PROLOG
Adifa Khanza, gadis miskin berusia 22 tahun yang hanya tinggal bersama kedua orang tuanya.
Hari itu Khanza sedang jogging di sebuah taman, tak sengaja ia melihat gadis kecil dengan rambut terurai panjang yang duduk sendiri, di salah satu tempat duduk yang ada disana. Gadis itu terlihat murung, iseng-iseng dia memberi Permen coklat yang tadi ia beli di warung.
"Haii, nama kamu siapa?" ucapnya sembari duduk di samping gadis itu.
"..." gadis itu hanya menoleh. sepertinya dia tak berniat membalas ucapan dari Khanza.
"Emm, kamu kesini sendirian? Papa mama kamu kemana?" Tak menyerah, Khanza kembali memberikan pertanyaan pada gadis itu.
"..." Sekarang ada kemajuan,jangan kan membalas pertanyaan dari khanza, menoleh saja tidak!
"Haii, kakak nanya loh nama kamu siapa? kamu kesini sendirian?" Tanya Khanza kembali pada gadis itu.
"..." Gadis itu tetap tak menjawab.
"Oke deh, kalau kamu ga mau ngomong sama aku, aku pergi aja. Tapi aku ada permen nih buat kamu." Khanza meraih tangan gadis itu lalu memberikan permen yang tadi ingin dia beri.
Setelah itu Khanza beranjak pergi, baru akan melangkah gadis itu menarik tangan Khanza yang membuat dia menatap bingung ke arah gadis itu.
"Heii kamu kenapa?" Khawatir Khanza karena gadis itu tampak menangis, ia kembali duduk lalu memeluk gadis itu sambil mengusap punggungnya.
"hikss..hiksss Mama dari mana aja, Kiara udah lama nunggu mama, kok mama hikss ga jemput Khanza sih" Isaknya.
"Shuuutttt..." Khanza melepas pelukannya agar dapat melihat wajah gadis itu " Kiara ga boleh nangis sayangg, anak manis ga boleh cengeng. Kakak antar pulang yuk"
"Kiara ga mau pulangg hikss papa jahatt" isaknya lagi
Tak lama, tampak Laki-laki berjalan dengan setengah berlari ke arah mereka.
"Kiara, Astagfirullah papa cariin kamu loh ternyata kamu disini." ucapnya seraya memeluk Kiara "Kiara jangan nangis lagi ya sayang, maafin papa" masih memeluk Kiara.
"Maaf, Kiara kan udah ketemu papanya, jadi saya pamit duluan ya"
"Jangan, tante jangan pergi" tahan Kiara
----------------
Disebuah rumah sederhana
"Khanza, kamu harus menikah sama Alif! biar ada yang jagain kamu. Kecuali kamu punya pacar" Ucap AL ayah Khanza
"Aku ga mau nikah sama dia, emangnya papa tau dia cowo baik atau ngga nya? Ogah banget" Geleng Khanza tegas
"Iya paa, kita kan ga tau gimana sikap Alif sebenarnya. Lagi pula papa seyakin itu kah sama Alif?" setuju sang mama pula
"Pokoknya kamu harus sama dia!" Bentak sang papa tak mau dilawan.
Mama hanya bisa diam dengan mata berkaca-kaca melihat perdebatan anak dan ayah itu.
"Papa mau aku di sakitin sama dia? papa senang aku menderita?"
"Pokoknya papa mau kamu sama dia!, masih untung ada yang mau lamar kamu, kita itu orang miskin! yang mau sama kita itu ga banyak Khanza!. sekali lagi dia itu yang terbaik buat kamu!" tegas Ayah.
"Cih, terbaik apanya. senang bangett ya kalau anaknya menderita?" Decih Khanza.
"Kamu ga usah ngelawan sama orang tua!" bentak ayah
"Gini yah, Khanza sih sebenarnya ga ada niatan mau ngelawan orang tua, tapi kayanya ayah ga pernah ngehargain perasaan Khanza! Khanza juga berhak menentukan kebahagiaan Khanza. Selama ini Khanza sabar loh nurutin apa kemauan Ayah, Khanza Ikhlas kok, tapi kali ini Khanza ga mau nurut sama ayah bahkan khanza bakalan nentang ayah kalau ayah tetap maksain Khanza." Tegas Khanza lalu ia berlalu meninggalkan orang tua nya.
TO BE CONTINUED
GUYSS JANGAN LUPA LIKE!