bc

Irregular

book_age12+
442
IKUTI
1.3K
BACA
adventure
murder
goodgirl
powerful
tragedy
twisted
like
intro-logo
Uraian

✦ SUDAH TAMAT & GRATIS ✦

Genre : Science Fiction, Thriller & Romance (minor)

Terjadi pembunuhan berantai di kota Skyrothgar. Tidak ada yang ditinggalkan oleh si pembunuh selain bukti berupa sayatan berpola tak beraturan pada pergelangan tangan korban. Seluruh Path berusaha bekerja sama untuk mencari pelaku dalam pembunuhan tersebut.

Namun, semakin mereka cari, semakin banyak pula korban dari pembunuhan berantai itu. Lantas, jalan apa yang akan di ambil Delwish untuk menemukan pelaku di balik pembunuhan berantai itu?

Featuring :

Matildas Intelegencie Familia (MIF)

Maple (Male Female)

Slade Heroin

Golden Entertainment

( Character name based on BBM Roleplayer )

・cover source・

❥ Papong Design

chap-preview
Pratinjau gratis
[1] Welcome, Piper!
Sinar rembulan terlihat menyinari kota Skyrothgar. Angin malam berhembus sejuk, menyapu kulit para manusia yang belum memasuki tempat berlindung mereka. Jalan raya terlihat cukup padat dengan kendaraan yang mengisi setiap ruasnya. Malam ini, cuaca cukup baik, bahkan sangat baik untuk menyambut kehadiran Piper, sebuah wanita robot yang di desain untuk menghiasi dan menemani kehidupan manusia dan diprediksi akan menjadi tolak ukur kemajuan teknologi di Skyrothgar. Piper adalah manusia robot berjenis kelamin wanita yang di desain untuk membantu kehidupan manusia. Mulai dari membersihkan rumah, membantu pekerjaan path bahkan sebagai robot pertahanan dengan kelengkapan s*****a 99,99% akurat dan canggih. The Rapture, sebuah gedung dengan tiga puluh lantai yang biasa dipakai untuk rapat para petinggi path, malam ini akan digunakan sebagai tuan rumah atas pengaktifan Piper. Seluruh penghuni kota Skyrothgar dipersilahkan untuk mendatangi acara penyambutan ini tanpa terkecuali. Mereka hanya perlu menunjukan identitas mereka yang langsung muncul saat sidik jari mereka ditempelkan pada rivane, sebuah alat pendeteksi identitas yang hanya membutuhkan sidik jari si pemiliknya. Rivane akan menampilkan berbagai informasi, mulai dari nama, tempat tinggal bahkan jika dibutuhkan, akan menampilkan memori orang itu sendiri. Sidik jari manusia di Valhalla akan di daftarkan pada rivane sejak mereka lahir dan menghirup oksigen untuk pertama kalinya di dunia ini. Lampu sorot yang ada di depan gedung, baru saja dinyalakan. Menandakan bahwa sebentar lagi, Piper akan menjadi bagian dari mereka. Ribuan orang sudah memenuhi depan gedung, hanya orang dengan fasilitas tertentu, dan atau petinggi the path yang diizinkan mendapat fasilitas VIP. Mereka bisa melihat Piper dari jarak dekat, jauh lebih dekat daripada yang tidak memiliki jabatan penting di path-nya. Seorang gadis terlihat sedang berdiri di depan pintu apartemennya. Ia terus memperhatikan jam tangan berwarna merah muda yang melingkar dengan indah di tangan kirinya. Sesekali ia membetulkan anak rambutnya yang terasa mengganggu visual pengelihatannya. "Ibu, kita harus cepat ke sana. Aku ingin melihat saat dia diaktifkan, Bu," teriak gadis itu. Gadis itu berkacak pinggang di depan sebuah pintu apartemen. Ia terus mengetukkan ujung sepatunya pada lantai, menandakan bahwa ia sudah bosan menunggu di depan sana. Pintu kamar apartemen terbuka, terlihat seorang wanita yang terlihat jauh lebih tua dari gadis tadi keluar dari dalam kamar apartemen, yang ia panggil dengan sebutan, Ibu, tadi. "Kamu adalah anak tunggal Ibu yang sangat manja dan keras kepala. Untung saja kamu perempuan, jadi, Ibu akan memikirkan berulang kali untuk mendaftarkanmu ke Midgard sebelum kamu berusia 16 tahun," ujar wanita itu. Gadis itu hanya memutarkan bola matanya, seakan sangat bosan dengan pembicaraan yang baru saja disampaikan oleh Ibunya. Mobil berwarna hitam tampak melaju cukup cepat dan gesit diantara mobil lainnya. Perlahan namun pasti, si pengemudi itu menyelinap diantara celah mobil yang memberikan akses jalan untuk mendahuluinya. Sebuah tangan terulur dari dalam mobil, merasakan dinginnya angin malam di kota Skyrothgar. Tidak cukup dengan tangan saja, gadis itu kembali menekan tombol untuk menurunkan jendela mobilnya. Ia memejamkan matanya, menghiraukan pandangan setiap orang yang melihatnya dan menganggapnya sebagai manusia aneh karena perilakunya saat ini. "Delwish, tutup kaca itu. Angin malam tidak baik untuk kamu!" perintah wanita yang duduk di sebelahnya. Pandangan wanita itu tetap terfokus pada jalan raya, sedangkan tangan dan kakinya sibuk mengendarai mobil itu. Tangan wanita itu terjulur dan menyentuh tangan gadis tadi yang ia sebut Delwish. Wanita itu mengenggam lembut dan menarik pelan. "Tutup kaca itu," perintahnya. Gadis bernama Delwish itu langsung merunyamkan wajahnya. Ia hanya menggerutu seorang diri dan menuruti perintah Ibunya untuk menutup kaca mobil yang baru saja ia buka. "Sudah," jawab Delwish. Wanita itu menoleh sebentar, tangannya terangkat dan menyentuh puncak kepala Delwish lalu mengusapnya perlahan. Pandangannya kembali terfokus, sedangkan tangannya mengusap lembut puncak kepala Delwish. "Gadis pintar." Delwish mengulum senyum mendapati perlakuan hangat dari Ibunya. Ia sangat menyukai perlakuan yang satu ini, Delwish merasa dirinya menjadi spesial dan penting bagi Ibunya. The Rapture tampak penuh dan sesak karena dihadiri oleh ribuan orang yang ingin menyambut kehadiran Piper. Sangat sulit bagi tamu petinggi path untuk masuk ke dalam dan menempati kursi VIP mereka.Karpet merah terbentang dengan cerahnya di lantai. Menutupi keramik berwarna putih yang berada di bawahnya. Ini adalah ide Grey. Ia mengusulkan untuk membentang karpet berwarna merah cerah sebagai tanda penyambutan atas Piper, dan menurutnya ini cocok, karena menggambarkan sebagai jiwa membara dan bahagia karena menyabut Piper. Ruangan VIP cukup terkendali, para petinggi path yang sudah datang, segera menempati kursi mereka sesuai dengan nama yang sudah ditempelkan pada kursi-kursi itu. Penyambutan kehadiran Piper akan dilaksanakan di lantai satu dan dua. Ruang VIP terletak di lantai dua, sedangkan non VIP berada di bawahnya. Mereka yang terlambat datang otomatis akan mendapatkan kursi terluar dari gedung itu. Bahkan mereka rela berdiri di luar gedung hanya untuk melihat proses penyambutan Piper melalui TV nirkabel yang terpampang dengan jelas di depan gedung. Acara ini disiarkan di seluruh stasiun TV dibawah kendali path Golden Entertainment. Tapi, beberapa dari mereka memilih langsung mendatangi gedung dan melihat secara langsung di tempatnya. Seorang pria terlihat membenarkan penampilannya melalui sebuah kaca berlatar hitam yang memperlihatkan lampu-lampu indah kota Skyrothgar. Bayangannya memantul dengan sempurna di kaca itu, menandakan bahwa di luar sana sudah cukup gelap dan hanya ada penerang dari gedung-gedung yang menjulang. Setelah merasa puas dengan tampilannya, pria itu tersenyum dan berbalik badan, menyudahi aktifitas merapikan penampilannya. "Sudah siap?" tanya seorang pria yang terlihat seumuran dengan pria