(6)

1015 Kata
    Senin pagi yang cerah, langit Tangerang kelihatan indah dengan warna birunya seakan mengiringi kegembiraan siswa-siswi SMK LANTERA untuk pertamakalinya memasuki babak baru perjalanan kehidupan mereka di SMK, kecuali Danila yang saat itu memperlihatkan ekspresi wajahnya terlihat murung seolah tidak ada semangat untuk memasuki babak perjalanan barunya di SMK. Pagi itu mereka sedang menjalani upacara pembukaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), Danila berada di barisan paling kanan bersama teman-teman sekelasnya sembari memakai pakaian putih-biru khas SMP dan atribut papan nama berwana coklat bertuliskan namanya dan jurusannya. Aku bersama siswa-siswi baru lainnya dengan khusyuk mendengarkan arahan dari inspektur upacara sembari sesekali mereka mengusap keringat dengan tangan karena terik panas matahari yang menyengat. Dua jam berlalu upacara pembukaan masa pengenalan lingkungan sekolah berlalu, seluruh siswa dipersilahkan masuk ke ruang kelasnya masing-masing, ohya aku masuk kelas X Farmasi klinis dan komunitas 3. Di masa pengenalan lingkungan sekolah ini aku kembali bertemu dan berkenalan dengan seorang teman yang sangat pintar dan cerdas dia mahir dalam segala bidang, namanya adalah Ghea, dia suka Kpop, suka anime dan gamers pula seperti diriku. Dia punya tubuh yang proporsional dan pemikiran sederhana namun keren bagiku, Ghea selalu membimbingku dan mengajarkanku banyak hal yang belum pernah aku pelajari sebelumnya. Seperti dia mengajariku tentang huruf yunani, antariksa, pepatah orang dahulu, bintang-bintang dan fakta unik lainya. Dia pun sering memberi tahuku tentang berbagai pengalamannya yang sangat menabjukan, dia mampu menghapal mencerna dan mejelaskan materi yang dijelaskan dengan baik. Dia sangat terlatih dalam banyak hal, mungkin kerena dia terlahir di keluarga yang berpendidikan. Dia mejadi teman sebangkuku waktu itu. Kami pun semasa masa pengenalan lingkungan sekolah mejadi dua orang yang dianggap sudah kenal sejak SMP karena terlihat sangat akrabnya kita berdua, aku senang bisa bertemu dengan Ghea.     Tibalah pada hari ketiga masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tiba, hari ini merupakan hari terakhir siswa-siswi baru SMK LANTERA menjabat status sebagai calon siswa baru, dan di hari itu juga mereka akan diresmikan menjadi siswa-siswi SMK LANTERA.  Langit pagi saat itu sedang sedikit tertutup awan mendung, aku datang tepat waktu di sekolah, kali ini aku memakai seragam olah raga SMP sembari tetap memakai nama d**a yang bertuliskan nama dan jurusan mereka, kemudian aku langsung memasuki kelasku, di dalam kelas seperti biasa kakak pembimbing mereka sudah menunggu kami di dalam kelas.     “Bagaimana kabar kalian? masih semangat mengikuti MPLS hari terakhir ini?” Ucap kakak Pembina dengan suara lantang seperti biasanya.     “Semangat kak.” Sahut kami secara bersamaan dengan nada yang masih lemas karena lelah baru sampai sekolah.     “Ayo diulang, kali ini harus lebih semangat lagi, masa calon siswa-siswi SMK LANTERA lemes begini? Gimana kabarnya kalian semua?” Ucap kakak Pembina dengan nada yang jauh lebih kencang dibandingkan sebelumnya untuk memberikan semangat kepada siswa baru.     “Semangat kak.” Jawab seluruh siswa dengan suara lantang yang kompak.     “Nah begitu dong, oke kali ini kita akan mengikuti demo ekstrakulikuler, jadi silahkan siapkan dan bawa alat tulis kalian masing-masing, nanti akan ada dua sesi demo, sesi pertama demo lapangan yang dilakukan oleh ekskul PMR, pramuka, paskibraka, seni tari, taekwondo, dan paduan suara. Sedangkan untuk sesi kedua yang demo kelas dilakukan oleh ekskul rohis, basket, futsal, marawis, dan debat Bahasa inggris. Bisa di fahami? Apakah ada yang di tanyakan?” Ucapan kakak Pembina dengan pelan-pelan dan lancar menjelaskan ke seluruh siswa.     “Tidak ada kak.” Jawab kami serentak.     “Kalau begitu kita langsung ikuti demo ekskul sesi pertama di lapangan, silahkan bawa alat tulis kalian dan ikuti kakak keluar ke lapangan.” Ucap kakak Pembina sembari membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya keluar pintu kelas.     Seluruh siswa dikumpulkan di lapangan sekolah sembari membentuk barisan huruf U, para kakak pembimbing hampir sepuluh menit sibuk merapikan barisan para siswa baru di lapangan, setelah barisan telah rapi dan kondusif acara demo ekstrakulikuler sesi pertama di lapangan dimulai. Ekskul PMR menjadi penampil utama dengan menyuguhkan teatrikal simulasi tanggap bencana, dilanjutkan ekskul pramuka dengan simulasi mendirikan tenda, kemudian paskibraka dengan atraksi baris-berbarisnya, ekskul seni tari dengan menyuguhkan tarian papua, ekskul taekwondo menyuguhkan atraksi simulasi pertandingan dan gerakan kunciannya, dan ekskul paduan suara dengan tampilan kemampuan bernyanyinya dengan menyanyikan lagu nasional, mereka tampil secara bergantian di tengah lapangan, masing-masing ekskul mencoba untuk memberikan suguhan terbaiknya agar mereka mampu memikat hati para siswa-siswi baru untuk bergabung dengan ekskul mereka.     Hampir satu jam lebih tiga puluh menit berjalan demo ekstrakulikuler sesi pertama di lapangan berjalan, aku merasa kurang antusias menyaksikannya, aku cenderung cuek kurang tertarik dengan ekskul yang ada di sesi pertama ini. Hingga sesi pertama demo ekskul selesai, semua siswa masuk ke ruang kelas masing-masing untuk mengikuti sesi kedua demo ekskul, ekskul pertama yang melakukan demo ialah ekskul rohis (Kerohanian Islam) dengan menampilkan cuplikan video yang menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya rohis, program-programnya yang fokus pada agama dan pembinaan karakter remaja, kemudian disusul oleh ekskul basket dan futsal yang sama-sama hanya mengirim perwakilan pengurusnya dan menjelaskan secara lisan di depan siswa, yang terakhir adalah ekskul debat Bahasa inggris mereka menampilkan power point yang berisi visi-misi dan programnya kepada siswa. Sesi kedua demo kelas tidak berlangsung lama hanya dalam waktu satu jam. Selama satu jam tersebut aku adalah anak yang paling serius dan atusias dengan ekskul rohis, karena bagiku belajar Islam merupakan suatu hal yang penting dalam hidup dan aku juga sudah terbiasa dengan pengondisian Islami selama masa SMP.     “Ini yang selama ini aku cari, aku ingin tetap mengondisikan nilai-nilai agama dengan ikut ekskul rohis.” Ujarku sembari menggerakkan pena di tangan kanannya untuk menulis ekskul rohis di formulir pendaftaran ekstrakulikuler.        “Aku tertarik ikut rohis.” Kelakarku.     Sayang saat itu teman baikku Ghea tidak tertarik untuk mengikuti ekskul rohis bersamaku, ia lebih tertarik untuk mengikuti ekskul debat dan Bahasa Inggris, tapi tak mengapa setiap orang punya pilihan dan sudut padang yang berbeda-beda, kita tidak bisa memaksakan dia untuk bisa sejalan dengan kita.     Sudah dua jam tiga puluh menit demo ekskul berjalan, semua ekskul sudah mengenalkan diri mereka satu persatu dan juga seluruh siswa sudah memilih ekskul yang nantinya akan mereka ikuti. Kini seluruh siswa dipersilahkan untuk istirahat dan menjalankan sholat dzuhur dahulu selama empat puluh lima menit, selepas itu mereka semua dikumpulkan di lapangan sekolah untuk mengikuti acara penutupan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) sekaligus peresmian mereka sebagai siswa-siswi baru di SMK LANTERA.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN