bc

You'r My Partner

book_age18+
270
IKUTI
1.4K
BACA
mate
arrogant
drama
city
coming of age
like
intro-logo
Uraian

"Jika tau cinta yang tulus saja tak dapat menjamin ku bersama mu, mungkin dari dulu aku akan pergi"

#Bianca

"Jika tau rasanya jatuh cinta sebahagia ini aku pasti akan memilihnya dari dulu"

#Bramastio

"Melihat mu bahagia adalah tanggung jawab ku"

#Daffa

"Aku mencintai mu, tapi aku tidak hanya butuh cinta yang tulus"

#Daniel

chap-preview
Pratinjau gratis
Chap. 1
Bianca Aluna Sanjaya seorang wanita berusia 28 thn, sudah hampir 2 tahun ini dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari kantornya dan memulai usahanya di bidang Bakery karna hoby nya pada bidang kuliner terutama membuat kue, Bianca memutuskan untuk memulai usahanya tersebut tepatnya 2 thn yang lalu. "BAS Bakery & Cafe" Bianca lumayan ramai pelanggan terutama di saat weekend akan lebih ramai pelanggan di bandingkan hari biasa seperti hari ini, banyak pasang kekasih yang memilih cafe nya sebagai tempat menghabiskan malam minggu seperti sekarang. Bianca tersenyum memperhatikan sekeliling cafe nya yang mulai ramai, di liriknya jam yang melingkar ditangan ternyata sudah jam 7 malam. Bianca kembali ke ruangannya dan mengambil tas serta gawainya, dia akan menemui tunangannya yang lebih kurang 1 bulan lagi akan menjadi suaminya. Yah...Bianca sudah punya calon suami bernama Daniel, seorang pengusaha properti yang cukup terkenal. Bianca mengenal Daniel saat masih berstatus sebagai karyawan pada salah satu perusahaan properti yang bekerja sama dengan perusahaan Daniel, waktu itu Bianca yang ditugaskan untuk mengontrol proyek yang mereka kerjakan dan membuat Bianca sering bertemu dengan Daniel yang akhirnya semakin dekat sampailah saat ini mereka memutuskan untuk menikah bulan depan lebih tepatnya hanya tinggal 20 hari lagi. Hari ini Daniel ulang tahun, Bianca berencana untuk memberikan kejutan pada kekasihnya tersebut dengan datang ke apartemennya membawa kue buatannya sendiri. Bianca menatap tersenyum pada kue red velvet dibuatnya yang behias buah strawberry kesukaan Daniel 'kamu pasti suka kue ini' gumam Bianca yang sambil memasukkan kue tersebut ke dalam kota. "Seneng banget neng" Sapa Daffa, Daffa Alexander adalah sahabat dekat Bianca. Daffa termasuk orang yang sering mengunjungi BAS cafe milik Bianca. "Iya dong, gue kan mau ngasi suprise buat calon suami gue" ucap Bianca penuh semangat jelas kali terlihat jika dia sangat bahagia hari ini. "Lo yakin banget kalau dia bakal jadi suami lo" balas  Daffa seperti mengisyaratkan sesuatu. Bianca mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Daffa yang seperti tidak sebahagia dirinya. "Lo ko gitu sih ngomong nya, jahat banget sama gue. Lo gak suka ya liat gue bahagia" ucap Bianca masih dengan tampang cemberut nya. "Gue seneng ko kalau lo bahagia, ntar kalau dia nyakitin lo bilang ke gue ya. Jangan cemberut dong, gue anter ya" pujuk Daffa, Bianca tersenyum kembali dan mengangguk menyetujui nya. Sampai di parkiran gedung tinggi dimana apartemen Daniel, Bianca tak henti - hentinya tersenyum setelah meninggalkan mobil Daffa. Bianca berjalan riang keluar dari lift menuju kamar milik Daniel yang berada di lantai 20 tersebut. Bianca menempelkan kartu akses yang memang di berikan satu oleh Daniel. Bianca membuka perlahan pintu apartemen, Bianca mengernyitkan dahinya heran kenapa lampu menyala dan saat dia melepas sepatu nya bianca melihat ada sepatu wanita di sana. Bianca berusaha menenangkan fikirannya tak ingin merusak momen. Bianca berjalan pelan mencari keberadaan Daniel, sampai di ruang keluarga Bianca sayup - sayup mendengar suara seorang wanita seperti mendesah. Bianca menajamkan pendengarannya dan mengikuti keberadaan suara tersebut sampai di depan pintu kamar Daniel yang tidak tertutup rapat, mata Bianca mulai memanas melihat kemeja Daniel yang tergeletak di lantai depan pintu kamar. Dia ingin sekali mengusir pikiran buruk nya namun kenyataan yang di hadapinya berbeda, Bianca membuka pintu kamar dengan pelan. Mata nya terbelalak melihat celana dan pakaian wanita lengkap dengan dalaman nya yang berserakan di lantai kamar milik Daniel, ada rasa sesak dalam dadanya yang seperti ditikam benda tajam dan lebih menyakitkan lagi Bianca menyaksikan adegan ranjang calon suaminya sendiri dengan wanita lain, tangan nya bergetar hingga menjatuhkan kotak kue yang dipegangnya. Daniel yang mendengar sesuatu terjatuh di lantai, menoleh ke belakang dan menghentikan aksinya pada wanita tersebut. "BIANCA" ucap Daniel dengan wajah terkejut nya, yang masih berada diatas tubuh wanitanya. Sementara sang wanita masih melenguh dan merengek manja saat Daniel berhenti meneruskan aksinya. "Sayang...kenapa berhenti" ucap wanita tersebut manja, Bianca menggelengkan kepalanya seperti tak percaya dengan apa yang dilihat. Air matanya tumpah tanpa permisi, Bianca berbalik dan meninggalkan kamar Daniel. Rasanya dia ingin cepat - cepat pergi dari ruangan terkutuk ini, mata dan hatinya sangat sakit melihat adegan panas tersebut. Sementara Daniel bergegas melepaskan tubuh nya dari rangkulan sang wanita dan berdiri mengambil handuk kimono nya dan bergegas menyusul Bianca yang sudah mendekati pintu. Daniel menarik lengan Bianca hingga Bianca berbalik dan memeluk nya erat, namun di tolak keras oleh Bianca dengan tenaga nya yang tersisa. "Bi...aku bisa jelasin" ucap Daniel dengan wajah panik nya. "Stop!!! jangan sentuh aku, aku jijik!!" Bianca menjauhkan tubuh nya dari Daniel yang ingin memeluknya lagi. "Tadi nya aku akan memberikan kejutan di hari ulang tahun mu, tapi ternyata aku yang malah terkejut" Bianca berucap di sela tangisnya sambil tersenyum getir, Daniel menggelengkan kepalanya memohon agar Bianca mengerti. "Bi..aku mohon dengarkan aku dulu, aku minta maaf. Aku mencintai mu Bi.." ucap Daniel memohon. "Cinta...heh...lucu sekali kamu Niel, apa aku harus percaya bahwa cinta mu masih untuk ku saat kamu sudah meniduri wanita lain" ucap Bianca dengan air mata namun bibirnya menyunggingkan senyum getir. "Bi..." Daniel memegang satu lengan Bianca dengan wajah memohon, namun sudah tak meluluhkan hati Bianca lagi. "Kita putus!!!" ucap Bianca tegas sambil menepis tangan Daniel kasar dan meletakkan kartu akses apartemen pada telapak tangan Daniel, Bianca juga melepas cincin di jari manisnya dan memberikan pada Daniel, kemudian dia berbalik meninggalkan Daniel yang masih tercengang. Bianca berlari sekuatnya sambil menangis meski dia tau Daniel tidak mengejarnya lagi, namun dia ingin segera pergi dari tempat ini membawa sesak d**a nya. Bianca berjongkok lemas di dalam lift yang kebetulan hanya dia penghuninya. Dengan tangan bergetar Bianca mencari nomor Daffa namun gawainya lebih dulu berdering, tertera nama Daffa di sana. Bianca mengatur nafasnya sebelum menekan tombol hijau. "Halo Daf, lo bisa jemput gue??" ucap Bianca yang masih terisak. "Kebetulan gue memang lagi balik ke Apartemen lo, kado lo buat Daniel ketinggalan ni di mobil gue" ucap Daffa yang sudah memarkirkan mobilnya di depan gedung Apartemen Daniel. "Lo dimana?? gue kesana sekarang" "Di parkiran depan" Bianca langsung mematikan ponselnya setelah mendengar jawaban Daffa, sementara menatap heran layar ponsel nya yang sudah terputus dengan Bianca. Begitu lift terbuka Bianca langsung berlari keluar gedung megah tersebut dengan air mata yang berurai, dia sudah tak peduli lagi dengan tatapan aneh orang yang berada di loby yang dia pikirkan saat ini dia harus segera pergi dari tempat ini. Daffa bersandar pada sisi mobilnya sambil menunggu Bianca, dia melambaikan satu tangannya ketika Bianca melihat nya, namun Daffa merasa seperti ada yang tak beres pada sahabat nya ini yang berlari tergesa ke arah nya. Daffa menyimpan gawainya di saku begitu melihat Bianca yang berlari ke arah nya, Daffa langsung membukakan kursi depan untuk Bianca dan langsung mengitari mobilnya untuk duduk di bangku kemudi. "Bawa gue pergi dari sini Daf" ucap Bianca dengan suara yang masih bergetar, Daffa hanya menurut tak ingin bertanya apapun pada Bianca meski sebenarnya dia sangat ingin tau apa yang terjadi pada Bianca. Daffa memarkirkan mobilnya di pinggir taman kota, dia menarik nafasnya dalam ingin sekali bertanya pada Bianca yang menangis sejak awal masuk mobil sampai sekarang pun Bianca masih menangis. "Bi...lo kenapa?" akhirnya Daffa memberanikan diri untuk bertanya pada Bianca. "Gue putus sama Daniel" ucap Bianca lirih, sementara Daffa terkejut. Daffa memiringkan posisi duduk nya menghadap ke Bianca. "Lo serius Bi, jangan main - main deh kalian itu bentar lagi udah mau nikah. Kalau ada masalah di omongin baik - baik Bi, jangan pake emosi dulu" ucap Daffa berharap masalah Bianca bukanlah masalah serius hingga harus membatalkan pernikahannya yang tak sampai satu bulan lagi. "Dia selingkuh Daff" ucap Bianca yang masih meneteskan air matanya. "Lo tau dari mana, jangan mudah percaya ucapan orang Bi selidiki dulu baik - baik" Daffa kembali menenangkan Bianca, karna selama yang Daffa tau Daniel tak pernah terlihat macam - macam. "Gue liat dengan mata kepala gue sendiri Daffa, apa masih kurang bukti atau mata gue yang salah liat kalau tadi itu bukan dia" ucap Bianca sedikit berteriak merasa kesal Daffa masih saja membela Daniel. "Mungkin aja itu cuman temannya Bi, lo tanya dulu deh baik - baik sama dia" Bianca menggeleng menatap Daffa yang masih saja mencoba berfikir positif tentang Daniel. "Apa ada teman yang diajak enak - enak Daf, gue mergokin dia Daf dikamarnya sedang bersemangat berada diatas tubuh cewek itu dengan posisi sama - sama polos. Apa itu bisa dibilang teman!" teriak Bianca lagi sambil kembali menangis menutup wajah nya, Daffa terkejut mendengar penjelasan Bianca. Selama ini dia sangat yakin jika Daniel sangat mencintai Bianca seperti Bianca yang selalu mencintai Daniel, tapi apa sekarang? Daniel malah merusak kepercayaannya. Daffa menarik tubuh Bianca kedalam pelukannya di tepuk nya pelan punggung Bianca. "Maafin gue, gue terlalu percaya sama Daniel selama ini. Lo jangan sedih ya, ada gue disini" ucap Daffa menenangkan Bianca. "Gue harus ngomong apa sama orang tua gue Daffa, semua udah disiapin sama Ibu" ucap Bianca di sela isak tangisnya yang masih didalam pelukan Daffa. "Lo jangan pikirin itu dulu, sekarang lo tenangin dulu diri lo ya" Bianca mengangguk kemudian mengurai pelukannya dan menyadarkan punggungnya di jok dan memiringkan wajahnya kearah jendela. Air matanya kembali meleleh mengingat hal yang baru di lihat nya, sungguh dia tak menyangka akan berakhir seperti ini dengan Daniel padahal dia sangat merasa bahagia karna akhirnya sebentar lagi akan menikah dengan kekasih pujaan hatinya, namun itu hanya tinggal rencana saja semuanya sudah usai. Bianca bertanya - tanya dalam hati nya, apa yang membuat Daniel tega melakukan ini pada nya, apakah dia kurang baik, kurang cantik, kurang menarik hingga Daniel dapat berpaling dan kenapa