tadi, hanya saja badannya jauh lebih pendek. "Iya, tentu saja. Malam ini adalah malam yang sangat aku nantikan. Kita sudah merencanakan ini selama hampir satu tahun, jadi, kita tidak boleh gagal, One," jawab pria itu. Pria bernama One itu tersenyum, tidak, itu bukan senyum. Dia menyunggingkan bibirnya ke sudut kanan dan menganggukan kepalanya membenarkan apa yang baru saja di ucapkan pria dihadapannya. One memasukan tangannya ke dalam saku celana, "Aku percayakan padamu, Alfarl." One menepuk bahu Alfarl dan berlalu pergi meninggalkan pria itu. Waktu yang dinantikan sudah tiba. Seluruh tamu undangan dan orang petinggi path sudah hadir di sana. Terlihat dua orang wanita yang mendorong sebuah kotak berwarna hitam dengan tinggi dua meter dan lebar 50cm memasuki ruangan. Lalu, mereka menaruhnya tepat di samping mimbar panggung, dan pergi meninggalkannya. Kotak hitam itu bertuliskan 'Piper'. Tandanya, Piper ada di dalam sana. Bangcox berdiri dari kursinya, mengaitkan kancing jasnya. Malam ini, ia bertugas memberi sambutan atas hadirnya Piper. "Jangan gugup," ujar Yechi. "Aku tidak gugup, sayang," jawab Bangcox. "Baiklah, kalau begitu. Berikan pidato yang menarik untuk kami." Yechi adalah istri Bangcox. Wanita itu berasal dari Maple. Mereka bertemu saat di Midgard, dan bisa di bilang cinta pada pandangan pertama. Beruntung, Bangcox merupakan pemimpin MIF, sehingga ia bisa mendapatkan hukum bebas menikah. Peraturan menikah di Valhalla bersyarat. Diantaranya adalah, pertama, hanya seorang pemimpin path yang diizinkan menikah, pernikahan itu akan tetap berlaku walaupun sang pemimpin akan turun dari masa jabatannya. Kedua, mereka di wajibkan berasal dari Maple, entah keduanya atau salah satunya. Namun, untuk pasangan dengan hanya salah satu yang berasal dari Maple, mereka harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemimpin dan juga Horus. Pasangan yang hanya salah satunya berasal dari Maple sedangkan yang satunya berasal dari path lain, akan disebut, Muggle. Bangcox mencium puncak kepala Yechi lembut, lalu berjalan menuju mimbar. Dari mimbar, ia dapat melihat jelas ruang VIP yang sudah ramai, dan di luar sana banyak orang yang dapat melihat dirinya yang saat ini sedang berdiri di atas mimbar. Seluruh mata menatapnya saat ini, begitu juga dengan kamera yang di arahkan tepat pada wajahnya. Bangcox melonggarkan ikatan dasi pada lehernya dan mulai mendekatkan kepalanya pada microfon yang terletak di sana. "Selamat malam semuanya," sapa Bangcox. Hening. Tidak ada jawaban. Bangcox menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Ia hanya beranggapan bahwa orang-orang akan mendengarkan pidatonya sehingga mereka tidak ada yang bergeming atas sapaannya tadi. Ruangan VIP terasa sangat dingin bagi Bangcox. Tidak biasanya ia merasakan seperti itu. Keringat dingin terus mengalir menandakan bahwa dirinya gugup, saat ini. Bangcox tidak mempedulikan reaksi orang-orang terhadap dirinya. Ia hanya menyampaikan pidatonya yang singkat, lalu pergi meninggalkan mimbar itu. Bangcox menyelesaikan pidatonya dengan singkat, padat dan jelas. "Keringatmu terlihat mengalir deras dari sini. Apakah kau gugup, Bangcox?" tanya Grey. "Tidak," jawab Bangcox cepat. Yechi menarik kursi di sampingnya dan mempersilahkan Bangcox duduk. Meja yang mereka tempati diperuntukan bagi pemimpin path. Meja itu di desain dengan bentuk lingkaran agar yang duduk di sana bisa saling bertatap muka antara satu dengan yang lainnya. "Kau datang seorang sendiri?" tanya Bangcox saat melihat kursi sebelah Xekop terlihat kosong. Xekop yang sedang minum langsung menghentikan aktifitasnya dan meletakkan gelasnya di atas meja. "Filcha sedang sakit, dia perlu istirahat," jawab Xekop. Bangcox menganggukan kepalanya mengerti. Xekop melihat Bangcox sudah puas akan jawabannya, lalu ia kembali meneguk wine nya perlahan. "Apa kau tidak ada rencana menikahinya?" tanya Grey, yang sukses membuat Xekop tersedak. "Haha, yang benar saja, mana mungkin dia menikah. Aku yakin, Xekop masih betah dengan masa lajangnya dan tanpa istri," sahut Oner. Di antara para pemimpin path, hanya Xekop seorang diri yang masih belum menikah. Entah harus berapa kali lagi ia berpikir mengenai seorang wanita. Bagi Xekop, sangat sulit mendapati wanita yang merupakan wanita idamannya. Sering kali, ia hanya menemukan wanita idealnya yang mendekati angka 80%, jika sampai waktu ditentukan wanita itu tidak memenuhi kriteria nya, maka ia akan dengan mudah mencampakannya. Grey tampak mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang sepertinya belum terlihat batang hidungnya. "Kau mencari siapa?" tanya Bangcox, ia menyadari bahwa sedari tadi mata Grey tidak berhenti mencari seseorang. "Dia." Grey menunjuk seorang wanita yang menggandeng tangan gadis dan sedang berjalan ke arah meja mereka. "Apa gadis itu anakmu?" tanya Bangcox. "Kau gila? Tentu saja bukan. Gadis itu adalah Delwish, Edelweiss Shevalonica. Dia adalah anak dari Paler dan Sagey," jelas Grey. Bangcox menganggukan kepalanya. Sagey adalah mantan anggota path Maple yang kini pindah menjadi MIF. Dia diizinkan pindah path, karena Paler merupakan salah satu anggota terhormat di MIF dan pemimpin sebelumnya, Howdy, mengizinkan atas kepindahan Sagey ke path MIF. Delwish dan Sagey menghampiri meja mereka, "Kenalkan, ini anakku, Delwish." "Selamat malam, nama saya Edelweiss Shevalonica, kalian bisa memanggil saya Delwish. Nama saya dapat diartikan bunga abadi yang indah," ujar Delwish. Delwish mengulum senyum dan memperlihatkan garis matanya yang melengkung ke atas membentuk eye smile. "Gadis pintar." Oner mengusap kepala Delwish lembut. "Mana suamimu?" tanya Grey. "Paler sedang ditugaskan di Brood. Dia akan kembali lusa," jawab Sagey. Paler merupakan anggota MIF yang paling sering ditugaskan ke luar kota untuk mengikuti rapat-rapat kantor cabang path di sana. Ia dipercaya sebagai informan yang handal dan terpercaya. Tidak heran, apapun yang ia minta, pasti akan diwujudkan oleh pemimpinnya. Termasuk pernikahan dan anak yang mereka miliki. Seorang pria dengan perawakan tidak terlalu tinggi terlihat memasuki panggung dan berdiri di atas mimbar. Ia terlihat membawa beberapa kertas yang akan ia bacakan untuk membuka acara ini. Itu adalah kertas berisikan informasi tentang Piper. "Siapa itu?" tanya Oner saat melihat pria yang tidak terlalu asing dimatanya. "Jeje," jawab Bangcox. "Jeje?" "Jjmxn, orang dengan nama tersulit di MIF yang pada akhirnya menyebut dirinya dengan panggilan Jeje," jelas Bangcox. Jjmxn membacakan informasi mengenai Piper. Mulai dari sang pencetus ide, yaitu, Kicapt, King'sx dan Bangcox. Mereka berharap, dengan hadirnya Piper, dapat memudahkan kehidupan sehari-hari manusia di Valhalla. Entah itu pekerjaan rumah ataupun pekerjaan path. Sagey dan Delwish diminta untuk ikut duduk di meja para pemimpin itu, dan sangat diwajarkan mengingat status Paler yang sangat diistimewakan. Kotak hitam yang sedari tadi ditutupi, perlahan mulai di buka. Warga Skyrothgar antusias melihat wujud asli dari Piper. Cklek! Seluruh orang yang ada di sana terkejut bukan main. Piper tidak ada di dalam sana. Semua orang yang hadir di sana bertanya-tanya mengenai keberadaan Piper. Jjmxn yang menyadari itu, segera melihat isi kotak itu. Terdapat secarik kertas berwarna kuning yang berisikan sebuah tulisan di sana. Piper adalah hasil penelitian dirinya bersama kedua rekannya. Piper sudah di desain sedemikian rupa agar tercipta dengan sangat baik. Selain menjadi robot pembantu, Piper di desain untuk memiliki s*****a, yang dapat digunakan sebagai bodyguard pemiliknya. Bangcox tidak diam, melihat itu, ia cukup panik. Dia langsung berlari ke arah panggung dan menghampiri Jjmxn dan mengambil kertas itu. "Apa itu?" tanya Jjmxn. "Sebuah surat." Bangcox membuka lipatan kertas itu dan mulai membacanya. "Its rose, not Piper," ujar Bangcox sesuai dengan isi surat yang ia pegang saat ini. Jjmxn dan Bangcox saling bertatapan, mencoba mencerna kata-kata yang ditulis pada secarik kertas itu. Sagey menaruh tasnya di atas meja lalu menghampiri Bangcox dan Jjmxn yang tampak kebingungan di atas panggung. Seluruh tamu VIP dan tamu yang berada di lantai satu tampak berbincang mengenai kejadian ini. Hal yang seharusnya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga Skyrothgar, kini semuanya sirna. Piper menghilang, bahkan sebelum ditunjukkan pada publik. Sinar flash dari kamera memenuhi ruangan. Para anggota Golden sibuk mengambil gambar dan menulis berita untuk disiarkan secara live dan tentunya akan menjadi topik hangat yang akan mengisi koran besok pagi. Sagey merebut kertas yang dipegang oleh Bangcox dan membacanya, "s**l!" pekiknya. "Kau mengetahuinya?" tanya Jjxmn. "Ya, ini pasti ulah Moord," jawab Sagey. Sagey mengepalkan tangannya, membuat kertas yang ada ditangannya terlipat tak beraturan. "Siapa Moord?" tanya Bangcox. "Dia adalah pembunuh Cogav. Aku dan Paler sepakat menamai pembunuh misterius itu dengan nama itu. Saat Cogav mati, hanya ada secarik kertas berwarna kuning tanpa tulisan apapun. Kecelakaan yang dialami olehnya sangat tidak lazim. Ia tewas tanpa kehilangan banyak darah, bahkan memar badannya tidak begitu jelas," jawab Sagey menerangkan tentang kejadian pembunuhan Cogav. Cogav adalah salah satu anggota MIF yang tewas dalam kecelakaan mobil empat tahun yang lalu. Mobilnya ditemukan sudah rusak parah akibat menabrak pembatas jalan. Tidak banyak darah yang ada pada tubuhnya, hanya ada goresan kecil pada dahi kanan nya, dan suhu badannya seperti orang normal. Pihak MIF tidak dapat melakukan autopsi lanjut, karena pihak keluarga percaya bahwa itu hanyalah sebuah kecelakaan jalan raya, dan merelakan kematian Cogav tanpa mencari kebenaran, apakah ia dibunuh atau tewas akibat kecelakaan. Sagey bersikeras bahwa saat itu, Cogav telah dibunuh. Ia berusaha mengajukan permohonan, bahkan Paler menghadap Horus untuk meminta izin autopsi untuk membuktikan itu. Hasilnya, nihil. "Apa yang terjadi?! Ada apa ini?! Katakan padaku!" King'sx baru saja tiba, ia melihat kekacauan yang ada di sana. Wajahnya tampak memerah menahan amarah dan tangannya menarik kerah Bangcox dengan cukup kuat. "Bisakah kau tenang terlebih dahulu?" ujar Jjmxn. King'sx menolehkan kepalanya pada Jjmxn. Emosinya berada di puncaknya. "Tenang? Bagaimana bisa? Aku sudah menghabiskan ribuan geld untuk menciptakan Piper, dan sekarang ia hilang entah kemana, lalu sekarang hanya tersisakan secarik kertas bodoh yang menyatakan bahwa Piper sudah dicuri. Apakah itu masuk akal bagimu?" King'sx mencercah Jjmxn dengan segudang pertanyaan dan protesnya. Sagey melihat itu, ia kemudian menarik nafas dan melerai keduanya. "Keluarkan semua yang ada di gedung ini dan sisakan hanya beberapa orang penting. Aku akan memulai penyelidikkan," perintah Bangcox pada seorang pria berpakaian serba putih yang berdiri tidak jauh dari mereka. Pria itu menganggukan kepalanya dan segera memberikan pengumuman untuk memulangkan para warga kota Skyrothgar yang sudah hadir di sana. Keadaan sangat ricuh. Kebanyakan dari mereka merasa kecewa karena tidak melihat Piper. Mereka keluar dari gedung dengan ricuh, beberapa diantaranya bahkan merasa kesal sekaligus kecewa dan menendang kursi yang semua telah ditata rapi sedemikian rupa. "Delwish, kau ikut dengan paman Oner, oke? Paman dan Ibumu akan bekerja hingga larut. Lebih baik kau juga menginap di rumahnya," ujar Grey. Delwish hanya seorang gadis kecil berumur 14 tahun yang sudah mengerti mengenai keadaan semacam ini. Pekerjaan orang tua nya yang sangat sibuk, membuat Delwish terbiasa sendiri dan terbiasa menginap di rumah orang lain. Oner tidak berhak melakukan penyidikan ini, begitu juga dengan Xekop. Penyidikan ini adalah tugas MIF, sedangkan Grey hanya bertugas sebagai pengawas pada setiap langkah mereka. Grey memutuskan untuk menitipkan Delwish pada Oner, karena Delwish akan aman di sana, dan tentunya merasa nyaman dengan berbagai fasilitas canggih akan elektronik yang ada di rumahnya. "Tolong jaga dia, Ner." Grey menepuk bahu Oner, kemudian Oner meraih tangan kiri Delwish dan menuntunnya keluar dari gedung itu, diikuti dengan Xekop yang berjalan di belakang mereka. Grey berjalan menghampiri Sagey, Bangcox, Jjmxn dan King'sx yang tampak panik di atas panggung. Mereka masih tidak menyangka, malam yang seharusnya menjadi malam perayaan bagi warga Skyrothgar, kini sirna. "Dimana Kicapt?" tanya King'sx yang menyadari bahwa Kicapt tidak hadir diantara mereka. Kicapt adalah salah satu pencetus ide atas Piper, seharusnya ia datang dan ikut merayakan malam ini. Tapi hingga kericuhan ini terjadi, batang hidungnya tidak terlihat. "Kekasihnya, Cubiz, sedang sakit, kabarnya sedang mengandung," jawab Jjmxn. "Dari mana kau tau?" "Aku melihat statusnya. Kau tau kan, jika dia adalah orang yang sangat up to date dalam berbagai peristiwa," jelas Jjmxn. Brak! Terdengar suara sangat keras dari arah pintu. Tiga orang pria dengan berpakaian serba hitam menerobos orang-orang yang mengantri pintu keluar. "Hentikan orang itu!" perintah King'sx dan menunjuk tiga orang tadi. Penjaga yang berdiri di dekat pintu langsung melaksanakan perintah King'sx untuk menghentikan orang itu. Menyadari bahwa King'sx memerintah pada penjaga, ke tiga orang itu semakin berdesakkan di antara kerumunan orang-orang yang akan keluar. "Kenapa kau hentikan?" tanya Bangcox. "Tas hitam itu berisikan Piper, kau tidak lihat bahwa tangan titanium cantiknya muncul melalui celah tas itu?" King'sx menunjuk tas hitam yang berukuran cukup besar, yang dibawa oleh salah satu dari mereka. "Itu pasti pencurinya," ujar Sagey. Bangcox dan Jjmxn segera mengejar ketiga orang tadi sebelum meninggalkan gedung. Seorang penjaga menghampiri Bangcox dan Jjmxn yang sibuk mengejar ketiga orang tadi, "Mereka menuju atap gedung. Sebuah helikopter sepertinya menjemput mereka," ujarnya. Pintu lift terlihat menutup, bayangan pria berbaju hitam memantul dari cermin yang ada pada dalam lift itu. Jjmxn menarik Bangcox untuk menaiki tangga darurat. Mereka harus tiba di lantai atas sebelum lift itu sampai pada atap gedung. "Aku lelah. Kau saja lebih dulu, Je." nafas Bangcox terengah-engah, padahal mereka baru meaiki tangga sejauh lima lantai. Jjmxn mengangguk dan meninggalkan Bangcox. Jjmxn akan menaiki tangga hingga lantai sepuluh dan menekan tombol lift agar pintunya terbuka. Sehingga Jjmxn bisa mencegat ketiga orang itu di sana. Terlihat papan bertuliskan angka sepuluh di samping sebuah pintu berwarna hijau. Jjmxn bergegas menarik tuas pintu itu dan berlari menuju lift. Jjmxn menekan tombol lift ke arah atas dan bawah berulang kali. Berharap agar pintu lift terbuka. Ting! Pintu lift terbuka. Di dalam sana terlihat tiga orang pria yang Jjmxn kejar. Jjmxn menarik kerah baju pria yang membawa tas itu. "Sepertinya kau tidak pintar dalam melakukan pencurian, tuan," ujar Jjmxn. "b******n!" pria itu melayangkan pukulannya tepat di hidung Jjmxn. Darah segar terlihat mengalir melalui hidungnya, Jjmxn langsung menyeka darah itu dengan punggung tangannya. "Mari kita lihat siapa yang pantas kau sebut bajingan." Jjmxn menarik pria itu keluar lift. Tangan Jjmxn mengepal. Pukulan ia layangkan tepat di wajah pria itu. "Beraninya kau mencuri Piper di hari yang tidak seharusnya. Tidak bisakkah kau menunggu sebentar untuk membelinya?" Jjmxn kembali melayangkan pukulannya. Ia tidak mempedulikan jawaban apa yang akan diberikan oleh pria dihadapannya. Kedua pria yang ada di dalam lift tidak tinggal diam. Mereka menghampiri rekannya yang sedari tadi dipukuli oleh Jjmxn. Pria dengan perawakan tinggi dengan rambut hitam mengkilap berlari kecil menghampiri Jjmxn dan menendang badan Jjmxn hingga terguling ke samping. Pria itu langsung menduduki perut Jjmxn dan melayangkan pukulan yang sama pada wajah Jjmxn seperti yang Jjmxn lakukan pada rekannya. Hidung dan mulut Jjmxn sudah dipenuhi darah dan bahkan kesadarannya sudah tidak sepenuhnya seperti awal ia menyerang mereka. "Hei, pecundang!" teriak Bangcox dari belakang mereka. Ketiga pria itu langsung menoleh ke arah Bangcox teriak. Bangcox baru saja tiba di lantai sepuluh. Ia melihat Jjmxn yang sudah lemas terkapar di lantai akibat pukulan yang diberikan oleh pria di atasnya. Bruk! Bangcox menendang kepala pria itu. Ia melihat tas berwarna hitam yang dipegang oleh pria yang satunya, yang berdiri tidak jauh dengan rekannya yang sibuk memukul Jjmxn. Mereka terlihat bodoh, karena yang membawa tas itu sama sekali tidak meninggalkan tempat, dan memilih menemani rekannya yang sibuk memukuli Jjmxn. Pria yang baru saja ditendang oleh Jjmxn langsung jatuh tersungkur dan memegangi kepalanya yang terasa nyeri, "Bodoh! Cepat kau bawa tas itu ke atas, One!" perintah pria itu. "Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian, Al," jawab One. One memukul kepala Bangcox dengan tas hitam dengan berat sebelas kilogram. Badan Bangcox terhempas sejauh dua meter. Rasa sakit dan pening menghampirinya. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia dapat melihat dengan jelas bahwa ketiga pria tadi berusaha kabur meninggalkan lantai ini. Di lantai sepuluh hanya berisikan meja kerja yang kosong, karena para pekerjanya sedang tidak bekerja saat ini. Bangcox bangkit dari duduknya. Ia melihat ke sekelilingnya dan mencari benda yang bisa ia gunakan untuk melempar ke arah pria yang membawa tas hitam itu. Tangan Bangcox tergerak mengambil vas bunga berbahan dasar tanah liat seberat dua kilogram. "Gotcha!" Bangcox melemparnya tepat di tengkuk pria bernama One itu dan ia langsung melepaskan tas hitam karena gerak refleks nya terhempas akibat Bangcox melempar vas bunga, tepat pada titik lemahnya, yaitu daerah tengkuk. Bangcox langsung berlari mengambil tas itu, dan dengan cepat berlari menuju tangga darurat untuk meninggalkan mereka. "s****n!" Alfarl berlari mengejar Bangcox yang membawa tas hitam itu. Bangcox dan Alfarl sibuk berkelahi memperbutkan tas hitam yang berisikan Piper. Piper memang robot wanita yang di desain elastis, dia bahkan bisa masuk ke dalam tas yang hanya sebesar satu meter saja. One masih belum tersadar sepenuhnya. Ia merasa pening, bahkan sangat sulit untuk berdiri. "Kau bisa berjalan lebih dulu ke atap? Aku akan mengurus ini dengan Alfarl," ujar Demian. "Bisa, Dem. Kau urus saja," jawab One. "Baiklah." One bangkit dari duduknya dan berusaha berjalan menuju atap. Dia melihat Demian, Alfarl dan Bangcox sibuk bertengkar memperbutkan tas hitam itu di ujung ruangan. "Akh!" Jjmxn merasa kepalanya sangat pusing dan nyeri di sekitar hidung dan sudut bibirnya. Jjmxn melihat Bangcox yang sibuk bertengkar dengan Alfarl dan Demian. Jjmxn langsung berlari dan menarik kerah Demian agar Demian memukulnya. Kini Demian memukul ke arahnya bahkan bertubi-tubi dari sebelumnya. Jjmxn hanya berharap bahwa Bangcox bisa mengalahkan Alfarl dan membawa tas itu. Kesadarannya berangsur menghilang dan tiba-tiba, semuanya menjadi gelap gulita. "Dem! Aku mendapatkan tasnya. Mari ke atap!" teriak Alfarl. Bangcox tidak sadarkan diri. Wajahnya dipenuhi darah. Alfarl berhasil mengalahkan Bangcox dan sekarang ia sudah memegang tas hitam itu. "Berikan padaku!" Demian meninggalkan Jjmxn dan berlari ke arah Alfarl, meminta tas itu. "Ada apa denganmu? Mari kita ke atap," ajak Alfarl. "Kita? Aku saja." Demian langsung mengambil tas hitam itu dan menendang Alfarl dengan keras. Di belakang Alfarl adalah kaca gedung tanpa pembatas, yang artinya, siapapun yang terjatuh dan terhempas keluar gedung, akan langsung mendarat di tanah. Bruk! Tubuh Alfarl mendarat tepat di atas sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir di halaman gedung itu. Mobil itu terlihat hancur bagian atasnya karena pendaratan Alfarl yang cukup keras dari lantai sepuluh. Alarm mobil berbunyi keras dan orang-orang yang melihatnya langsung berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Mata Alfarl masih melihat ke lantai atas, di sana Demian tersenyum puas akan kemenangannya. Kaca yang sudah pecah, berhamburan di sisi kanan dan kiri Alfarl. "Penghianat!" batin Alfarl. Seketika semuanya gelap. Alfarl tidak sadarkan diri. Suara-suara yang tadinya ia dengar kini sudah mulai sunyi. Teman yang seharusnya menolongnya, justru membuatnya celaka dan di ambang kematian. Grey tiba di lantai sepuluh dan langsung keluar dari lift, ia melihat Bangcox dan Jjmxn yang sudah tidak sadarkan diri dengan luka lebam pada wajahnya. Di sudut kiri, kaca gedung terlihat bolong dan angin berhembus mengisi gedung itu. Grey melihat ke bawah. Ia melihat pria berbaju hitam yang merupakan rekan pencuri Piper. "s**l!" Grey berdecak kesal. Tas hitam itu berhasil dibawa kabur oleh kedua rekannya. Sekarang hanya tersisakan Bangcox dan Jjmxn yang terkapar tak berdaya di lantai, dan mayat pria di bawah sana.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

KISSES IN THE RAIN

read
58.1K
bc

Way Back Into Love || Indonesia

read
13.1K
bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
77.6K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
53.9K
bc

CEO and His Cinderella

read
56.7K
bc

Aira

read
93.1K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook