urutan ketiga dari sebuah kerajaan di pesisir Selat Malaka. Sampai saat di mana aku jatuh cinta pada kekasih seorang bajak laut bangsawan; bajak laut yang bekerja untuk kerajaan.

Kelompok bajak laut yang bertahun-tahun lamanya dirangkul oleh yang mulia ayahanda sebagai garda terdepan mengawasi lalu lintas laut, kapal-kapal yang tidak membayar upeti akan dikejar dan ditenggelamkan.

Tapi hari ini, di dalam anjungan sebuah kapal bajak laut aku adalah kaptennya. Pasang surut kehidupan menjadikanku sebuah lelucon, aku yang dulu memburu bajak laut yang mengganggu perairan, sekarang aku lah yang menjadi pemimpin mereka.

Inilah kisahku, perseteruan yang merubah lautan menjadi Segoro Geni (Lautan Api).

chap-preview
Pratinjau gratis
Baureksa
Sebelumnya aku adalah seorang laksamana terhormat, seorang pewaris tahta urutan ketiga dari sebuah kerajaan di pesisir Laut Jawa. Sampai saat di mana aku jatuh cinta pada kekasih seorang bajak laut bangsawan; bajak laut yang bekerja untuk kerajaan. Kelompok bajak laut yang bertahun-tahun lamanya dirangkul oleh yang mulia ayahanda sebagai garda terdepan mengawasi lalu lintas laut, kapal-kapal yang tidak membayar upeti akan dikejar dan ditenggelamkan. Tapi hari ini, di dalam anjungan sebuah kapal bajak laut aku adalah kaptennya. Pasang surut kehidupan menjadikanku sebuah lelucon, aku yang dulu memburu bajak laut yang mengganggu perairan, sekarang aku lah yang menjadi pemimpin mereka. Inilah kisahku, perseteruan yang merubah lautan menjadi Segoro Geni (Lautan Api). *** Malam itu laut begitu teduh, cahaya bulan purnama menjadikan permukaannya seindah kilauan emas. Kapal yang sangat kukenali dengan bendera kerajaan menurunkan jangkar di tengah laut.  Kapalku merapat, aku penasaran apa yang membuatnya menurunkan jangkar. Seorang wanita dengan rambut panjang dan gaun sutranya yang berkibar memanjat pagar buritan.  Di belakangnya, Kapten Baureksa dan selusin awak kapalnya tertawa seperti orang gila. Posisi kapalku yang semakin mendekat, menyela gelak tawa khas bajak laut itu. Baureksa menyambutku dengan seringaian paling jelek yang pernah kulihat, kumisnya yang tebal hampir menutupi seluruh bibir atasnya. Wajahnya yang biasanya penuh kharisma terlihat seperti i***t. Jembatan dari papan sudah dipasang antara kapalku dan kapalnya, aku menyeberang. "Apa yang membuat kapalmu menurunkan jangkar?" tanyaku penuh dengan nada arogansi.  Seolah-olah laut ini dibuat oleh nenek moyangku. Seperti inilah cerminan sikap kebanyakan orang-orang berkelas priyayi di lingkunganku.  "Hanya sedikit bersenang-senang dengan gadisku yang di sana, Tuan Laksamana Bhanu Lakeswara." Aku menengok ke arah gadis itu, mata birunya dipenuhi dengan kesedihan. Kecantikan yang sangat sempurna, aku hampir saja mengiranya seorang dewi laut.  Warna matanya yang sebiru laut dangkal kini memohon pertolongan. Sayangnya kami tidak biasa mengurusi urusan pribadi pelaut lain. Meskipun itu bukanlah sebuah peraturan tertulis tapi kami patuh menjalankannya.  "Sepertinya dia bukan gadis yang biasa bersamamu?" Aku memalingkan wajahku dari gadis itu, jantungku berdentam tak karuan.  "Dia baru bersamaku sebulan, awalnya dia penurut. Tapi sekarang dia menolak berbagi kesenangan dengan pria-pria jelek ini." Baureksa mendengus. "Sekarang aku memenuhi permintaannya untuk bebas, dia hanya perlu sedikit berusaha memanjat pagar itu." Tawanya menggelegar diikuti anak buahnya.  Aku mengangguk, "Teruskan, dan … bersenang-senanglah." Anak buahnya memberiku botol rum, kugunakan gigiku untuk mencopot penyumbat dan berharap bisa mengurangi pesona gadis itu dalam pikiranku dengan menenggaknya.  Baureksa meringis, "Sebuah kehormatan jika Tuan turut menyaksikan permainan kami." Ia mendekat ke gadis itu, menarik ujung jubahnya dan berjoget dengan gayanya yang m***m. "Eee … Eee.. ayolah gadis pengkhianat, kau seperti kucing manis yang nakal, Magdalena." Baureksa mendorong seorang kelasi paruh baya yang sangat jelek ke arah Magdalena, beberapa giginya yang tersisa dengan warna kuning kehijauan bergerak-gerak seperti singa ompong yang akan menerkam mangsa. "Ayolah orang tua, kau yang duluan. Kau harus bersenang-senang sebelum mampus," teriak Baureksa. Kelasi tua itu hampir menyergap Magdalena, tapi gadis itu lebih cepat terjun ke laut. Aku tanpa sadar menuju sisi pagar, kekasih Baureksa itu bisa berenang tapi aku yakin dia tidak akan bertahan lama di bawah sana.  Baureksa dan awak kapalnya terus terbahak-bahak. Aku terdorong untuk menolong perempuan itu. "Baureksa! Kurasa kau sudah cukup bersenang-senang, dia akan mati jika kau membiarkannya seperti itu." "Berhenti tertawa, sialan!" teriak Baureksa pada seorang awak yang belum juga berhenti tertawa, kurasa dia mabuk. Sampai pedangnya menempel di lehernya barulah pria itu berhenti tertawa.  Ekspresi Baureksa berubah serius, ia menatapku dengan pandangan tak percaya. Aku yang biasanya lebih kejam dari pada dirinya kini terlihat tidak seperti biasanya.  Aku menyembunyikan rasa kepedulianku pada gadis itu dalam ekspresiku yang angkuh. "Sepertinya Anda sedang tertarik Tuan Laksamana. Aku tidak percaya seleramu merosot begitu tajam, dia hanya seorang pelacur." Aku sendiri ingin menyangkal rasa ketertarikan itu tapi dorongan untuk menolongnya lebih kuat, "Kau siapa? Beraninya berkata-kata tentang seleraku. Ini wilayah kekuasaanku, aku yang memerintah. Cepat turunkan tangga monyetmu!"  "Baiklah, tapi sebelumnya sebuah kehormatan jika saya bisa mencoba permainan pedang Tuan." Ia mengacungkan pedangnya yang melebar dari tengah bilah ke ujung.  "Beraninya kau menyela perintahku!" Pedangku mulai beradu dengan pedangnya. Aku tidak biasa ditentang. "Kau sampah lautan. Bajak laut penjilat Raja!" "Kau anak bau kencur. Kau hanya beruntung lahir dari seorang p*****r bangsawan. Semua yang kau banggakan adalah milik ayahmu, memalukan. Kau bukan putra mahkota, kau sampah di istana ayahmu." Dia tertawa sambil terus menghujamkan pedangnya ke arahku.  Meski dalam keadaan mabuk tapi dia masih bisa mengimbangi permainan mautku.  "Sringggg … Tanggg!"  Kami saling dorong, pedang kami menyilang adu kekuatan. Sikunya menyodok pangkal leherku dan gagang pedangnya menendang tulang pipiku.  Kutendang tulang keringnya sangat keras, kemudian dadanya hingga ia terpental menabrak tiang utama. Kami berdua terengah, mengatur nafas dan menekan bagian tubuh kami yang terluka.  Aku memerintahkan awak kapalku menurunkan tangga monyet dan membantu Magdalena naik ke kapalku. Aku menyadari tindakan bodohku. Aku hanya seorang laksamana muda dan dia adalah panglima bajak laut kerajaan. Aku telah menempatkan diriku dalam masalah besar hanya karena seorang wanita. Sebuah tindakan gegabah yang sekarang mulai menggoyahkan keangkuhanku. Aku sudah keluar dari selubung kenyamanan sebagai anggota kerajaan, dan menantang badai. Baureksa dijuluki sebagai badai di laut, siapa pun yang menantangnya belum ada yang selamat. Tapi dengan seperti ini aku merasa menjadi lelaki jantan.  Aku kembali ke kapalku dan mengompres bengkak di tulang pipiku. Aku mulai gundah, kuakui ada getaran di dadaku, getaran rasa takut akan murka ayahandaku. Beliau paling tidak suka dengan pembuat onar. Selama ini aku belum pernah bertindak di luar batas tatanan keluargaku. Keharmonisan yang tak pernah membawa kedamaian dalam hatiku, terkadang aku merasa tidak ada bedanya antara diriku dan gembala dengan ikatan di leher.  Magdalena yang sudah mengeringkan diri menemuiku untuk berterima kasih. Ia masih terlihat pucat, bukan karena kedinginan, tapi kurasa karena bahaya besar yang baru kupermainkan.  Aku melampiaskan kegelisahanku dengan membawa wanita itu ke ranjangku, tanpa paksaan dan itu adalah penawarannya untuk rasa terimakasih. Kami sama-sama sedang kalut, dan butuh sesuatu yang bisa membuat kami lebih santai.  Sayangnya undangannya untuk menghabiskan malam bersamanya membuatku semakin terikat kepadanya. Dia gadis yang lima tahun lebih muda dariku dan sangat berpengalaman.  Kenyamanan yang belum pernah kudapat sebagai pria dua puluh satu tahun yang lebih banyak menghabiskan waktunya di perairan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Rise from the Darkness

read
8.4K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
639.9K
bc

Rebirth of The Queen

read
3.7K
bc

FATE ; Rebirth of the princess

read
35.9K
bc

Marriage Aggreement

read
86.9K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Scandal Para Ipar

read
707.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook