"Kamu ingin punya anak denganku, Bi?" Ulangnya sekali lagi. Aku langsung menggeleng supaya dia tidak berpikiran macam-macam dan wajah kecewanya lah yang ku dapatkan. Serba salah kan jadinya! Ini salah sahabat tengilku itu. Huh! Dasar Sofia luknut! Awas saja kamu nanti siang! Kenan melepaskan pelukannya dariku dan menyandarkan tubuhnya ke kursi kebesarannya. "Aku tahu. Bagaimana mungkin kamu ingin punya anak dengan pria yang tidak kamu cintai." Lirihnya. Aku menghela nafas panjang. Kemudian, duduk di pangkuannya dan memeluk lehernya manja. Mengelus pipinya supaya dia tidak sedih lagi. "Bukan karena itu." "Lalu, karena apa?" "Aku tidak ingin punya anak sebelum tamat kuliah." Dan sebelum berhasil membalaskan dendam ku, tambahku dalam hati. "Kenapa harus tamat kuliah dulu?" Aku tert