baru sekarang dia mengetahuinya. Disaat hari pernikahannya sudah di tetapkan, kenapa semuanya harus terjadi. Banyak pertanyaan - pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh Bianca saat ini. Hampir 2 jam Bianca menangis sesenggukan di dalam mobil Daffa yang terparkir di pinggir taman, Daffa pun sampai mengantuk menunggu nya. Daffa melirik jam yang melingkar di tangan nya, ternyata sudah jam 10.25 menit Daffa rasa sudah cukup untuk Bianca menenang kan diri nya, dan sekarang dia harus mengistirahatkan tubuh nya. "Kita pulang ya Bi" ucap Daffa, tanpa menunggu jawaban Bianca, dia langsung menghidupkan mesin mobil nya dan menginjak pedal gas nya membelah jalan raya yang masih ramai. "Lo tidur di rumah gue aja ya, nyokap ada dirumah ko ntar lo bisa tidur di kamar tamu" ucap Daffa lagi, sejujurnya dia merasa khawatir jika harus membiarkan Bianca tinggal dirumah nya sendirian disaat seperti ini. Bisa saja nanti Bianca kilaf dan nekat bunuh diri karna patah hati seperti yang ada di drama - drama. Bianca lagi - lagi tak menjawab, tatapan nya masih kosong, sesekali air matanya pun masih mengalir. Daffa menghela nafas melihat sahabat nya tersebut, 'gue akan buat perhitungan sama lo niel, dasar b******k lo' geram Daffa sambil tangan nya memukul - mukul stir mobil untuk melepaskan kekesalannya. Lebih kurang 20 menit, Daffa sudah sampai dirumah nya. diperjalanan tadi Daffa sudah menghubungi ibu nya bahwa Bianca akan menginap, dan hal itu tentu saja disambut baik oleh Merlin Ibu Daffa. Karna wanita berusia 50 thn tersebut sangat menyayangi Bianca seperti anaknya sendiri, bahkan Merlin pernah meminta Daffa untuk melamar Bianca tapi tentu saja Daffa menolak karna dia tau Bianca hanya menganggap nya sebagai sahabat tidak lebih. "Kamu sudah sampai sayang" ucap Merlin menyambut kedatangan Bianca, Bianca hanya tersenyum kecut. Merlin menatap Daffa seolah bertanya apa yang telah terjadi pada Bianca, karna jelas sekali saat ini Bianca tidak baik - baik saja dengan hidung merah dan mata yang masih bengkak karna menangis. "Ibu tolong antarkan Bianca istirahat ke kamar dulu ya" ucap Daffa yang di balas anggukan oleh Merlin. Merlin menuntun Bianca untuk beristirahat di kamar tamu yang sudah dia siapkan saat Daffa menelpon di jalan tadi. "Ini ada baju tidur yang belum di pakai, kamu cuci muka dulu ya sayang trus ganti baju dan istirahatkan tubuh dan fikiran mu" ucap Merlin setelah mendudukkan Bianca di tepi ranjang dan meletakkan sepasang piama yang masih baru. "Oh iya, jika kamu mau sholat mukena nya ada di lemari ya sayang" lanjut Merlin lagi, sambil mengelus rambut Bianca sayang. Bianca menatap merlin dengan berkaca - kaca, lalu menghambur kedalam pelukan Merlin. "Tante...hiks...hiks....aku harus ngomong apa sama orang tua ku hiks...hiks..." tangis Bianca pecah didalam pelukan Merlin, Merlin mengelus punggung Bianca sayang, dia belum tau apa yang terjadi pada Bianca tapi dia mengerti pasti bukan hal yang sepele. "Sabar ya sayang, kamu pasti kuat. Besok kita cari jalan keluar nya ya. Sekarang kamu harus istirahat dulu, kamu keliatan capek banget" ucap Merlin sambil mengurai pelukan nya dan mengusap air mata Bianca. Bianca menganggukkan kepalanya, Merlin benar dia sangat lelah hari ini dan dia butuh istirahat.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My Secret Little Wife

read
102.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
192.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
209.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
14.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.9K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook